Belanja [07]

1.3K 150 6
                                    

"Aahh, aku lapar.." ujar [Your Name]. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.

Dibukanya lemari pendingin. Dan, alhasil ia tak menemukan apapun. Lalu, ia membuka lemari dimana Makoto biasa menyimpan bahan-bahan makanan.

"Kosong?!" Serunya lantang.

[Your Name] menelepon Makoto menggunakan telepon rumah.

Tuuut.. Tuuut..

"Angkatlah.." gumam [Your Name].

"Moshi-Moshi?[1]"

"Aku lapar!" Seru [Your Name] dengan suara yang cukup nyaring. Membuat orang di seberang sana menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Tunggu sebentar lagi. Aku sedang menuju ke rumah."

"Makoto, cepat lho, ya."

"Iya, tenang saja."

[Your Name] mematikan telepon, dan kembali ke kamarnya.

Baru saja melangkahkan kaki..

Ting tong

"Cepatnya!" Seru [Your Name]. Ia segera membuka pintu.

"Makoto, kau cepat juga, ya. Eh?" Raut wajah [Your Name] berubah menjadi raut heran.

Ia berharap menemukan pemuda bersurai coklat, dan manik hijau. Tetapi, yang ditemuinya adalah pemuda bersurai hitam, dengan manik teal atau hijau toska {(A/N): You Know Who( ̄▽ ̄)}.

Si surai hitam menatap [Your Name] sejenak, kemudian berdehem. "Namaku Yamazaki-Ehem, maksudnya, saya mengantarkan paket untuk.." ia melihat sebuah kotak yang dipegangnya. "Tachibana Makoto. Apakah ini alamatnya?" Tanyanya.

"Ya, benar. Ini rumah Makoto." Jawab [Your Name].

"Ah, kalau begitu ini paketnya." Si 'Yamazaki' memberikan paket tersebut kepada [Your Name].

"Tolong tanda tangan disini. Namamu siapa?" Tanya Yamazaki sembari mengeluarkan sebuah kertas; tanda terima.

[Your Name] menuliskan namanya diatas kertas tersebut. "[First Na-]-[Last Name]."

"Ah, baiklah. Semoga harimu menyenangkan!" Seru Yamazaki sebelum menaiki motornya, kemudian berlalu.

[Your Name] hanya menatap si 'Tukang Pos Yamazaki' dengan tatapan heran. "Aneh.." gumamnya kemudian memasuki rumah.

[Your Name] menaruh paket tersebut diatas meja makan agar mudah dinotis oleh si tuan rumah.

[Your Name] melirikan matanya kearah jam dinding. 'Pukul 11..'

Musim gugur masih terus berlanjut. Hanya tinggal 1 setengah bulan lagi menuju musim dingin. [Your Name] sudah merasa rumah ini miliknya.

Kehangatannya, suasananya, segalanya. Membuat gadis itu betah, dan tidak ingin pergi dari sana. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Makoto. Kalau ingin jujur, [Your Name] mulai menyukai pemuda itu.

[Your Name] ingin memulai kehidupan barunya dengan Makoto.

Ting tong

[Your Name] dengan sigap membuka pintu.

"Ah, Makoto." Ucapnya.

"Ayo kita belanja sekarang. Bersiaplah." Makoto berjalan memasuki rumah.

[Your Name] segera mengganti bajunya, sedangkan Makoto menaruh tas, dan barang-barangnya terlebih dahulu.

Bisakah kau menemaniku menjalani kehidupanku yang tanpa ingatan?

Amnesia [Makoto X Reader][Modern AU]Where stories live. Discover now