괜찮아

132 4 1
                                    

"Hah?"

Aku tu nggak bodoh cuman sedikit lola. Apa sih maksud omongan El? Atau telingaku udah rada-rada budeg? Ah...meolla (entahlah).

"Dri...kok ngelamun? Aku salah ngomong ya?"

"Hah?"

"Dari tadi jawabannya 'hah' terus. Ngerti nggak sih maksud omonganku?"

"Enggak" ucapku polos sambil menggelengkan kepala

"Daripada ambil pusing lebih baik mandi sana.. seminarnya akan segera dimulai"

"Hah?"

"Hhh....dasar LOLA"

.*

"Cari makan yuk El"

Saranku setelah seminar selama 4 jam ini selesai. Acaranya sih seru dan memotivasi banget. Tapi entah kenapa aku jadi lola gara-gara mencerna ucapan El
Apa dia suka aku,apa dia udah inget masa-masa SMPnya, atau jangan-jangan dia udah mulai peka atau mulai menerima sinyal cinta dariku?

"Dri...Driva...denger gak apa yang aku omongin?"

"Hah?"

"Sumpah ya...aku mulai bosan denger jawabanmu yang cuma 'ha' 'ha' dan 'ha' kenapa kau jadi lola super lemot duper lelet sih?"

"Maaf tadi kau ngomong apa ya?"

"Tuh kan? Aku tadi bilang kalau aku setuju cari makan sekitar sini"

"Setuju? Emang aku pernah ngajak makan kau ya?"

"Hadeh Driva...udah deh, aku jadi laper sampai pengen makan orang"

Aku menyilangkan kedua tangan ku di depan dada membentuk huruf 'X'

"Tenang aja.. aku nggak doyan daging manusia tipe kau udah cepet pasti kau udah leper banget"

Ajaknya sambil menggandeng pelan tangan ku. Bukannya senang aku justru merasa aneh dengan sifat El hari ini.

"Setelah ini nggak ada acara lagi?"

Tanyaku pada El. Dia menggeleng pelan dan semakin mempererat genggamannya. Udara hari ini memang lebih dingin dari kemarin waktu kami tiba disini

"Aku paling alergi sama dingin. Jadi aku gandeng tangan kau itu semata-mata karena aku butuh kehangatan jadi jangan kepedean"

"Siapa juga yang kepedean? E... tapi El...kenapa jalannya kayak gini ya? Apa kau yakin kita nggak salah jalan?"

"Udah tenang aja kita nggak bakal tersesat. Otakku itu sudah terisi dengan jutaan peta dunia jadi aku hafal jalan dimanapun termasuk disini"

.*


"Terima kasih makanannya"

Ucapku ramah setelah El membayar makanan laut yang telah habis kami santap. Tempat kami makan bukanlah restoran bintang lima melainkan hanya warung pinggiran yang menyediakan aneka jenis hidangan laut.

"Jam berapa sekarang? Aku nggak bawa arloji dan hp ku sedang aku cas di atas nakas"

"Jam setengah tiga. Apa kau mau pulang dengan jalan yang berlainan? Aku bisa tunjukin tempatnya dan dijamin keren"

OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang