Aku menyisir rambutku yang masih sedikit agak basah seusai mandi. Aku siap-siap untuk ke cafe.
*Tring....Tring*
"Halo?"
"Kay? Aku sudah di depan ya"
"Depan? Lo jemput gue?"
"Iya, aku anter kamu ke cafe. Ok?"
"Baiklah"
Setelah mendapat telfon dari Steve, aku langsung keluar dari kamarku dan tidak lupa untuk menguncinya. Aku menuruin tangga dan jalan ke arah keluar. Aku melihat mobil Mini Cooper berwarna biru gelap dipadu dengan dua garis putih yang mengiasi mobil itu. Seriuskah? Maksudku, selain Steve mempunyai motor yang sangat keren dan sekarang dia mempunyai mobil juga?. Aku berdiri di depan pintu mobilnya. Dia membuka kacanya.
"Apa lagi yang kamu tunggu?", tanya nya.
"Hm, tidak ada", ucapku ragu-ragu. Aku hanya sedikit bingung.
"Kalau begitu, masuklah. Kamu tidak mau telat kan?"
"Iya", aku segera masuk ke dalam mobilnya.
Di mobil kami sama-sama terdiam. Tumben Steve tidak mengajakku berbicara lebih dulu. Baiklah, aku akan memecahkan keheningan.
"Radionya boleh gue nyalain ga?", tanyaku.
"Ya, boleh", ucapnya.
Aku memencet turn on.
"You start to sense
That slowly you're becoming someone else
And then you find yourself
When you make new friends
In a brand new town
And you start to think
About settlin' downThe things that would have been lost on you
Are now clear as a bell
And you find yourself
That's when you find yourself".Aku menyanyi kecil mengikuti lagu dari radio ini. Tiba-tiba saja Steve meraih tanganku dan menggenggam tanganku dengan erat. Spontan aku menegok ke arahnya. Dia membalas tatapanku dan tersenyum.
"Kamu suka lagu ini?", tanya nya.
"Gak, biasa aja", ucapku. Aku yakin pasti sekarang wajahku merah. Ya, entah mengapa jantungku berdebar tidak wajar saat Steve memegang tanganku seperti ini.
"Apa judul lagu ini?"
"Find yourself"
"Siapa penyanyi nya?"
"Brad...... Brad Paisley"
"Ini lagu baru?"
"Ah, ayolah, genre lagu seperti ini sudah pasti lagu lama Steve. Dengar saja aluran musiknya. Ini lagu lama", ucapku sambil tertawa kecil.
"Benarkah? Oh, aku kurang begitu tau tentang musik", jawabnya sambil tersenyum padaku.
Aku tidak menjawabnya, aku hanya membalas senyumnya.
"Kamu nyaman?"
"Hah? Nyaman? Maksudnya?", tanyaku balik ke Steve.
"Ya, nyaman. Nyaman ga dalam posisi ini?", ucapnya sambil mengangkat tangaku yang ia genggam.
Aku menghela nafasku.
"Untung aja mobil lo ini matic. Coba kalo manual", jawabku sambil tertawa kecil.
"Kalo manual emang kenapa?"
"Yaampun. Serius Steve? Gituan aja pake ditanyain. Ya, pasti gak bisa megang tangan gue kayak sekarang lah. Karna kan lo harus mindah-mindahin gigi mobilnya", ucapku. Gregetan sekali aku sama Steve.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lonely Girl
Teen FictionKesepian adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh semua orang. Tapi seorang gadis yang bernama Kayla Odeya Buton harus hidup didalam kesepian dan penderitaan ditambah ia hidup sebatang kara. Mampu kah Kay melalui semua ini? [Amazing cover by: Rizky...