part 1

119 15 12
                                    

Sahabat akan selalu ada saat kita butuh kan? Jika sebuah pertanyaan seperti ini muncul apa jawabanmu? Serta apakah perbuatanmu dan jawabanmu sama?

"Penting mana sih, antara sahabat dan pacar? Banyakan waktu sama yang mana? Kalo sahabatmu adalah pacar kamu, bisakah kamu tetap adil dengan sahabat yang lain? Pernah enggak, kalian membeda-bedakan sahabatmu dengan yang lain? Siapa yang mengerti kamu, pacar atau sahabat?"

Kila POV

"nda, kila berangakat naik sepeda aja ke sekolahnya"

Hari ini pertama masuk sekolah setelah sekian lama libur. Excited? Tentu. Kenapa? Karena sekarang aku udah kelas XI dan hari ini adalah pembagian kelas baru. Semoga sekelas deh sama sheen and sia tapi, pengen sekelas sama "dia" tau ah, sekolah dulu aja.

"Kila, itu sepedanya udah siap." Kata bunda dengan senyuman khasnya. Bundanya bagi Killa adalah bunda terhebat, beliau dapat melaksanakan semua pekerjaan seperti pekerjaan ibu rumah tangga sampai menyiapkan segala perabotan rumah.

Ayah Killa sangat sibuk, tapi setiap weekend akhir bulan keluarga kecil itu selalu menyempatkan waktu untuk berlibur sejenak dari segala masalah yang membuat penat.

"makasih bundaaa sayang.." rada gesrek sih kayaknya otakku gara-gara mikirin hari ini.

---di sekolah-

"lahh, gue masuk kelas XI IPA-A2, pengen liatin yang lain tapi masih rame, ya udahlah masuk kelas dulu aja"

gue berjalan menuju kelas XI IPA-A2, entah kenapa lorong sekolah lumayan sepi, mungin murid-murid sedang di kantin atau sibuk melihat pengumuman tadi. tak begitu lama, gue udah sampai di depan pintu kelas yang akan gue tempatin.

Baru satu langkah masuk kelas, gue langsung berhenti oleh terikan seorang perempuan dari dalam kelas.

"Shakilaaa, lo kelas sini juga?"

'what!? Aku sekelas sama Sheen sama sia, wah surga nih buat aku'

"ya ampun Sheen, pelan-pelan napa, nggk usah histeris juga-_-"

Ufairah Afsheen Meysha, sahabatku sejak kelas 7 SMP, kita sekelas mulu.. jodoh kali ya >.< dia sama gue sih sama-sama cerewet, mungkin bedanya dia lebih baperan(?)

"Yahh, maaf maaf Nyonya Anandara Labibah Shakila yang terhormat, eh Kil, temen lo yang dua dari kelas sebelah dulunya, juga kelas sinii loh." kata Sheen yang sedari tadi menarik tanganku ke tempat duduk kosong. Gue duduk tepat di belakang Sheen, katanya dia mau duduk sama Sia.

Nah kan murid kelas ini kagak ganjil tuh, lahh gue duduk sama siapa?

________***________

Maafin Author yak, author masih baru dalam hal beginian, semoga ceritanya banyak yang dukun *aminn* maaf kalo author labil antara "aku" sama "gue". Makasihh bangett buat yg udah baca :"). Vote and comment yakk

choose who? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang