Oliver menghampiriku bersama motornya. Aku tak menyangka ia melakukan balap liar.
" Ternyata kau" Ujarku kepada Oliver setibanya ia didepanku. Ia menyandar di body motornya. " sudah larut malam. Tak baik bagi seorang cewek. Apakah kau tak menyadarinya?" Aku hanya menunduk, aku tahu aku salah. " Ayo, ku antar kamu pulang" Tawarnya kepadaku, aku menanggapinya dengan serius. " Tak biasanya kamu bersikap baik. Atau jangan-jangan kamu ada maksud lain?" Tanyaku sambil tersenyum, karena aku hanya bercanda. Oliver menyentil dahiku Aduh! Gumamku. " Sakit " Aku mengaduh padanya sambil menerengkan kepalaku dan mengelus jidatku.
" Makanya, jangan berpikiran negatif kepada orang yang bermaksud baik." Ia pun berhenti sesaat karena ia lagi menatap ku. " Ayo cepat naik" Tawarnya lagi. " Yah baiklah." Aku naik di belakang motornya dan sambil memeluk pinggulnya walaupun rasa malu ada dalam diriku, karena aku tahu bahwa ia adalah raider, jadi aku tak mau banyak resikonya. Wah takut mati juga nih. Suara hati kecil ku.
Sekarang aku telah tiba didalam apartemenku. Aku merasa lapar lemari es telah ku buka walau hanya tersisa pizza beku dan bugger beku. Aku cepat-cepat memanaskan makanan siap saji itu ke dalam oven. Beberapa menit nya aku pun membawa makanan siap saji itu ke- tetangga sebelahku. Ternyata ia lagi berdiri sambil melamun di koridor. Aku pun menyapanya. " Hei. Apakah kamu lapar? Aku juga lapar. Mau makan sama-sama?". " AH. benarkah?" " Mhmh.." Gumamku sambil mengangguk kan kepala. Kami pun menuju tempat Oliver.
" aku buat air minum dulu. Oh yah kau mau minum apa?" Ia menawarkan selagi aku meletakkan makana yang kubawa tadi keatas meja makan." Aku minum apa saja deh."Sergah ku sambil berbalik menghadapnya , walau kami hanya saling memandang yang dibatasi oleh konter. " Ini minumannya" Ia meletakan dua kaleng pocary sweat di atas meja bersebelahan dengan makanan yang ku bawah. Kami berdua pun menyantap makanan siap saji tersebut.
