Oh shit! Kok gue mimpi itu lagi. Mimpi macam apa itu, gue suka sama salah satu kakak kelas yang menurut gue ganteng, pinter, perfect lah pokoknya, tapi...
Kenapa gue harus jadi anjingnya?!
Dia pikir gue apaan, gue kan manusia, gue lahir dari lahir nyokap gue, hasil dari.. Ehm.. Nyokap bokap gue. Jadi anjingnya dia? Hih!
Baru kali ini gue seemosi ini perkara mimpi. Argghhhhhhh!
Mungkin gue lupa baca doa sebelum bobo makanya jadi mimpi aneh gitu. Okay, gue harus baca doa bangun tidur biar hari ini gue gak se sial mimpi sialan tadi.
Author pov.
Terlahir disebuah keluarga bahagia tentu membawa hasil positif bagi Lena Scarlet. Dia selalu bersemangat dan optimis dalam menjalani hidup seperti pagi ini, dengan semangat '45 dia berjalan ke kelasnya. Tidak ada orang yang menyapanya sepagi ini.
"Eh kok sepi banget ini koridor, sial jangan-jangan..."
Dengan kecepatan yang mungkin bisa mengalahkan The Flash, si tokoh superhero Marvel itu, dia tiba di kelas dan ternyata sudah ada Pak Soleh yang menulis rumus-rumus mtk di papan tulis.
'Oke, ini kesempatan bagus, si Soleh lagi fokus ke papan, gue bisa ngendap-ngendap masuk nih. Lo emang cerdas Lena' batin Lena
Belum sampai Lena ke bangku tengah, terdengar suara cempreng memanggil namanya.
"Ehehe ada apa pak?"
"Kamu terlambat lagi ya Lena Scarlet?"
"Enggak lah pak 'kan saya habis dipanggil pak kepsek dulu tadi makanya saya telat masuk."
'Hahha alasan gue bagus juga' batin Lena.
"Hahahahahhahahaha"
'Suara siapa tuh ketawain gue awas aja ya nanti' batin lena
Ternyata suara tertawa tertahan itu berasal dari meja pojok belakang, tepatnya di sebelah bangku Lena sendiri.
"Oh, yasudah kamu boleh duduk ke bangku kamu" kata Pak Soleh sambil melanjutkan menulis di papan.
Lena Scarlet pov.
Yaassssss, I'm so fuckin smart.
Gue langsung menghampiri tempat duduk gue yang ada di pojok belakang dan tampak sesosok setan sedang ngakak.
"Oi senang banget lo kayaknya nengok gue susah"
"Lo lucu kampret, boong aja kan lo, anak bego kayak lo gamungkin dipanggil kepsek"
"Emang gue gak dipanggil"
"Hahaha dosa lo boongin orang tua"
"Suka suka gue apa peduli lo" kata gue cuek dan segera mengeluarkan buku tugas mtk yang masih putih bersih padahal udah setengah semester sejak gue beli.
"Leeenaaa kamu gak perhatiin bapak! Udah telat, ngobrol sendiri lagi. Kamu mau bapak masukin buku kuning?"
"I-iya pak saya perhatiin"
Sumpah baru pagi-pagi aja udah sial kayak gini padahal kan gue udah baca doa tadi.
×××
'Duh ini perut kenapa sih, kok rasanya kayak melilit-lilit gitu, sakit banget. Eh jangan-jangan...' batin gue, lansung aja gue cek kalender di hp dan ternyata bener, ini hari pertama gue dapet. Ya Tuhan kenapa engkau sungguh tega kepada hambamu yang cantik ini."Oi Ena, lo gak ngantin?" tanya seorang cowok ganteng yang sering diteriakin namanya sama cewek-cewek, Sean Twain.
"Bangsat siapa yang lo panggil 'Ena'? Lo pikir gue suka ena-ena gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Okay, Thanks
Teen FictionGue populer? BIG laugh for you. Yang populer itu si Sean, sobat gue dari bocah. Entah kenapa gue bisa betah lama-lama sama dia. Emang sih Sean selalu ada buat gue tapi gue gak baper, seharusnya. 'Seharusnya' satu kata yang paling gue benci. 'Seharus...