Siang ini matahari tampak terik dengan udara yang panasnya membuat dehidrasi, bagai baju basah yang dikuras, seperti itulah keadaan tubuh di siang ini.
Arin saat itu sedang berbaring di kamarnya sambil memainkan laptopnya.
"Rin, apaan yang lo liatin dari tadi di laptop lo?" tanya Reza yang langsung masuk ke kamar Arin dan duduk di kasurnya.
"Gue cuma buka Instagram aja kok sama dengerin lagu".
Reza pun merebut headset Arin dan memasangnya di telinganya, saat mendengar lagu itu ekspresi Reza seketika berubah.
Maafkan aku setulus hatimu
Kepergian diriku itu bukan keinginanku."Eza, lo ngapa melamun gitu?, baper lo ya sama lagunya".
"Nggak lah".
"Gue tau kalau lagu itu cocok sama perasaan lo ,cinta tak harus memiliki" ucap Arin dengan ekspresi wajahnya yang mengejek Reza.
Reza pun memasangkan kembali headset itu ke Arin secara kasar dengan wajah yang merengut kesal.
"Sakit tau, resek lo Za".
Perlahan Reza berbaring di kasur Arin, ditatap olehnya Langit-langit kamar Arin dengan lamunan yang tak bisa diartikan.
Arin pun menatap Reza dengan senyum gelinya kemudian dilantunkannya lagu yang sedang didengarnya itu.Jangan menangis dengan keadaan ini, jika kamu menagis aku juga ikut menangis.
"Arinnnn" teriak Reza pelan, dengan penekanan kata yang kuat.
"Santai aja kali" ucap Arin
Dengan nada sedikit menyebalkan.Reza kembali melamun, ia perlahan menutup kedua matanya.
Arin pun perlahan melepaskan heatsetnya dan menatap Reza serius.Tanpa sadar, Arin membulatkan matanya karena tiba-tiba saja Reza menitihkan Air matanya saat menutup kedua matanya.
Arin pun berbarin di sebelah Reza dan menatapnya dari dekat. Ia sedikit penasaran dengan sikap aneh Reza.
"Terkadang apa yang kita harapkan, nggak semuanya sesuai dengan keinginan kita Za, cinta itu tak harus memiliki Za".
"Lo sok bijak ah, gue rasa lo juga rasain hal yang sama kan? iya kan?" ucap Reza sembari menyunggingkan senyum miringnya.
Arin pun memanyunkan wajahnya sambil menatap sinis Reza.
Reza kembali menatap langit-langit dengan raut wajah yang kembali memurung.Entah kenapa Arin juga ikut menatap apa yang Reza tatap, perlahan air matanya juga jatuh membasahi pipinya.
*bukan cinta dan kepastian yang saat ini ku butuhkan tapi kehadiran dirimu dan itu sudah lebih berarti, tapi karena hatiku terlalu egois aku tidak lagi bisa menerima kehadiranmu karena aku tau cintamu bukan untukku* batin Arin.
Reza pun menatap Adiknya yang ternyata sudah berlinang air mata bahkan isak tagisnya terdengar jelas oleh Reza.
Reza pun tersenyum lirih, tampak jelas bahwa apa yang dikatakannya itu benar, Arin pasti merasakan apa yang di rasakannya. Cinta memang membawa duka bila kita tak memilikinya. Namun terkadang kita bersikap naif pada diri sendiri sehingga seolah-olah kita menerima keadaan dan berpura-pura tegar padahal jauh di dalam hati, kita rapuh dan masih berharap untuk memiliki.
"Rin, lo itu wanita kuat, jangan difikirkan masalah cinta lo yang nggak jelas itu".
"Aku nggak memikirkannya cuma aku merasa menyesal pernah jatuh ke dalam cinta yang membuat aku harus hancur di ujung jurang kekecewaan terbesar".