Chapter 12

1.2K 88 7
                                    

AUTHOR POV

"Gia duet sama Ardi dan Rere duet sama Reno." Ucap Elgar tegas.

'Ah Gia kenapa harus sama Ardi sih. Apa boleh buat lagian kalo sama gue, suara gue kan pas pasan.' Batim Elgar.

"Oke ka." Ucap Rere dan Gia bersamaan.

"Yaudah, kita berdua mau ngumumin ke yang lainnya dulu. Kalian langsung baris ke depan." Ucap Elgar.

Gia dan Rere pun langsung keluar untuk baris di depan.

"Oke semua. Cepat baris di depan ruang musik. Kk mau memberi pengumuman." Teriak Elgar.

Semuapun baris di depan. Elgar mulai memulai pengumuman nya.

"Oke. Kita sudahi latihan hari ini. Karna ini masih tanggal 15 september jadi masih banyak waktu untuk kalian latihan. Tgl 17 kumpul lgi disini kita latihan lagi. Paham semua?" Ucap Elgar.

"Paham kaaa." Teriak semua.

"Oke. Kalau gitu kalian semua boleh pulang." Ucap Elgar dan langsung meninggalkan tempat ruang musik.

Semua pun berhamburan pulang, termasuk Rere, Nizar, Gia, dan Elgar. Gia yang langsung pulang karna sudah di jemput oleh mang ujang, Rere yang pulang dengan honda jazz nya, Elgar dan nizar dengan motor sport nya. *sebenernyainigapentingtpigapapala.
GIA POV

"Assalamualaikum." Ucap ku saat masuk Rumah. Ini rumah apa kuburan? Sepi amat.

"Mbok marisa?" Panggil ku. Mbok marisa adalah pembantuku. Keren ya namanya, lebih keren dia malah dripada gue. Umur nya sekitar 50 tahunan, tapi mukanya 30 tahunan bruh.

"Iya non. Wat hapen aya naon?" Ucap Mbok marisa. Ini lah pembantu gaul. Sip.

"Mbok. Tau gak? Semenjak bahasa inggris mba pake tuh bahasa inggris meninggal seketika." Ya lagian pake bahasa inggris tuh yg bener kek.

"Iya non maap. Ada apa ya?" Tanya mbok marisa.

"Ini ibu, ayah, sama ade aku mana?" Tanya ku.

"Oh iya non, mereka lagi ke mall ade non mau beli sepatu." Jawab Mbok Marisa.

Selaluu gitu, perasaan pilih kasih amat. Gue ae beli nike belom kesamlean sekarang, belinya sepatu abal mulu. Huh sabar sabar.

"Oh yaudah deh mbok, aku keatas dulu yaa." Ucap Ku.

"Oiya non, kalau mau makan mbok udah siapin makanan nya di meja makan." Ucap Mbok Marisa.

"Iya mbok makasih." Ucap ku sopan. Ya walaupun dia hanya pembantuku tapi setidaknya dia lebih tua jadi harus sopan kan?

Masuk kamar Galau pun menyerang. Dikasur aku menangis sejadijadinya. Setidaknya menangis dapat melegakan hatiku.

lega. Ya itu lah yang kurasakan saat ini. Walau mata ku sembab, tapi seengaknya gue udh meluapkan kesedihan ini yang sedaritadi gue tahan. Merasa badan gue lengket gue pun mandi.

"Fyuhh, abis nangis , mandi, sipp seger udah. Tapi ni mata gailang ilang sembab nya.bodo amat ah." Ucap ku bicara sendiri.
Aku pun turun kebawah untuk makan. And only food can make my mood back.

Setelah makan aku menjalankan rutinitas ku setiap hari. Ya apalagi selain menulis diary. Aku akan menulis kejadian yang aku alami hari ini, kejadia yang sungguh menyakitkan.

Diary.

Hari ini aku mengalami kejadian yang sungguh menyakitkan.
Bagaimana bisa seorang yang kamu idamidamkan selama ini suka dengan sahabat mu sendiri.

Love In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang