Part 05 //

198 28 5
                                    

"Assalamu'alaikum" Rena mengucap salam sembari memencet bel. Sudah 10 menit Rena berada di depan rumah Ashton namun belum ada juga seseorang yang membukakan pintu untuknya.

"Eh Rena, maaf tadi kakak lagi tidur. Jadi engga kedengeran." suara dari Kak Devon menyadarkan Rena dari fokusnya terhadap handphone. Tadinya ia akan mengirim pesan kepada Ashton.

"Iya kak, gapapa. Ashtonnya ada?" tanya Rena dengan sopan.

Rena bisa melihat wajah cemas dan bingung Devon "hmm, Ashton belum bilang sama kamu?" tanya Devon.

"Bilang apa?" bukannya menjawab Rena malah melontarkan pertanyaan kembali.

"Sebentar Kakak ambil kunci mobil dulu," Rena dibuat bingung oleh Devon, mengapa sekarang Devon ingin mengambil kunci mobil. Apa mungkin Ashton sedang berada di dalam mobil yang terkunci.

"Maksudnya gimana sih kak, aku engga paham. Ashton dimana?" tanya Rena saat Devon baru saja menginjak pedal gas mobilnya.

Devon pun menarik nafasnya dalam,"Kemarin kami berantem lagi." jawab Devon.

"Kak Devon sama Ashton? kenapa?" tanya Rena lagi.

"Sama Ayah juga," Rena mengusap wajahnya perlahan. "Karna apa lagi?"

"Kakak juga engga tau pasti kenapa setiap ada Ashton Ayah bawaanya mau marah terus, padahal Ashton engga ngelakuin kesalahan."

"Tapi marahnya Ayah kemarin bikin Ashton jadi engga mau tinggal di rumah lagi," Rena merasa kasihan terhadap Ashton, memang sepeninggalan Bunda hubungan Ashton dan Ayah tidak baik.

"Memangnya Om Bagas bilang apa sama Ashton?"

"Ayah bilang Ashton bukan anak kandung Ayah sama Bunda," setetes air mata mengalir di pipi Devon dengan sigap ia langsung menghapusnya.

Rena tersentak, bagaimana bisa Om Bagas berucap seperti itu. "Kaka juga engga tau benar atau engga ucapan Ayah. Yang pasti Ashton kecewa, bukan cuma Ashton yang kecewa tapi kakak juga."

"Jadi sekarang Ashton tinggal dimana?" Rena bisa merasakan kesedihan yang Devon dan Ashton rasakan. Pilihannya untuk menemui Ashton sepulang sekolah tadi memang tepat. Ashton pasti membutuhkan penyemangat kali ini.

"Di apartment kakak yang dulu." padatnya lalu lintas ibu kota Jakarta pun rasanya membuat Rena lebih menginginkan berjalan kaki saja biar cepat sampai tujan.

Sekitar 45 menit lamanya perjalanan akhirnya Rena dan Devon sampai di apartment yang Ashton tempati untuk sekarang ini.

Sesampainya di lobby Rena dapat melihat Ashton dengan celana jeans dan hoodie-nya. Muka Ashton terlihat lelah, sepertinya ia kurang tidur.

"Ashton.." panggil Rena. Ashton menoleh menatap Rena dengan tatapan tidak percaya dan dilanjutkan dengan tersenyum.

Rena berlari kecil dan langsung memeluk Ashton. Ashton balas memeluk Rena dengan erat.

Tangan Ashton mengusap lembut kepala Rena, "Kesini sama siapa?" tanya Ashton.

"Sama Kak Devon," Rena merenggangkan pelukannya.

Ashton sudah bisa melihat Devon yang kini sedang berjalan ke arahnya."Lo mau kemana?" tanya Devon.

"Cari makan, laper dari kemarin belum makan." ucap Ashton santai, ia tidak ingin menunjukan kesedihannya di depan Rena.

Unexpectedly [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang