Germany love story 20

47 3 0
                                    

Happy reading.

Kringg!! Kring!!

(Namakamu) melenguh kecil seraya membenarkan posisi tidurnya kembali. Matanya terbuka malas, mendengar suara jam weker yang terus-terusan membunyi membuatnya terbangun.

Tangannya merayap meraih jam weker di atas nakas hotelnya.

Tit!

"Engh.. baru jam 06.30?" Ucap (Namakamu) serak seraya mengucek-ngucek matanya.

"ASTAGA?! GUE BELOM BALIKIN CINCINNYA?!!"

(Namakamu) berlari kecil ke kamar mandinya.

15 menit kemudian..

Pintu kamar mandi terbuka, menampakkan (Namakamu) yang kini tengah berjalan ke arah meja rias dan menyisiri rambutnya yang kini mulai setengah panjang.

"Finish!" Ucap (Namakamu) seraya meraih kotak kecil berwarna merah itu.

**

Ting nong.

Tak ada jawaban.

Ting nong.

Tak ada tanda-tanda pintu dibuka.

(Namakamu) mengeram kesal dan memencet tombol itu berkali-kali.

Ting nong!
Ting nong!
Ting nong!

Krek.

"Woi lo-" Iqbaal berhenti berucap ketika melihat (Namakamu) berada didepannya.

"Ekhem.. ngapain lo disini?" Ketus Iqbaal seraya menyenderkan badannya di sisi pintu dengan bersedekap dada.

"Kita kan satu hotel." ucap (Namakamu).

"Err bukan itu. Maksud gue, ngapain ke kamar gue?" Tanya Iqbaal kesal.

"Ohh.. ngapain ya?" Ucap (Namakamu) seraya menggaruk kepalanya.

Iqbaal mengeram panjang.

"Hahaha canda doang kok. Ish jan baper ah!" Ledek (Namakamu) seraya menyelonong masuk ke dalam kamar Iqbaal.

"Ihh kamar lo berantakan banget sih?! Kayak kapal pecah tau gak!" Omel (Namakamu) seraya memunguti sampah-sampah makanan yang bertebaran di mana-mana.

"Kalo gue punya cowo kayak gini, bakal gue.." (Namakamu) menggantungkan ucapannya, melihat Iqbaal kini tengah tengkurap di tempat tidurnya.

(Namakamu) berdecak seraya meloncat ke tempat tidur Iqbaal.

"Bangunn baalee!!" Teriak (Namakamu) seraya mengguncang badan Iqbaal.

"Ish apaan sih? Gausah ganggu bisa ga?!" Bentak Iqbaal kesal.

Wajah (Namakamu) berubah menjadi masam, bibirnya kini mengerucutkan seperti bebek.

"Nih." Ucap (Namakamu) seraya menatap kotak kecil di genggamannya dan melemparnya di dekat wajah Iqbaal.

Iqbaal merasa sesuatu benda kecil mengenai wajahnya.

Iqbaal membuka matanya, menatap kotak kecil berwarna merah berisikan cincin permata, yang jelas-jelas dibuangnya kemaren tepatnya di pantai pada malam yang sangat miris baginya kini di depan matanya.

"Gue pulang ya." Ucap (Namakamu).

Brak.

Iqbaal hanya menatap kosong pintu kamarnya yang telah dilewati (Namakamu).

Iqbaal menggapai ponselnya, jari-jarinya mengetik dengan cepat. Entah siapa yang ingin di telfonnya.

Tit..

"Hallo.."

"......"

"Ini gue Iqbaal."

"......"

"Udah jangan cerewet lo. Dateng aja ke cafe deket hotel Sunshine."

"......"

"Iya bawel lo."

Tit.. tit.

Iqbaal menjatuhkan badannya asal ketempat tidur. Menghembuskan nafasnya dengan kasar, dipejamnya kedua matanya yang terlihat berkantung.

"Mungkin udah saatnya." Desis Iqbaal.

**

2 minggu kemudian.

"Al.. Iqbaal kemana ya? 2 minggu ini udah gak keliatan lagi." Ucap (Namakamu) resah.

"Ehm maybe dia lagi ada tugas kemana mungkin." Ucap Aldi seraya mengendikkan bahunya.

"Masa sih?" Tanya (Namakamu).

"Ya kan kali." Ucap Aldi.

"Beneran lo gatau?" Ucap (Namakamu) seraya menatap Aldi dengan penuh selidik.

Aldi hanya berdehem kecil dengan nafas tercekat.

"Huhh yaudah deh." Ucap (Namakamu) seraya beranjak mengambil tas kecilnya.

"Mau kemana?" Tanya Aldi.

"Mau ke apart Iqbaal." Ucap (Namakamu) seraya membuka pintu apartnya.

"Ehh.. gue anterin. Gue gamau tuan putri gue sakit karna kehujanan." Ucap Aldi seraya menggapai kunci mobilnya dan berlari mengejar (Namakamu) di ambang pintu.

"Okay let's go!" Ucap Aldi seraya mengaitkan jari tangan ke jari-jari tangan (Namakamu).

(Namakamu) yakin jika pipi chubby nya terlihat memanas akibat ulah Aldi yang membuat wanita siapa saja jadi fly to the sky.

Bersambung

Huuuhh... 2 part menuju ending yeayy

Makin hari, nih cerita makin gaje yak?

Makanya mau gue tamatin cepet-cepet. Gue mau bikin cerbung yang baru lagi okeyy..

Ohh ya dont forget to like and comment my love love

Germany love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang