Third : Rain

389 30 0
                                    


"YAYASAN KASIH BUNDA"

Apa ini? Tempat apa? Panti asuhankah??

"Kak Liviaaa !!"

Belum selesai dengan kesibukannya mengumpulkan berbagai pertanyaan. Tiba-tiba saja datang seorang gadis belia yang berlari dari balkon rumahnya sampai kearah mereka.

Gadis kecil itu memeluk Livia yang disambut hangat oleh Livia dengan berjongkok agar memudahkan gadis kecil itu memeluk dirinya. Mereka terlihat sangat akrab, mereka seperti sudah sangat kenal dengan waktu yang cukup lama.

"Kak Livia, itu siapa?" Tanyanya dengan sangat polos

"Itu temen kakak " jawabnya sedikit berbisik ketelinga gadis pembawa boneka taddy bear ini. Livia mengarahkan gadis ini untuk menyambut Dimas juga. Dan dengan senyuman yang mengembang dipipinya, gadis itu menghampiri Dimas.

"Hai kak, aku Nana. Sini deh" ucap gadis kecil itu yang ternyata bernama Nana.

Nana melambaikan tangannya mengarahkan pada Dimas untuk berjongkok agar Nana bisa dengan mudah berkomunikasi dengan Dimas.

Dimas menurut,

"Hai Nana, seneng bisa ketemu kamu" jawab Dimas

Cup!

Sebuah kecupan singkat mendarat dipipi Dimas dengan hangat. Dimas tercengang, tapi Nana malah merasa senang, gadis kecil itu segera berlari untuk melarikan diri dengan masuk kedalam rumahnya sebelum bundanya melihat apa yang baru saja dia lakukan pada tamu barunya.

Dimas melihat kearah Livia, dan Livia malah tertawa cekikikan menyambutnya.

"Ciiee yang dapet fans baru" ledek Livia dan berjalan kearah pondok tua meninggalkan Dimas yang masih terpaku ditempatnya.

Sesampainya didalam, Livia benar-benar disambut dengan baik oleh semua orang yang ada ditempat ini. Anak-anak yang sedang bermain rela meninggalkan aktivitas mereka hanya untuk sekedar menyapa Livia dan memeluknya. Lagi-lagi, mereka terus memeluk Livia. Sedekat inikah Livia dengan anak panti disini ? sampai-sampai Livia lupa ada seseorang yang dia bawa disampingnya.

"Kak Livia kenapa baru dateng lagi? Kami kan kangen sama kakak" ucap salah satu gadis yang sedang berkerumun mengantri untuk memeluk Livia.

Dimas terenyuh mendengarnya, pengakuan seorang anak kecil yang sedang merindukan kakaknya adalah sebuah hal yang lebih dari indah. Argh, ketika melihat mereka Dimas jadi ingin cepat-cepat pulang dan segera bertemu dengan adiknya.

"Maafin kakak yah sayang, kak Livia lagi sibuk. Tapi kak Livia gak pernah ngelupain kalian kok" jawab Livia dengan sorot mata penuh kasih

"Kak Livia kami pengen coklat" cletuk anak bertubuh gemuk sambil menunjukkan cengiran khasnya.

"Iyah kak, aku pengen coklat"

"Iyah kak, aku juga"

"Aku juga kak"

"Kalian tenang aja, kakak bawa coklat kok buat kalian" jawab Livia

Seketika ruangan bergemuruh dengan suara anak-anak yang berteriak kegirangan. Livia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Yaps, coklat dan permen. Livia membagikan coklat itu kepada semua anak yang ada dipanti ini.

Dimas melihat sisi lain dari seorang Livia, Livia yang terlihat glamour dengan semua kemewahan yang dia miliki ternyata mempunyai sifat yang tidak bisa dimiliki oleh perempuan lain pada umumnya. Livia tak sungkan untuk bercengkrama dengan penghuni panti ini tanpa memikirkan bahwa status nya adalah seorang aktris. Bahkan yang paling tidak bisa Dimas duga adalah Livia rela mengisi tas sekolahnya dengan coklat dan permen-permen hanya untuk mereka.

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang