Drtt...drtt..drt...
Hanya suara itu yang terdengar di seberang sana dan tidak ada jawaban sama sekali yang membuat alena sekarang lebih khawatir,karena belum pulang juga sampai sekarang.
Apa dia marah karena tadi-pikir alena.
"Non....non..." teriak bibi.
"Ada apa bi"jawab alena yang bergegas keluar kamar.
"Non tuan gabriel pulang" ucap bibi kembali
"De..de...dengan...ke..adaan seperti ini" bibi menyambungnya lagi.
"Keadaan seperti apa bi?cepat jelaskan"
"Dengan keadaan mabuk dan babak belur" jelas bibi.
Alena yang mendengar gabriel mabuk dan babak belur langsung bergegas keluar secepatnya. Alena menuruni tangga sangat cepat dan kini dia sudah melihat sosok gabriel di depan pintu dengan keadaan mabuk,seragam acak acakan dan dengan keadaan wajah yang penuh dengan warna kebiru biruan disana sini.
"Bodoh" kata pertama yang diucapkan alena saat melihat gabriel.
"Alena menjauhlah dariku" ucap gabriel,saat alena hendak mendekat dan merangkul gabriel.
Namun alena tidak mendengarkan semua perkataan gabriel,dan tetap terus mendekat dan merangkul gabriel dan membawanya ke dalam kamar gabriel. Dengan perlahan lahan alena membantu gabriel menaikki tangga,lalu masuk ke dalam kamar gabriel.
"Bi..bibi.." teriak alena.
"Ada apa non?"
"Bi tolong bawakan sebaskom air hangat" pinta alena.
5 menit kemudian~
"ini non" ucap bibi sambil memberikan sebaskom kecil air hangat.
"Terima kasih bi"
Dengan sangat perlahan alena mulai mengobati kebiru biruan yang ada di wajah gabriel yang babak belur.
"Aww..." ringis gabriel.
"Bodoh" hanya kata itu yang terus alena lontarkan.
"Maaf non,dibawah ada tuan stevan" ucap bibi.
Kak stevan,bagaimana ini gabriel dalam keadaan seperti ini-pikir alena.
Alena pun keluar dari kamar gabriel,dilihatnya dari atas ada sesosok pria yang sedang duduk diatas sofa menggenakan jas berwarna hitam dengan celana yang warnanya senada. Sudah pasti itu kak stevan,stevan alexander kakak dari gabriel alexander yang merupakan pemilik dari perusahaan alexander,dan merupakan orang terpandang. Bagaimana kalau dia tahu adiknya dalam keadaan mabuk dan wajah yang babak belur,bagaimana reaksinya nanti saat melihat adiknya.
"Ka..kak stevan,ada apa malam malam kesini?" Tanya alena dengan gugup.
"Aku disuruh kesini oleh mama alena,karena mama khawatir dengan keadaab gabriel yang tadi katanya belum pulang"jelas stevan.
"Gab..riel..udah pulang kok kak,sekarang dia udah tidur" stevan hanya mengganguk.
"Bi..bibi tolong keluarkan barang barang dan koper saya di dalam mobil" teriak stevan.
"Kakak buat apa bawa barang barang kakak dan koper?"
"Aku disuruh mama menginap disini alena,ini kan rumahku juga" jawab stevan lalu melenggang pergi begitu saja.
Bagaimana ini kalo kak stevan lihat gabriel-pikir alena.
Kegelapan malam pun berganti dengan sinar di pagi hari ini. Alena kini sudah ada di dapur menyiapkan segelas susu untuk gabriel,hari ini merupakan hari minggu jadi alena bisa bebas untuk apa saja. Setelah selesai mengaduk susu alena langsung pergi ke dalam kamar gabriel.
"Pagi alena"suara itu menghentikkan langkah alena saat ingin menaiki tangga.
"Selamat pagi kak stevan" jawab alena,lalu kembali menaikki tangga tersebut.
Tok..tokk..tok...
Alena mengetuk pintu kamar gabriel,tapi belum ada jawaban juga dari dalam. Apakah mungkin gabriel masih tertidur. Alena mulai memutar knop pintu kamar gabriel yang tidak terkunci,dan benar alena mendapati gabriel masih tertidur dengan pulas di atas tempat tidurnya.
"Ini untukmu,minumlah nanti"ucap alena setengah berbisik berharap ada yang mendengarnya
"Terimakasih" alena pun langsung menengok gabriel kembali.
Tidak lama kemudian alena keluar dari kamar gabriel,alena langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat sebentar. Saat baru saja alena ingin menutup matanya,tiba tiba terdengar suara gaduh dari ruang bawah yang membuat alena dengan cepat membuka matanya kembali dan mendengarkannya dengan jelas.
GABRIEL POV
"Ini untukmu,minumlah nanti"ucap alena setengah berbisik
"Terimakasih"ucapku.
Kulihat dengan keadaan mata yang masih setengah tertutup alena keluar dari kamarku,kulihat lagi di atas meja ada segelas susu untukku dari alena. Seteleh meminum segelas susu dari alena aku langsung pergi kedalam kamar mandi untuk mencuci muka,saat aku sedang berkaca aku melihat wajahku yang penuh dengan luka lebam kebiru biruan,dan baru aku sadar semalam aku pulang dengan keadaan mabuk karena kesal mendengar perkataan alena seharian kemarin. Aku pun langsung menyusuri tangga untuk mencari alena bermaksud menjelaskan dan berterima kasih. Tetapi yang kulihat malah ada kak stevan sedang melihatku dengan tatapan yang benar benar marah,karena melihat wajahku yang babak belur.
"GABRIEL...APA YANG KAULAKAN KEMARIN.MENGAPA BANYAK LUKA DIWAJAHMU. APAKAH KAU TIDAK TAHU SEHARIAN MAMA SELALU MENELPON MU,RUMAH,DAN AKU KARENA KHAWATIR DENGANMU.MAMA MEMOHON PADAKU UNTUK KE RUMAH INI MELIHATMU,DAN TERNYATA KAU DALAM KEADAAN SEPERTI INI. APA KAU GILA?MAU JADI APA KAU KEDEPANNYA" bentak stevan dengan keras.
"Tidak perlu khawatir dengankku kak,khawarirkan saja pekerjaanmu" jawabku.
Karena kesal dengan jawaban gabriel,stevan langsung menarik baju yang dikennakan gabriel dan langsung menggepalkan tangannya seolah olah ingin menambahan luka lebam yang ada di wajah gabriel.
"Pukul kak pukul aku" ucap gabriel.
Alena yang mendengar suara kegaduhan dari bawah langsung keluar dari kamarnya lalu turun,dan benar saja alena mendapati kakak beradik tersebut sedang bertengkar.
"GABRIEL...APA YANG KAULAKAN KEMARIN.MENGAPA BANYAK LUKA DIWAJAHMU. APAKAH KAU TIDAK TAHU SEHARIAN MAMA SELALU MENELPON MU,RUMAH,DAN AKU KARENA KHAWATIR DENGANMU.MAMA MEMOHON PADAKU UNTUK KE RUMAH INI MELIHATMU,DAN TERNYATA KAU DALAM KEADAAN SEPERTI INI. APA KAU GILA?MAU JADI APA KAU KEDEPANNYA" bentak stevan dengan keras.
"Tidak perlu khawatir dengankku kak,khawarirkan saja pekerjaanmu" jawab gabriel.
"Pukul kak pukul aku" ucap gabriel.
Kata kata itu yang terdengar di telinga alena saat sedang melihat mereka sedang bertengkar."STOPP!!!!" Teriak alena yang sontak membuat mereka berdua menengok ke arah alena. "Apa yang kalian lakukan?mengapa kalian bertengkar" lanjut alena.
Stevan yang mendengar kata kata alena,langsung melepaskan baju yang ditarik olehnya tadi.
"Kalau bukan karena alena,kau sudah babak belur lagi" ucap stevan lalu pergi.
"Bodoh" ucap alena kepada gabriel.
"Ya memang aku bodoh" jawab gabriel.
"Kalau sudah tau bodoh kenapa masih seperti itu dan tidak berubah" gabriel menghela nafas.
"Apakah orang bodoh sepertiku bisa berubah?"jawab gabriel sambil menatap alena.
"Tidak punya pendirian" ucap alena kembali dengan ketus.
"Memang aku tidak punya pendirian!! Aku tidak sepertimu yang pintar dan punya pendirian alena"
Alena yang mendengar jawaban gabriel hanya bisa tersenyum sinis.