Chapter 6

26 12 10
                                    

Helena POV

Aku meraih ponselku dan mengotak-atiknya. Aku membuka inbox tapi masih belum ada satu pun pesan baru disana. Juga tak ada satu pun panggilan di handphone ku.

Aku mulai gelisah....Apakah Lucy mengerjakannya sesuai apa yang aku minta???

Kenapa lama sekali.???
Helena POV end

Dert...dert....dert...

Helena tersentak saat handphonenya berdering. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Helena meraih handphone berwarna merahnya rasa tak sabar menguasai dirinya.

Sebuah inbox from 08xxx...
Dear Helena...
Aku tau sebenarnya diam-diam kau juga menyukaiku. Kan?

Helena berhenti, rasanya Helena tak sanggup lagi. Jantungnya seakan mau melonjak keluar.

"Aaaaa.... Helena...!" Helena meneriakkan namanya sendiri. Salah satu trik untuk membuatnya mengimbangi perasaannya kembali.

Setelah merasa cukup tenang, Helena lanjut membaca Inbox tersebut.

Rasa ini sudah kusimpan terlalu lama.
Mungkin ini adalah waktu yang tepat.
Aku akan menelpon mu!

Please, terima telponku princess.

Baru saja Helena selesai membaca pesan dari nomor yang tak dikenal itu, sebuah telpon kembali menggetarkan hatinya.

Kring...kring...kring...kring...kring.

"D-dia menelponku. Apa yang harus ku katakan kalau dia memintaku menjadi pacarnya?" Ujarnya pada diri sendiri.

"H-Halo..." ucap Helena dengan gugup.

"Helena." suara orang disebrang dengan lembut.

"Aku...." belum sempat ia mengutarakan maksudnya tapi tiba-tiba saja Helena memotong pembicaraannya.

"Maaf Rey. Aku tau apa maksudmu tapi,...aku tidak bisa menjadi pacarmu." ucap Helena saat mengetahui orang yang tadi membuat jantungnya hampir copot adalah orang yang salah.

Helena dengan cepat mematikan handphonenya. Sesaat kemudian, diliriknya handphonenya yang disana telah terpampang jelas : 50 panggilan tak terjawab.

"Bisakah kau berhenti menggangguku? Jangan berharap untuk bisa memilikiku." ucap Helena sembari mengetik pada kotak pesan di handphone merahnya.

Helena POV
Aku kira itu kau...

Aku yang tadinya berasa melayang-layang ke surga. Kini jatuh ke tanah yang tandus.
Kini aku tak merasakan tumbuhnya kembang-kembang dihatiku. Semuanya gugur karena racun yang semula berupa pupuk cinta dari orang lain. ....

Micle...kapan kau akan mengerti diriku???

Aku mencintaimu... Harusnya kau juga.

☺☺☺☺☺☺☺
Bagaimana dengan chapter ini?

Sorry yah klau makin ngaco. 🙏

Tetep vote and comment yah!

Salam manis 😘 Author
For all Readers

BILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang