3. His Voice...

143 44 15
                                    

"Ahhh, itu Moirer!!! OMG!! Ganteng bangetttt!"

"Wooohhh! Moirer!"

"Wah, dari jauh aja udah kelihatan ganteng. Kayanya kalo gue ada di dekat dia bakal meleleh, deh."

"As hot as fire!"

Beberapa gadis mendadak histeris ketika seorang siswa yang merupakan ketua OSIS dipersilahkan untuk menyampaikan pidato sambutan kepada murid baru kelas 10 dan pidato pembukaan MOS tahun ajaran 2015-2016.

Jadi itu yang namanya Moirer? First impression yang kutangkap dari kejauhan tentang dirinya adalah dia sosok yang karismatik dan berwibawa. Tidak heran kenapa dia bisa terpilih menjadi ketua OSIS.

Aku ingin mengetahui mengapa Anis dan Abshor — dan beberapa orang yang menatapku dengan tatapan hey-wajahmu-familiar-tapi-dimana-aku-pernah-melihatmu? sejak kakiku melangkah di sekolah ini, yang baru kusadari mungkin disebabkan karena wajahku mirip Moirer berpikir bahwa aku mirip dengan Moirer. Akan tetapi, wajahnya tidak terlalu terlihat jelas dari sini. Ditambah lagi sepasang mata cokelat maduku ini minus dan astigmatisma sehingga wajahnya yang kulihat dari sini hanya datar,polos, dan buram — persis wajah slenderman.

"Assamualaikum warohmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi semua. Salam sukses!-" Ujarnya lantang sambil mengepal tangan ke udara.

"Pertama-tama mari kita ucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT..." Lanjutnya.

Suara Moirer merdu dan menenangkan seperti alunan musik karya Mozart dan Beethoven. Membuat siapapun yang mendengarnya seakan terhipnosis lalu rela menghentikan apapun yang dilakukan sebelumnya demi menyimak tiap-tiap kata yang meluncur dari bibirnya.

Bahkan beberapa gadis centil di sekitarku yang bergossip sepanjang waktu upacara berlangusung pun sekonyong-konyong menutup mulut rapat-rapat dan setia diam menunggu setiap kata-kata baru yang akan Moirer sampaikan.

Tak hanya gadis-gadis bahkan entah bagaimana para lelaki pun turut terhipnosis. Mereka yang semulanya sibuk bercakap-cakap satu sama lain mulai dari membicarakan kesan hari pertama masuk SMA, UN tahun kemarin yang menggunakan sistem online, anime-anime terbaru tahun ini, sampai cerita tentang keluh kesah mereka mengejar cinta sang pujaan hati yang tak kunjung mendekat. Semua terhipnosis, tak terkecuali diriku.

Dan... ada sesuatu yang lain yang menghipnosisku selain suaranya yang merdu. Sesuatu yang sulit dijelaskan .

Ketika dari jauh suara itu menggema hingga menyelusup ke dalam telingaku, ada sesuatu yang mengalir dari telinga lalu menjalari seluruh tubuhku. Semacam perasaan yang aneh — bukan aneh dalam konteks buruk, mungkin lebih tepat disebut unik? — yang kemudian menciptakan perasaan berdesir dan... kerinduan. Ya, kerinduan yang mendalam. Seperti jiwaku sudah lama sekali menantikan suara itu dan sekarang mulai membuncah bahagia karena dapat dipertemukan kembali.

Perasaan apa ini? Bagaimana bisa perasaan kerinduan terhadapnya menghinggapi perasaanku? Aku tak mengenalnya, bahkan melihat wajahnya pun belum. Tapi... suaranya seperti telah mengisi sebagian kecil ruang yang sudah lama sekali kosong dalam jiwaku.

Apakah mungkin ini cinta? Cinta... pada... pendengaran pertama? HAHA, yang benar saja! Dimana-mana orang mengalami cinta pada "pandangan pertama" bukan pendengaran pertama. Lagi pula mana mungkin aku jatuh cinta padanya. Sudah banyak pengemis cinta datang padaku dan melakukan beragam upaya untuk mencuri hatiku, tapi tak ada satu pun yang sukses. Jadi, mana mungkin aku bisa jatuh cinta hanya karena mendengar suara seseorang? Sound like impossible.

Perasaan ini sangat menggelitik jiwa dan pikiranku. Seketika diriku dipenuhi rasa penasaran dan ingin segera menemui si empunya suara merdu itu.

------------------------------------------------------
Hey folks! Gimana part 3 nya? Jangan lupa vote dan leave a comment. Happy reading

Heavy RaindropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang