Before reading.
Give me a vote.
Klik Vote sekarang uga!!VOTE!!
VOTE!!
VOTE!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Panas.perih.sakit.berdenyut.
Berani nya Justin!
Tidak ada yang pernah menamparku seperti ini.
Seumur hidupku, baru kali ini aku merasakan di tampar.Aku ingin mengambil pisau dan membunuh Justin.
Tidak, aku tidak mengidap psikopat.Aku tertunduk sambil mengusap pipiku yang baru saja di tampar Justin.
Lalu aku berani menatap nya.
Mataku yang berlinang air menatap mata tajam nya."Berani sekali kau!!! FUCK YOU JUSTIN!!!" Marah bercampur bentakan dari mulutku keluar.
Aku ke kamar mandi.
Melihat ke kaca.
Menatap hancur wajah ku.
Airmata yang warna nya berubah menjadi hitam karna terkena maskara ku. Dan pipiku yang bekas di tampar Justin tadi menjadi merah.Aku menelpon Harry supaya dia menjemputku.
"Hi darling" sapanya.
Aku terisak.
Suara ku mulai serak."Kau sedang sibuk?" Sepertinya Suara ku serak seperti menangis.
"Tidak, kenapa kau Carol? Kau menangis kah?" Tanyanya penasaran.
"Aku tidak apa-apa, jika kau tidak sibuk, bisakah kau menjemput ku di rumah Justin sekarang?"
"Yes, aku menjemput mu sekarang"
"See you soon"
Pip.
Aku menutup telpon ini.
Lalu kembali menatap kaca.
Wajah ku berantakan.
Aku membasuh muka.
Lalu membersihkan make up di wajah ku tanpa menggunakan face tonic.Aku keluar dari kamar mandi dengan perasaan sedikit takut, takut akan Justin menamparku lagi.
Justin sedang duduk di lantai sambil menarik dan mengacak-acak rambutnya. Lalu ia menatapku. Matanya merah.
Pipinya basah.Ia langsung berdiri dan berlari lalu memeluk ku.
Tapi respon ku hanya mematung."I'm sorry Carol, sorry Carol, aku terbawa emosi, aku sangat menyesal telah menampar mu, maafkan aku Carol" maaf Justin tak berarti bagi ku.
Ia menangis sambil memeluk ku.a/n : pen nangis rasanya author ngerasain perasaan itu.
Air mataku menetes.
"Carol, Forgive me. Aku menyesali perbuatan ku. Sorry Carol" ia menyesali perbuatan nya.
Aku ingin memarahinya habis-habisan. Tapi mood dan energi ku tidak cukup.
Aku ingin menamparnya balik, ingin memaki nya, ingin memukul nya.
Pikiran ku kacau gara-gara Justin.Aku tidak ingin tangisan ku pecah di sini.
Aku harus kuat.Kenapa Justin menamparku? Kenapa tidak sekalian dia membunuhku saja? Supaya dia puas.
"Bunuh aku Justin jika tamparan yang tadi masih kurang" ucapku mencoba menahan tangisan ku.
Ia langsung menatapku dengan matanya nya yang merah karna menangis.
"Apa yang kau katakan Carol? Aku tidak akan membunuh mu, aku mencintaimu, menyayangi mu" ia menggenggam tangan ku.
"Kau sudah melanggar janji mu. Dan Tidak seperti ini caranya jika kau mencintai dan menyayangi ku" ucapku.
Lalu melepas genggamnya dan berjalan keluar kamar.
Menjauh dari Justin.Keluar dari rumah ini.
Aku tidak ingin menemui Justin lagi. Aku benci Justin.Justin mengejarku, berkali-kali ia memanggil namaku.
Aku terus berjalan hingga mobil Harry datang di depan rumah Justin.Aku masuk kedalam mobilnya sambil menutupi pipiku yang merah ini.
Masih terasa tangan Justin yang menamparku.
*
Di perjalanan Harry menatapku bingung. Mata ku terlihat habis menangis.
"Aku tadi melihat Justin sekilas saat ia mengejarmu, dia terlihat sedang sedih, kenapa dengan dia?" Tanya nya.
"....." Aku diam.
"Dan matamu merah, habis menangis?" Tanya nya lagi.
"....." Aku diam.
"Kenapa dengan pipi mu? Kenapa kau tutupi?" Tanya nya penasaran. Lalu tangan nya mencoba menarik tangan ku.
Aku cegah tangan nya supaya tidak melihat pipi merah ku ini.
"Aku sedang sakit gigi Harry, makanya aku tutupi sebelah pipiku" bohongku."Ooh, aku kira kau sedang blush atau habis di tampar" ucapnya santai.
Bahkan tebakan nya benar, walau aku berbohong.
Aku mencoba menutupi semua masalah ku.Aku tersenyum.
"Harry" panggil ku sambil menatap nya sedang menyetir.Ia menatap ku balik.
"Hmm?""Mau kah kau mengantarkan ku ke Apple Store?" Pintaku berharap.
"Untuk apa?" Ia menatapku dengan penuh tanya.
"Aku mau beli iPhone baru sama mau beli iWatch" ucapku santai.
"iPhone mu sekarang mana?" Tanya nya.
Aku mengeluarkan iPhone ku dari tasku. Lalu menunjukkan pada Harry.
Aku membuka jendela mobil di samping ku.Lalu membuang nya ke luar.
Dan iPhone itu hancur sudah terlindas mobil orang.a/n : iPhone nya jangan di buang, author nya mau kok di kasih iPhone bekas Carol .
"Ke-kenapa iPhone mu kau buang? Kan sayang Carol" ucapnya Harry terkejut.
"Aku sudah muak, aku ingin membeli iPhone baru lalu mengganti kartu nya supaya Justin tidak bisa menghubungi ku dan melacak ku" ucapku dengan wajah datar saat menyebutkan nama Justin.
"Kartu nya di lepas terus ganti kartu baru kan bisa Carol" ucapnya.
"Tapi Justin bisa melacak ku" ucapku.
Lalu ia hanya ber-oh-ria.
"Aku antar kau ke Apple Store" ucap nya Harry.
Lalu memutar/berbalik arah mobilnya.
Dan menuju ke Apple Store.Oh ya gaess...
W ada bad news..Jadi gini.
W bakal publish part selanjutnya kalo part yang ini udah dapat 50+ Vote sama 30+ Comments.Kenapa w minta segitu banyak nya? Soal nya w lagi males banget ngetik cerita di watty. Dan w berharap w bisa dapet 50+ Vote & 30+ Comments.
Kalo mau dapet part selanjut nya. Lakuin itu yak.
Oh ya. Siders. Jan diem mulu lu. Kalo mo liat part selanjut nya, makanya Vomments.
Don't forget to leave a Comments and give a Vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY.
FanfictionI beg you guys under 18+ for not reading this story. only god know who read under 18+. ENJOYED.