Part 10

78 20 6
                                    

Arsela(Sela) & Natha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsela(Sela) & Natha

.

.

.

JORDAN POV

Aku tidak bisa konsentrasi sekarang

Mungkin arah pandangku tertuju pada papan tulis tetapi pikiran melesat kepada gadis yangsedang duduk ditengah kelas.

Dirinya semakin menjadi-jadi mengusik pikiranku, rasa tak tenang mengitari jiwaku

.

"Dea bentar!" Ujarku kepada Dea berlari menyusul dirinya yang telah meninggalkankelas. Untunglah dia tidak bersama sahabatnya si Sela yang sungguh cerewet.

Dea membalikkan badannya untuk menatap diriku. Aku sedikit tergesa-gesa sambil memegang dada kiriku

"Jo-Jordan?Kenapa?"

Suara lembu titu, suara yang hanya kudengar sudah dapat membuatku merasa tenang

"Bisa iku taku ke atap sebentar?"

"Eh? Oke"

.

.

Sekarang kami telah duduk berdua seperti saat aku pernah membentaknya dahulu. Ah tapi yasudahlah masa lalu untuk apa diingat?

Aku mengambil gitar yang setia besandar di dinding atap sekolah. Aku mulai memainkan lagu, lagu yang menurutku pas untuk menggambarkan suasana hatiku

Aku mulai memainkan lagu Let Her Go milik Passenger, terkadang Dea ikut bernyanyi dengan suara kecilnya sambil memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong

Di sela-sela permainan gitar ini, ia membuka pembicaraan

"Jordan sebenarnya ada apa kau mengajak kesini?" Tanya Dea menunggu jawaban yang pasti dariku

Aku menatap sebentar wajah manisnya, rambutnya sedikit berterbangan diterpa angin dari atas sini. Aku menyelipkan beberapa helai rambut yang berterbangan ke telinganya,rona merah itu sekarang sudah muncul di pipi gembulnya

"Ehm, apa benar kau dan Endro udah jadian?" Tanyaku untuk memastikan hal yang sedari tadi mengganggu pikiranku

Iya menggoyang-goyangkan kakinya sambil menunduk belum menjawab pertanyaanku.

"Iya sudah jadian" Jawabnya dengan suara kecil tapi tentu masih bisa kudengar

"Apa kau memang suka dengan dia?"

Aku memang tidak terlalu yakin dengan perasaan Dea kepada Endro. Setahuku Dea tidak pernah menunjukkan tanda-tanda cintanya pada Endro

"Memangnya kenapa? Cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu" Ujar Dea masih dengan tatapan kosongnya

Dan aku hanya diam mendengar jawaban dinginnya itu

"Dan cinta juga bisa hilang jika hanya satu pihak yang terus berjuang tanpa ada terbalas"

Aku terhenyak mendengar penuturan Dea untuk sekali lagi. Sungguh kesedihan sangat mengental pada kalimatnya itu. Entah kenapa aku merasa bahwa perkataanya ditujukan untuk menyinggungku.

Apa dulu ia menyukaiku?

"Sudah ya aku mau kebawah, bye"

Lagi-lagi ia meninggalkanku sendirian disini. Tapi itu atas kehendaknya sendiri. Aku jadi merasa bersalah, apa benar dulu dia menyukaiku dan aku tidak pernah menyadarinya? Gadis sesabar apapun tidak akan sanggup menunggu sesuatu yang gak pasti.

Aku harus memastikan sebelum semuanya benar-benar terlambat

.

.

"Dea balik bareng mau gak?" Tawarku pada Dea sambil memegang kunci motorku. Aku ingin membicarakan sesuatu padanya.

"Maaf Jo,aku mau kerumah Endro. Belajar bareng" Jawab Dea dengan air muka yang tidak  bisa ditebak

Aku menganggukan kepalaku mendengar jawabannya. Sebelum aku ingin melanjutkan perkataanku tiba-tiba Endro datang

"Dea ayok,jadi kan?"

"Iya"

Senyum Dea berbeda, sepertinya ia tidak terlalu senang dengan adanya Endro. Apa mereka benar-benar menyukai? Aku harap tidak.

Endro melirikku dengan tatapan tajam dan mengejek lalu ia menyuruh Dea untuk keparkiran sekolah lebih dulu  dengan alasan ia ingin mengambil sesuatu yang ketinggalan dikelasnya.


Endro tiba-tiba menyudutkanku hingga badanku bersandar ke dinding koridor kelas. Ia mencengkram kerah bajuku. Lalu ia menatap lekat lekat mataku

"Gausah dekatin Dea lagi! Dia gapunya urusan denganmu! Dan jangan coba-coba mencari tahu hal lain tentangkami!"

Endro melepaskan cengkraman tangannya dari kerah bajuku. Ia berjalan pergi menujuparkiran.

Aku merasakan hal yang tidak baik

Sepertinya Endro ingin melakukan sesuatu terhadap Dea.

.

.

 NORMAL POV

'Halo Ayah. Aku akan melakukannya hari ini'

'Bagus. Pastikan kau melakukannya dengan tuntas! Dan jangan lakukan sampai menyakiti dia, aku tak ingin keluarga kita menjadi incaran polisi'

'Baik ayah'

'Dan ingat, ancam dia jika menolak'

TUUTT TUTT TUUT

Endro melancarkan senyumnya dan kembali melanjutkan langkahnya ke arah parkiran.

"Dea yuk"Ujar Endro sambil menghidupkan motor sportnya

Dea menaiki motor sport merah milik Endro. Tiba-tiba saja Endro menarik tangannya dan melingkarkannya di perut sixpack milk Endro.

Endro terkikik geli melihat rona merah di pipi Dea.

Ia langsung menjalankan motor sport miliknya keluar dari sekolah.

' Siap-siap Dea, kau akan merasakansurga dunia hari ini'

.

.

.

To Be Continued

Vote&Comment yaa

Welcome! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang