Warning!!!! typo bertebaran dimana-mana
××××××××××××××××××××××××
ALMA POV
Jam sudah menunjukan pukul 12 malam. Dan aku baru sampai rumah. Aku benar-benar tidak suka acara tadi. Bau alkohol sangat menyengat. Dan disana aku hanya bisa makan buah saja.
Lagi pula disana aku tidak mengerti apa saja yang dibicarakan. Aku disana hanya ikut tersenyum dan menjawab pertanyaan seadanya saja. Kapok deh ikut acara begituan. Lain kali aku harus ngeles kayanya.
Aku berjalan ke arah dapur. Meneguk air satu gelas penuh. Lalu aku melangkah masuk ke kamar. Tanpa cuci muka dan ganti baju, aku langsung merebahkan tubuhku ke ranjang empuk di depanku. Dan tak lama aku pun terlelap.
***
Kriiingggg drrttttt drrttt...
"Hhuuuaaaaa...." Suara alarm membangunkanku.Aku membuka mata. Aku mengambil hp ku. Melihat jam. Jam 08:00. Mataku membelalak kaget.
"Mampus gw!! gw telat" Aku bangkit dari tempat tidur. Ngibrit ke kamar mandi.
5 menit kelar. Membuka kulkas. Ngambil susu dan roti. Memakannya. Lasung cabut.
Aku lari sekuat tenaga ke hotel. Aku melirik arlojiku. 08:20 am. Aku mempercepat lariku.
"Huhs... huhs... Akhirnya sampe." 08:45 am. Setelah absen aku melangkah ke loker. Mengambil baju perang. Langsung mengantinya. Ngga butuh waktu lama 5 menit sudah rapih. Aku langsung melangkankan kakiku ke kitchen.
"Good morning, oppa" Sapaku kepada Min ho oppa.
"Good morning, Alma-ya. Kau sudah di tunggu chef Lee di kantornya"
"Aku?"
"ne.."
"thank you , oppa"
Aku melangkah kan kaki keruang chef.
Tok.. tok.. tok..
"Chef Lee" panggilku.
"ya, Alma-ya masuk" teriak Chef Lee dari dalam.
Krreeeeekkkk.... aku membuka pintu.
"Kata Min ho oppa Chef memanggilku" aku masih berdiri di depan pintu.
"Silakan duduk" aku mengagguk. Aku arahkan pandanganku ke bangku. Aku melihat Ji chang wook disana. Aku langsung duduk di bangku hadapan chef.
"Baiklah Alma-ya. Kau sudah berkenalan dengan Chang wook-ah bukan?" Aku menggeleng.
"Not yet, chef"
"Mwo? Bukan kah kemarin kau ikut ke kedai nyonya Hwang?" Tanya Chef Lee heran.
"Ne.. tapi aku belum berkenalan secara langsung" aku menengok ke arah Ji chang wook.
Aku berdiri menghapap Ji chang wook.
"Annyeonghaeseyo, jeneun Alma imnida. " aku membungkuk memberikan hormat.
Ji chang wook juga berdiri. "Annyeonghaeseyo,Chang wook imnida" Ji chang wook juga membungkuk.
Aku dan Ji chang wook kembali duduk.
"Baiklah, jadi Alma-ya mulai hari ini kau sudah bisa mengajarkan masakan western. Tapi untuk ke depannya jadawal belajar akan di sesuaikan dengan jadwal shooting Chang wook"
Aku mengerutkan kening. Bukannya shooting mulai baru bulan depan. Kok dia udah shooting duluan?
"Chang wook akan belajar selama satu bulan. Aku harap kau dapat mengajarkannya dengan baik." Chef Lee tersenyum kepadaku.
"ne, chef. Chef, tapi bagaimana dengan pembelajaranku. Aku masih harus banyak belajar."
"Akh, soal itu. Woo jin akan tetap mengajarkan. Tapi di luar kau mengajar Chang wook" Chef Lee menjelaskan.
"Ne, chef. Arrasso"
"Baiklah. Sekarang kalian boleh keluar. Chang wook-ah aku harap kau dapat belajar dengan baik"
"Saya akan berusaha chef"
Setelah Chang wook berbicara, kami pamit keluar.
Aku menghembuskan nafas panjang.
"Hey, sepertinya kau tidak senang sama sekali akan mengajariku. Kau tahu? Di luar sana banyak wanita yang mengantri untuk bersamaku. Dan kau? Ommo, kau malah tidak bersemangat sama sekali"
Ya tuhan kenapa ada manusia se sombong ini sih?
Aku mendongak menatapnya lalu tersenyum. "Chang wook-ssi dari pada kau hanya berbicara tak jelas seperti itu mari kita mulai pembelajarannya" aku tersenyum seraya berjalan menuju main kitchen.
Chang wook mengikutiku dari belakang.
AUTHOR POV
Chang wook mendengus kesal. Baru kali ini dia begitu di acuh kan oleh wanita setelah dia menjadi aktor terkenal.
Chang wook terus mengikuti Alma sampai Main kitchen.
Setelah sampai. Alma menarik nafas panjang lalu menghembus kan.
"Oke, mari kita mulai pembelajarannya!" Ucap Alma lalu tersenyum.
Dalam pembelajaran pertama Alma menjelaskan dasar-dasarnya. bagian-bagian dari kitchen, Kitchen equitmen, cooking methode, dan potongan sayuran.
Tak terasa 2 jam berlalu.
"Oke, pembelajaran kita selesai. Sudah dua jam. Ada yang ingin ditanyakan?" Tanya Alma pada Chang wook.
Chang wook berfikir sejenak. "akh, tidak bisakah kau memanggil ku oppa. Sepertinya kau lebih muda dariku. Berapa umurmu?"
"24 tahun" jawab Alma singkat.
"Ya benar. Kau lebih muda 4 tahun dariku." Chang wook tersenyum puas.
"Baiklah Chang wook - ssi ada yang mau di tanyakan lagi?" Tanya Alma datar.
"oppa"
"Chang wook-ssi. Ayolah aku sudah lelah" keluh Alma.
"Oppa. No Chang wook-ssi. Right?!" Pinta Chang menunjukan pesonanya.
Dengan malas. Akhirnya Alma mengalah.
"Baiklah, baiklah. Oppa, apa ada yang ingin kau tanyakan lagi?" Tanya Alma dengan muka malas.
"nah begitu baru benar" Chang wook tersenyum penuh kemenangan. "Akh, aku masih tak mengerti dengan cooking methode Pouch. Coba jelaskan kembali."
Alma menarik nafas panjang. " Poch itu cooking methode merebus dengan cuka. Tapi air mendidih hanya 80°c. Dan ini biasanya digunakan untuk memasak telur. Contoh sederhananya seperti. Kau pasti pernah makan ramen dengan telur bukan?" Tanya Alma.
"Ne, memangnya kenapa?" Tanya Chang wook bingung.
"Nah, bentuknya seperti itu. Hanya saja bagian yellow egg tetutup semua oleh white egg. Understand?"
"Akh, ya. Aku mengerti. Ternyata kau pandai juga ya. Penjelasanmu mudah di pahami" Chang wook tersenyum pada gadis di depannya ini dan mengacak-ngacak rambutnya.
"Yyaaaahhh!!! kau memberantakan rambutku!!" Teriak Alma kesal.
Chang wook yang melihat ekspresi Alma malah tertawa lepas.
'Seru juga ternyata menggoda anak ini' Pikir Chang wook isseng.
***
Plung....
Shoot ke lima berhasil masuk ke dalam ring. Alma saat ini mulai tampak frustasi.
Plung...
Shoot lay up Alma tepat sasaran lagi.
"Huhs.... huhs... Ayah" Deru nafas Alma yang sesak karena kelelahan.
"Ayah, kenapa oppa itu sangat menyebalkan?" tanya Alma pada ayahnya. tapi padahal sekarang Alma hanya seorang diri di lapangan basket indor, sport center hotel. "Ayah, dia selalu saja menggodaiku. Waktu belajarnya hanya habis untuk bermain-main. Kalau seperti ini terus bagaimana Alma mau mencari keberadaan Kak Ji? " Keluh Alma lagi."Ayah, ini sudah satu bulan Alma ada di Korea. Tapi, Alma masih tidak bisa menemukan kak Ji."
Tess....
Air mata Alma terjatuh. "Ayah... hiks.. hiks.. hiks.. Alma ingin bertemu kak Ji, ayah hiks.. hiks.. ini sudah 13 tahun lebih kak Ji pergi. Kak Ji I MISS YOU so much"
Badan Alma lemas. Dia jatuh duduk di tengah lapangan. Alma terus menangis memanggil nama ayahnya. Walaupun Alma tau tak ada gunanya terus memanggil Ayahnya. Ayahnya tak akan datang.
Dalam tangis Alma tak sadar dari tadi ia menangis ada orang yang memperhatikannya dari pinggir lapangan.
Chang wook. Hati Chang wook bergetar saat ini. Ia melihat gadis yang selama ini ia godai, yang dia anggap tegar, ceria dan pemarah. Sekarang benar-benar rapuh.
Chang wook melangkah mendekati Alma yang sedang menangis. "Alma-ya Are you oke?"
Alma yang mendengar ada yang bertanya padanya menoleh ke arah suara itu. Chang wook. Bukanya menjawab Alma malah terus menagis. Melihat Alma menagis semakin kencang, Chang wook mendekatkan dirinya. Memeluk Alma.
"Alma-ya, what happen? tell me,please!" tanya Chang wook panik.
***
"Alma-ya, kau minum ini dulu" Chang wook memberikan satu botol air mineral kepada Alma.
Alma hanya diam. Dia tak bergeming. Alma menatap kebawah dengan tatapan kosong. Alma binggun. Takut. Sedih. Alma ingin bertemu Kakaknya yang ia sukai secara diam-diam itu. Tapi Alma tak tahu bagaimana Alma bisa menemukannya.
"Alma-ya, ada apa sebenarnya? Kenapa kau menangis seperti ini?" Tanya Chang wook lagi. Chang wook duduk di samping Alma.
Alma menoleh ke arah Chang wook. Menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan kembali.
"Wha are you doing in here?" Bukannya menjawab Alma malah bertanya balik.
Chang wook yang mendengar pertanyaan Alma malah menyeritkan kening. Bertanya kepada dirinya sendiri. Ngapain dia disini? Chang wook juga binggung.
"Bukanya kelas memasak sudah selesai? Dan bukanya kau masih ada shooting?" Tanya Alma lagi dengan nada datarnya.
Ya Alma sadar betul kalau dia egois. Dia menyalahkan Chang wook. karena sudah sebulan dia di Korea, tapi masih belum bisa bertemu Ji.
Alma juga tau jika Alma tidak mengajar Chang wook pun, pasti dia tidak bisa menemukan Ji.
"Hmm... entahlah aku juga bingung kenapa aku disini. Melihatmu tadi menangis aku tidak tega" jawab Chang wook seadanya.
"Kau mengasihaniku?" Tanya Alma sinis. Alma tertawa sinis. " Aku tak perlu di kasihani! Sebaiknya kau pergi dari sini!" Perintah Alma melototkan mata.
Melihat Alma seperti itu Chang wook kaget. Dia tak menyangka akan reaksi Alma sampai seperti ini.
"YAAAAHHHH!!!! Kenapa kau malah memarahiku? Aku tak ada salah padamu. Dan terserahku aku mau disini. Ini tempat umum!!" Teriak Chang wook pada Alma. Dia tak terima jadi korban atas emosi Alma.
"KAU... " Alma tak meneruskan ucapanya. Alma berdiri. Berjalan kasar meninggalkan Chang wook.
Chang wook mendengus kesal. Ia tak habis fikir ada Wanita yang sangat menyebalkan seperti Alma.
***