Author pov.
"Gak. Gue gak kenal" ucapan edyta membuat dada daffa seperti terhimpit oleh dua batu besar.
"E, woy, edyta! Mau kemana lo?" Ucap athana saat edyta berjalan menjauhi mereka bertiga.
"Ganti soptek. Napa? Mau ikut? Mau nyuciin juga? Hah?" Ucap edyta asal. Karna dia memang tidak sedang haid.
"Dih, najis lo" ucap athana.
"Bacot" ucap edyta sambil naik keatas. Kekamarnya. Karna dia belum siap untuk bertemu daffa.
Edyta pov.
Muhammad Daffa Asakhu Ulhaq.
Nama itu terus berputar putar diotak gue.
"EDYTAAA!!!!" Eh?! Vivi?! Suara vivi.
Masa iya vivi disini. Gak mungkin lah. Rajin amat dia kerumah gue sekarang.
"WOY! UDAH DITERIAKKIN TETEP AJA GAK MUDENG!" Oh, vivi beneran disini toh.
"Ngapain lo kemari?" Ucapku.
"Lah, suka suka gue." Ucapnya.
"Dih."
"Lo harus cerita sama gue"
"Cerita apaan lagi elah"
"Itu dibawah, siapa?"
"Athana, sama azriel"
"Ck, gue juga tau. Yang satunya"
"Makhluk astral"
"Dongo" ucapnya sambil menoyor kepalaku.
Plis deh vi, jangan ketularan dimas.
"Seriusan gue! Itu cowok, siapa? Cakep anjir" ucap vivi.
"Ambil aja. Barang bekas" ucapku asal. Dan lagi lagi, kepalaku jadi sasarannya.
"Lo kok ngomongnya jadi asal. Masih sakit?" Ucapnya.
"Kagak elah"
"Edyta serestha rahardyan, cowok itu, siapa?"
"Monyet ragunan yang nyasar kemari"
"Lo gak capek apa gue toyor mulu? Kalo jawab tuh yang bener"
Ah, dari pada pala gue jadi bagol kek dimas gegara ditoyor mulu, mending kasih tau.
"Daffa" ucapku.
"Siapa lo?" Yah, merembet dah ini.
"Peliharaan"
"Seriusan tolol"
"Temen"
"Gue gak yakin dia temen lo." Ucapnya.
Ya kayaknya gue emang harus cerita sama vivi.
Vivi emang belom tau. Kan dibilang yang tau itu cuma gue, ical, zein, daffa, dan.. nafi.
"Muhammad daffa asakhu ulhaq, dia.. mantan gebetan gue." Ucapku.
"Kok mantan gebetan?"
"Soalnya udah ketikung duluan sama orang yang katanya sahabat gue" lirihku sambil tersenyum miris.
"Siapa?"
"Nafi"
"WHAT?! NAFI?! SAHABAT LO?! BUAHAHAHAHAHA" Lah, malah ketawa.
"Mantan, sahabat."
"Anjir, mau mauan ya lo sahabatan sama makhluk kek gitu. Coba cerita sedetail mungkin"
"Kepo lu"
"Cepetan!"
"Ck. Jadi, dulu, gue sahabatan sama nafi. Gue suka sama daffa sejak kita kelas 6, dan gue tetep satu sekolah sama daffa sampe kelas 3 SMP. Jadi, dia itu first love gue. Gue sering cerita cerita sama nafi, terus dia tuh kayak ngedukung gue banget gitu. Eh tiga bulan, empat bulan kemudian, ada kabar nafi deket sama daffa. Sampe kita SMP kelas dua, kelas dua semester 2, nafi sama daffa jadian. Dan entah kenapa yang awalnya daffa muji muji gue, baik sama gue, dia jadi ngatain gue munafik lah, apalah. Awalnya gue sabar, sampe dia ngatain gue, eumm.. jalang. Dan yaaa gue benci sama dia, sama nafi, sampe sekarang." Jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setan Samping Rumah
Teen FictionKalian percaya sama setan? Percaya gak? Kalau kalian gak percaya, kalian boleh main main kerumah gue.. Karna.. tetangga gue itu.. setan. Bukan, bukan. Ini bukan cerita horor atau sebagainya. Cuman sifat dia, semuanya, kek setan. Contoh : -kelakuanny...