"Aahh, aku lapar.." ujar [Your Name]. Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju dapur.
Dibukanya lemari pendingin. Dan, alhasil ia tak menemukan apapun. Lalu, ia membuka lemari dimana Makoto biasa menyimpan bahan-bahan makanan.
"Kosong?!" Serunya lantang.
[Your Name] menelepon Makoto menggunakan telepon rumah.
Tuuut.. Tuuut..
"Angkatlah.." gumam [Your Name].
"Moshi-Moshi?[1]"
"Aku lapar!" Seru [Your Name] dengan suara yang cukup nyaring. Membuat orang di seberang sana menjauhkan ponselnya dari telinganya.
"Tunggu sebentar lagi. Aku sedang menuju ke rumah."
"Makoto, cepat lho, ya."
"Iya, tenang saja."
[Your Name] mematikan telepon, dan kembali ke kamarnya.
Baru saja melangkahkan kaki..
Ting tong
"Cepatnya!" Seru [Your Name]. Ia segera membuka pintu.
"Makoto, kau cepat juga, ya. Eh?" Raut wajah [Your Name] berubah menjadi raut heran.
Ia berharap menemukan pemuda bersurai coklat, dan manik hijau. Tetapi, yang ditemuinya adalah pemuda bersurai hitam, dengan manik teal atau hijau toska {(A/N): You Know Who( ̄▽ ̄)}.
Si surai hitam menatap [Your Name] sejenak, kemudian berdehem. "Namaku Yamazaki-Ehem, maksudnya, saya mengantarkan paket untuk.." ia melihat sebuah kotak yang dipegangnya. "Tachibana Makoto. Apakah ini alamatnya?" Tanyanya.
"Ya, benar. Ini rumah Makoto." Jawab [Your Name].
"Ah, kalau begitu ini paketnya." Si 'Yamazaki' memberikan paket tersebut kepada [Your Name].
"Tolong tanda tangan disini. Namamu siapa?" Tanya Yamazaki sembari mengeluarkan sebuah kertas; tanda terima.
[Your Name] menuliskan namanya diatas kertas tersebut. "[First Na-]-[Last Name]."
"Ah, baiklah. Semoga harimu menyenangkan!" Seru Yamazaki sebelum menaiki motornya, kemudian berlalu.
[Your Name] hanya menatap si 'Tukang Pos Yamazaki' dengan tatapan heran. "Aneh.." gumamnya kemudian memasuki rumah.
[Your Name] menaruh paket tersebut diatas meja makan agar mudah dinotis oleh si tuan rumah.
[Your Name] melirikan matanya kearah jam dinding. 'Pukul 11..'
Musim gugur masih terus berlanjut. Hanya tinggal 1 setengah bulan lagi menuju musim dingin. [Your Name] sudah merasa rumah ini miliknya.
Kehangatannya, suasananya, segalanya. Membuat gadis itu betah, dan tidak ingin pergi dari sana. Ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Makoto. Kalau ingin jujur, [Your Name] mulai menyukai pemuda itu.
[Your Name] ingin memulai kehidupan barunya dengan Makoto.
Ting tong
[Your Name] dengan sigap membuka pintu.
"Ah, Makoto." Ucapnya.
"Ayo kita belanja sekarang. Bersiaplah." Makoto berjalan memasuki rumah.
[Your Name] segera mengganti bajunya, sedangkan Makoto menaruh tas, dan barang-barangnya terlebih dahulu.
Bisakah kau menemaniku menjalani kehidupanku yang tanpa ingatan?
YOU ARE READING
Amnesia [Makoto X Reader][Modern AU]
FanfictionApakah T A K D I R itu ada? Atau itu hanya sebuah kata yang bahkan orang-orang tidak tahu apa makna sebenarnya? Entahlah, tetapi kata yang disebut T A K D I R itu telah mengubah hidupku. ♡♡♡ Rate: T Genre: Berubah setiap chapternya ♡♡♡ WARNING! Ty...