7. Perbedaan...

174 7 0
                                    


Roi

"Yess . aku diterimaa, yeaaay . woohooo"

Roi berteriak kegirangan di sepanjang jalan menuju pulang . Entah mngapa dia sangat bahagia

Roi

Kamu satu-satunya wanita yg unik tapi gk urakan dan gak banyak menuntut, gak seperti wanita-wanita lain yg manja dan banyak menuntut .
Oh Tuhan aku bahagia sekali hari ini . aku janji aku gak akan kecewakan dia bahkan tidak akan aku biarkan air matanya menetes terluka karena aku .

Hari ini hari bahagia bagi Roi dan Rara . mereka terasa berada di atas awan .

Rara

Wow pertama kali aku jadian sama seorang cowo, ya mungkin emang sudah waktunya sih aku merasakan gimana rasanya menjalin hubungan . geli dengernya, tapi ya wajar sih, aku kan juga cewe .

Sejak hari itu entah apa yg ada di otak Rara tiba-tiba dia tersadar akan sesuatu .

"Ya Tuhan, aku sama dia kan beda agama, kita gak mungkin sama-sama, gitu kenapa tadi aku nerima dia . bodohnya aku . nanti kalau dia ikut aku pasti aku dan dia akan dibenci keluarganya, kalau aku ikut dia, aku akan di buang oleh ayahku . Ya Tuhaann . Rara sayang sama Roi, meskipun aku gak tau apa yg buat aku sayang sama dia, yg aku tau dia baik"

Ucap Rara yg mulai bersedih dan galau.

"Tapi gak mungkin juga langsung aku putusin sekarang, nunggu jalan seminggu aja kali ya, mau gimana lagi jalannya emang harus gini"

Hubungan mereka berjalan baik selama seminggu ini, entah Roi terfikir hal itu juga atau tidak, yg pasti Rara sudah menyiapkan beribu kata untuk di ungkap pada Roi tentang perbedaan mereka .
Dimulailah percakapan antar mereka

"Emm . Roi, aku mau bilang sesuatu nih"

"Tunggu-tunggu, kenapa mukamu jadi murung gitu? Kamu mau bilang apa emang? Jangan bilang kamu mau bilang putus, kita gak ada masalah apa-apa loh Ra, kamu mau bilang apa?"

Ucap Roi bertubi-tubi seakan dia takut akan apa yang akan diucapkan Rara akan membuat hancur hidupnya yg sudah berjalan sempurna walau baru seminggu .

"Emmm . aku pikir kita gak bisa sama-sama lagi Roi, kamu sadar gak kalau kita beda agama, gak akan bisa jadi satu"

Air muka Rara menjadi mengharu ingin menangis, matanya mulai basah, dan hampir menetes air matanya

"Ra, aku sudah memikirkan hal itu, aku mau ikut kamu, aku mau kamu ajari aku gimana caranya supaya aku bisa bersama kamu, tekadku sudah bulat Ra, aku yakin aku akan bahagia sama kamu, tolong tuntun aku"
Jawab Roi sambil mengusap air mata Rara .

"Tapi Roi gimana sama keluargamu?"

"Aku laki-laki Ra, aku harus bisa ambil keputusanku sendiri, gak selamanya aku hidup sama orang tuaku, kelak aku akan menjalani hidupku bersama wanita yg aku pilih, yaitu kamu, yg terpenting gimana aku balas kebaikan mereka selama mereka hidup"

Rara

Ya Tuhan apa aku mimpi? Lelaki ini sepertinya bersungguh-sungguh, Tuhan aku semakin yakin sekarang, sekarang aku tau dan merasakan apa itu cinta, cinta itu sebuah keputusan yg disatukan dengan pengorbanan

"Apa kamu serius Roi?"

"Aku serius sayang"

Rara mulai tenang dan sangat lega mendengar jawaban Roi tadi, mereka bepelukan hangat .

Roi

Tekadku sudah bulat, aku ingin bersamamu, hanya kamu Tiara Monica .

Sejak detik itu, mereka menjalani hari dengan sangat bahagia, Rara merasa bahwa dia wanita paling beruntung karena telah bertemu Roi

Keesokan hari disekolah....

"HAIII GUUYYSSS . lagi makan apa nih? Ke kantin gak ajak-ajak sih?" ucap Rara .

"Ciyeee, yg baru jadian jalan seminggu, traktir apa kek, jajan apaan gitu, pelit amat kamu Ra" ucap Tami

"Iya nih, jadian seminggu anteng- anteng aja, traktir dong"
Tambah Catrin

"Haduuuhh . tenaang tenaang... Aku udah nabung uang jajanku buat traktir kalian nanti pulang sekolah di bakso biasanya tuh . gimanaa?"

Tiga sahabatnya saling berpandangan,

"SETUJUU!!" jawab mereka kompak

Siang itu saat pulang sekolah...

"Udah tuh ambil sana kenyangin baksonya, aku terakhiran aja ambilnya"

"SIAAAP BOOOSSS!!" jawab ketiga sahabatnya itu

Sembari makan bakso, Rara mulai bercerita apa yg terjadi kemarin .

"Ehh.. Aku mau cerita nih guys soal kemarin yg lewat telpon itu"

"Nah iya tuh gimana kelanjutannya?"
Sahut Catrin dan Tika

"Iya nih, cerita belum selesai udah dimatiin telponnya" kata Tami

"Ya kan aku harus bagi pulsa juga kali buat telponin kalian satu-satu kan, hemaat beeibh. Hihihih"
Rara terkekeh

"Haduh Raraa, terus-terus gimana lanjutannya? Tanya Tika penasaran

"Iya udah terus ternyata dia bilang dia mau ikut aku, dia mau aku ajarin dia semua tentang agama aku"

"Wah . istimewa tuh cowo, terus Ra?" tanya Catrin

"Ya aku sempet khawatir sama keluarganya yg bakal benci aku kalau dia ikut aku"

"Nah bener tuh, terus dia bilang apa?" sahut Tami

"dia bilang dia laki-laki, bisa ambil keputusannya sendiri buat hidupnya, karena gak selamanya hidup sama ortunya, gitu sih dia bilang"

"Emang kamu mau nikah langsung setelah lulus SMA ini? Tanya Tika

"Ya ampun Tika, ya enggak lahh, kan setidaknnya aku sama dia sudah ada pandangan gimana kedepannya, gitu"

"Iya nih Tika o'on banget kamu" celetuk Catrin

"Ehh..udah-udah malah saling ngatain, cepet abisin tuh baksonya keburu dingin" sela Tami

Ya memang diantara mereka Tami yg terlihat lebih dewasa, selalu menjadi penengah ketika mereka sedang brtengkar bohongan atau betulan .

Makan bakso selesai, mereka segera pulang kerumah masing-masing .

Seperti biasa, masuk rumah, ganti baju rebahan di kasur, cuman yg sekarang bedanya Rara lebih sering bermain handphone tak jarang Ia menunggu telepon atau sms dari kekasih barunya Roi Wijaya, nama itu selalu terngiang dalam pikirannya.

Handphone Rara bergetar, tanda adanya pesan yg masuk.

Roi : selamat sore Tuan Putri, sudah sampai di rumah kah?

Rara : sudah kok, kamu masih di kampus?

Roi : iya sayang, abis gini pulang, aju jemput ke rumah kamu ya, kita jalan bentar, udah kangen sama kamu.

Lama Rara tak membalas pesannya kira-kira 10menit.

"Agak aneh juga sih mau balas bilang sayang, hihihi
Lucu aja, aneh rasanya, baru kali ini mau panggil sayang sama cowo"

Ucap Rara yg masih membiarkan pesan Roi tak terbalas.

Roi : sayang? Kamu ketiduran?
Roi : sayang?

Rara : maaf sayang baru dari kamar mandi, iya aku mandi sama siap-siap dulu ya

Roi : okay sayang

20 menit kemudian mereka bertemu dan pergi ke warung soto tempat Roi biasa makan.

"Kamu nggak malu kan sayang makan disini?"
Tanya Roi

"Enggaklah sayang, aku tuh pemakan segala dan nggak peduli dimanapun. Hahaha"

"Tau deh kamu suka makan, badan kurus tapi makan seabrek. Hihihi"

"Eh biarin. Mweekk"

Haiiiii . ketemu lagi sama akuu, yukk baca terus kelanjutan kisahnya, jangan bosan yaa :D
Salam bahagiaa ^.^

Cinta? Mimpi? Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang