Halloo. Masih ada yang baca cerita ini gak ya? Duh, udah lama banget gak update cerita ini. Vellen dan Wildan apa kabar ya? :(
Maaf ya, udah jarang buka wattpad. Sekarang baru kepikiran buat lanjutin cerita ini. Jadi kayaknya ada beberapa yang mau author perbaiki alias revisi. Sebelumnya juga part ini udah di publish, cuma mau perbaiki ceritanya aja, jadi dirubah sedikit. Semoga masih ada yang mau baca cerita ini ya, maaf digantungin lama-lama:(
Dari part Satu juga ada yang diubah. Gak banyak kok, cuma penyebutan kelasnya aja yang diubah hehe. Dari XII-2 XII-3 jadi XII IPS 2 dan XII IPS 3. Sama kata katanya paling ada yg ditambahin dan dikurangin juga. Pokoknya ada yg dirubah dehh dikit. Author gak mau ngerubah banyak, takut kalian gak mau baca dr awal:( tapi part enam ini bener-bener author ubah alurnya.
Enjoooooooooooyyyy
-----------------------------------------------------------------
Enam : Telat.
***
Vellen membuka matanya perlahan. Rasanya ia malas sekali untuk bangun. Kalau hari ini tidak sekolah, dia tidak ingin membuka matanya. Rasanya ia ingin kembali tidur.
Namun, saat Vellen melihat jam dinding-----
"Yaampuuunnnn!! Ibuuuu, Kak Annaaaaaa. Kenapa gak bangunin Velleenn siiihhhh!!!" Vellen teriak teriak dari dalam kamarnya saat melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.15. Sedangkan sekolah masuk jam 06.30.
Vellen bergegas ke kamar mandi. Mandi secepatnya, lalu mengelap badannya dengan handuk. Dan setelah itu Vellen memakai seragam sekolahnya.
Vellen keluar kamar dan menuruni tangga. Menemui ibunya di ruang makan.
"Vellen jalan dulu" kata Vellen sambil bersalaman dengan ibunya.
"Makan dulu" kata Ibu-nya Vellen.
"Nanti aja di sekolah, Vellen buru-buru".
Setelah itu, Vellen berlari keluar rumah. Karena tidak sempat naik angkutan umum, Vellen memilih untuk lari.
Vellen berlari dari rumah sampai sekolah. Padahal, jarak dari rumahnya sampe ke sekolahnya cukup jauh.
Namun hasilnya nihil. Saat sampai di depan sekolah, gerbang sudah tertutup. Vellen melirik jam tangannya, dan jam tangan Vellen sudah menunjukkan pukul 06.50.
"Ah, sial. Telatt" ucap Vellen.
Vellen bingung. Kalau dia nekat mendekati gerbang sekolah, satpam akan melihatnya dan Vellen pasti akan ketauan terlambat dan akan dihukum.
"Terlambat ya?" Sebuah suara berasal dari belakang tubuh Vellen. Saat Vellen membalikkan badannya, ternyata itu adalah Wildan.
"Lo--- terlambat juga?" Tanya Vellen. Wildan mengangguk sambil menggigit kerupuk yang ada di tangannya.
"Kita sehati banget ya, sampe terlambat aja barengan" kata Wildan.
Bodo amat,, batin Vellen.
Wildan menarik tangan Vellen. Membawa Vellen untuk menjauh dari gerbang sekolah.
"Eh, eh. Lo ngapain narik-narik gue?" Tanya Vellen. Vellen melepaskan tarikan tangan Wildan.
"Lo yakin mau masuk? Kalo masuk lo pasti dihukum. Mending cabut aja" kata Wildan. Vellen terkejut.
"Gila! Gue gak mau cabut" kata Vellen.
Wildan menggigit kerupuknya hingga gigitan terakhir.
"Terus emang lo mau dihukum?" tanya Wildan. Vellen pun mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused [TAHAP REVISI]
Teen FictionJadi gue harus gimana? Ngebuka hati buat cowo kayak dia? Dikira ngebuka hati itu gampang kali ya? Setelah berkali kali tersakiti, terhianati, apa mudah buat gue ngebuka hati gue lagi? Gak semudah itu! Tapi suatu saat nanti juga takdir bakalan menjaw...