Chapter Twelve - Unpredictable

19 2 0
                                    

Author POV

"Mel, pulang sekolah gue main ya kerumah lu? Pengen nginep ah dirumah lu. Gapapa kan?" Kata Caca saat mereka -Meli dan Caca- sedang makan di kantin

"Boleh banget, Ca. Lu pulang dulu apa langsung, nih?"

"Langsung lah, Mel. Jadi nanti lu pulang bareng gue aja ya? Bete gue dirumah. Nyokap-Bokap lagi pada di Jogja. Males jug--"

"Hai, boleh gabung ga? Bete sendirian soalnya hehe" kata seseorang, yang secara otomatis memotong pembicaraan Caca.

"Sokap?" Kata Caca, tidak senang sepertinya. Mungkin.

"Vina. Temen sebangku nya Meli, kok. Ya gak Mel?" Kata seorang yang bernama Vina itu.

Caca yang mengangkat kedua alisnya, meminta penjelasan kepada Meli. Meli yang memiliki jiwa kepekaan yang bagus terhadap Caca, langsung menjawab dengan anggukan

"Yaudah duduk aja, Vin" kata Meli

Menyadari suasana yang canggung, akhirnya Meli membuka suara. "Tadi gimana, Ca? Lu mau bilang apa tadi?"

"Taulah. Udah lupa gue. Eh, itu ka Reno kan ya?"

Meli dan Vina pun nengok ke arah pandang Caca. Benar saja, ada Reno dan Aji disana. Melihat ada Aji, Meli pun teringat akan sesuatu.

"Geez bentar ya, gue mau ksno bentaran" kata Meli

"Mau ngap--" belum selesai Caca bertanya, Meli sudah beranjak dari kursinya. Ia berjalan menuju meja tempat Aji dan Reno berada.

Reno yang menyadari kehadiran Meli, ia bertanya "Eh, Mel. Apa apa?"

"Eumm, ini kak, mau ngomong sama ka Aji" kata Meli

"Sama gue?" Aji mengerutkan keningnya, sebelum menyipitkan matanya, dan berkata "Ooohh lo yang kemaren hampir gue tabrak kan ya? Yang di mini market itu. Ada apa, Ca? Eh, Mel maksudnya" kata Aji. Entah kenapa, ia selalu terbalik jika menyebut nama Meli. Lebih tepatnya salah.

"Kemaren saya gak sempet bilang terimakasih, kak. Makasih ya kak kemaren udah dianter pulang"

"Yaampun, Mel. Sans aja lah. Gak ngerepotin kok"

"Yaudah kak, saya balik ke sana ya"

Saat Meli ingin berbalik badan, tangan nya dicekal oleh tangan seseorang.

deg.

Reno.

"Tunggu, Mel. Gue juga ada yang mau ditanyain nih, sama lo"

"I-iya kak? Mau tanya apa?"

Reno yang sepertinya bingun ingin memulai dari mana, ia hanya menggaruk kepala nya, lalu berkata " Hmm, gimana yah. Gini, waktu itu lo beli gitar kan ya? Terus gimana? Udah bisa?"

Meli menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya pelan. Ia menjawab "Terakhir aku mengang juga pas beli itu kak, hehe"

"Jadi, perlu gue ajarin gak ni?" Tanya Reno

"Kalo gak ngerepotin kakak si, mau aja hehe" kata Meli. Entah kenapa, ia begitu nyaman jika berada didekat Reno.

"Oke, malam ini gue sama Aji kerumah lo. Yoi gak Ji?"

"Ywoi Ruen. Atuww ajha smha lo" jawab Aji sambil mengunyah bakso nya.

Melihat tingkah konyol Aji, Reno menyentil dahi Aji dan berkata "Telen dulu, bege! Ngomong apa kumur-kumur sih?!"

Meli hanya tertawa melihat 2 orang bersahabat itu.

"Yaudah ka, saya balik dulu yaa" kata Meli, mengingat bahwa ia sadar posisi.

Guitar In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang