ENAM_FALL FOR HER

106 19 0
                                    

“Sayang. Udah sampai rumah. Kok kamu melamun terus?” Sentuhan lembut di tangan Titania menyadarkan nya pada kenyataan bahwa Ganang telah kembali.

“Oh. Aku turun yah. Terima kasih.” Titania hendak membuka pintu mobil namun satu tangan Ganang menahan nya.

“Aku sayang kamu. Ini benar-benar nyata. Aku akan ada di sini. Aku tak akan pergi lagi. Aku akan langsung mengatakan niat baik ku. Aku tak mau menunda semuanya lagi. Aku ingin...”

“Kamu jangan hanya mengatakan nya saja. Bawa orang tua kamu. Baru aku percaya. Apa jaminan nya kalau kamu nggak akan pergi lagi. Jangan mengatakan apa-apa lagi. Aku lelah.”

Titania menghempaskan tangan Ganang kasar dan langsung berlari memasuki rumah nya.

“Tenang sayang. Tak perlu menunggu lama. Akan aku kabulkan semua keinginan mu barusan.” Ucap Ganang senang sembari melihat gadis yang di cintai nya berlalu.

Ganang  tak bisa membayangkan bagaimana sikap orang tua Titania nanti. Ganang hanya berharap semuanya berjalan lancar.

######

“Kamu kok lari-lari gitu?” Tanya Anata bingung melihat reaksi anak nya yang seperti di kejar seseorang.

“Mama kok jadi dejavu. Dulu kalau kamu begini ada Ganang yang memang suka mengerjai kamu. Hahaha.” Telak. Wajah Titania berubah setelah Anata meneyebutkan nama Ganang.

“Kok kamu melamun sih?” Anata menghampiri putri nya yang menatap matanya dengan pandangan kosong.

“Ma. Nia mau ke kamar dulu.” Belum sempat Anata mencari tahu. Putri nya sudah menghilang di balik pintu kamar nya.

“Semoga saja kamu kuat nak. Mama yakin kamu akan bertemu dia lagi.”

#######

Titania masih tak percaya dengan apa yang di lihatnya, apa yang di dengarnya, apa yang di sentuhnya dan apa yang di rasakan nya nya.

Ganang yang tadi memeluknya, menciumnya, membuatnya menangis dan melamarnya. Ada di hadapan nya. Ganang mungkin tak mengira bahwa Titania masih syok dengan melihat nya.

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi. Tanpa pikir panjang Tiitania langsung mengangkat ponsel nya berharap dia bisa mengalihkan pikiran nya.

“Hallo?” Ucap Titania pelan.

“Maafin aku sayang. Mungkin aku masih membuat mu syok tapi aku tak bisa menahan nya lagi. Aku minta maaf. Aku masih menyayangimu. Titania-ku.” Suara serak khas Ganang membuat Titania sadar bahwa apa yang di alaminya bukan mimpi. Rasanya Titania mulai lelah namun lega, sedih namun perih dan segalanya kini menemukan jawaban nya.

“Jangan menangis. Aku sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangimu. Aku akan tak akan membuat mu menunggu lagi. Kali ini izinkan aku berjuang untuk lebih pantas mendapatkanmu Titania-ku.” Air mata Titania meleleh begitu saja mendengar suara Ganang yang tulus dan sarat akan kesedihan.

“Selamat tidur. Besok bangun pagi. Aku tak sabar melihat mu.”

#######

“Titania! Mau sampai kapan kamu tidur. Bangun!” Aku langsung tersadar dan mendapati Ibu ku melihat ku bingung.

“Ma. Memangnya aku belum cerita sama Mama. Aku udah resign. Aku mau jadi dosen aja.” Ucap Titania sembari mengucek kedua matanya.

“Mama tahu. Sekarang Mama mau kamu bangun, mandi, sarapan. Di ruang tamu ada tamu yang khusus nyari kamu.” Titania membelalakan matanya kaget. Kemarin memang bukan mimpi dan sekarang Ganang sudah ada di rumahnya. Titania langsung beranjak ke kamar mandi tanpa mendengarkan penjelasan Anata terlebih dahulu. Tanpa buang waktu Titania langsung membersihkan seluruh tubuh nya dan tak lama kemudian Titania sudah kembali ke depan lemari pakaian nya. Titania mengambil baju berbahan katun warna pink serta memakai rok putih selutut. Titania mengurai rambutnya dan memoles pipinya dengan make up natural serta menambahkan bibir nya dengan lipstik pink merona. Titania langsung turun dan menuju ruang tamu. Titania sangat bersemangat sampai ingin sekali memanggil namanya.
“Ganang!” Panggilan Titania membuat seorang lelaki yang sedang menyeruput teh nya mendongak menatapnya. 

“Kok Ganang? Kamu mimpi yah? Ini aku Thariq.” Kali ini Titania mengerjap-ngerjapkan matanya dan benar saja lelaki tampan di depan nya ini bukan Ganang melainkan Thariq.
“Kamu cantik sekali hari ini.” Sentuhan tangan Thariq meruntuhkan mimpinya semalam. Benar apa yang Thariq katakan. Kemarin Titania bertemu dengan Ganang itu hanya mimpi belaka. Ganang tak menepati janji nya. Ganang tak datang. Ganang memang sudah pergi meninggalkan nya. Mata Titania mulai berkaca-kaca. Thariq yang menyadari kesedihan Titania menyuruh Titania duduk dan menghiburnya. Belum sempat Thariq mengatakan apa maksud kedatangan nya. Ketukan pintu di depan nya membuat keduanya terdiam.

“Biar aku buka pintu nya.” Thariq hendak berdiri namun satu tangan Titania mencegahnya.

“Maaf. Biar aku saja.” Ucap Titania tersenyum lemah.

Saat pintu terbuka. Titania melihat seorang lelaki yang tersenyum manis menatapnya dan menggenggam satu buket mawar merah. Lelaki yang Titania sangka hanya khayalan kini menjadi nyata. Tak tahan dengan semua prasangkanya. Titania malah menangis lega bahwa Ganang benar-benar menepati janjinya.

“Sayang. Kok kamu menangis. Kamu menunggu lama yah. Maafin aku. Tadi aku cari mawar dulu. Kamu kan suka banget mawar merah.” Ucap Ganang pelan. Kali ini Ganang maju mendekati Titania.

“Jangan khawatir. Aku akan datang menjemputmu sayang.” Titania mendengar semuanya. Ganang yang mengusap air matanya. Ganang yang datang menjemputnya. Ganang yang ada untuknya.

“Siapa Titania?” Kali ini Thariq melihat semuanya. Thariq melihat Ganang yang kembali. Thariq tersenyum kecut. Ternyata apa yang di duganya tak salah lagi. Ganang telah kembali.

“Titania! Siapa yang datang?” Kali ini Anata kaget melihat Ganang yang ada di depan pintu bersama putrinya yang masih menangis sedangkan di belakangnya ada Thariq yang menatap keduanya. Anata tak bisa membiarkan semuanya terus seperti ini.
“Sepertinya kalian harus masuk!” Ucapan Anata membuat Titania menoleh kaget mendapati Ibunya menatapnya curiga.

“Tante...saya rasa saya harus per-....”

“Kamu mau mundur sekarang? Tante rasa kamu sudah memasuki nya terlalu dalam. Yakin kamu tak akan menyesal lagi?” Ucapan Anata membuat Thariq terdiam dan memikirkan ada benarnya ucapan Anata. Ini saatnya Thariq benar-benar harus memperjuangkan Titania kembali.

Bukan hanya Thariq yang bertekad penuh ingin mengambil hati Titania melainkan Ganang yang tengah menatapnya yakin kini ada dalam pilihanya. Anata melihat putrinya yang sudah menentukan pilihan hatinya lah yang harus menentukan jawaban nya. Ganang dan Thariq mereka pantas mendapatkan kesempatan.

CRUSH ON HIM #PART2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang