15 tahun kemudian.
Seorang pria yang memakai jas hitam tampak sedang menunggu seseorang di depan gapura makam. Sesekali iris mata hitam nya mengeliling seolah mencari sosok wanita yang ia tunggu.
"PAPA!" Pekik seorang gadis kecil.
Pria itu tersenyum melihat gadis kecil itu, disamping nya ada seorang wanita yang memakai dress berwarna hitam. Gadis kecil itu berlari ke arah nya.
"Hai Alrin, hai sayang" ucap nya sambil mencium gadis kecil itu dan wanita di sebelahnya. Wanita itu tersenyum, mereka bertiga mulai berjalan beriringan.
"Papa, kita mau kemana?" Tanya gadis kecil yang kini sedang memainkan ujung jas milik seorang pria yang berpakaian serba hitam.
"Kita mau ke makam Mama Azura sayang. Alrin mau ketemu sama Mama Azura?" Tanya pria itu. Ia menggandeng seorang gadis kecil yang berumur 9 tahun di tangan kiri nya. Dan di sebelah kanan nya terdapat seorang wanita yang kini mengapit lengan pria itu.
Gadis kecil bernama Alrin itu mengangguk, "mau Pa. Tapi Pa, kan Mama Alrin ada di sini, kenapa harus ke makam?" Tanya nya sambil menunjuk wanita di samping nya.
Wanita itu tersenyum, "Kan yang di makam itu juga Mama Alrin. Alrin punya dua Mama" jawab nya. Gadis kecil bernama Alrin itu hanya mengangguk sambil tersenyum.
Pria yang sedari tadi menggandeng anak kecil itu tersenyum manis pada wanita di sebelahnya, "makasih Diana. Kamu udah mau menghargai Azura, makasih kamu udah biarin anak kita menganggap Azura sebagai ibu nya. Azura pasti akan senang" ucap nya.
Wanita bernama Diana itu tersenyum, "Za, dulu gara-gara aku kamu jadi gabisa ngabisin waktu kamu sama Azura. Mungkin, hanya ini yang bisa aku lakuin buat nebus kesalahan aku sama kamu dan Azura. Kamu selalu cinta Azura kan? Maka, Alrin berhak manggil Azura sebagai Mama, karna dia adalah orang yang kamu cintai selama ini" ucap nya, "karna Azura dan Arza gaakan pernah hilang"
Arza terzenyum, ia mendaratkan bibirnya di kening Diana, "aku bener-bener berterima kasih banget sama kamu Diana. Aku sayang sama kamu. Makasih kamu udah ngertiin aku dan udah mau ngertiin janji aku sama Azura" ucap nya.
Diana hanya tersenyum, lalu mereka bertiga berhenti di sebuah makam bertuliskan nama Azura disana.
"Papa, ini makam Mama?" Tanya Alrin sambil menarik-narik ujung jas Arza.
Arza berjongkok untuk menyamakan tinggi badan nya dengan Alrin, lalu ia mengangguk, "ini makam Mama. Alrin gamau ngucapin apa gitu ke Mama?" Tanya Arza.
Alrin diam, kemudian ia berjalan ke arah papan nisan Azura dan mengecup papan nisan itu, "hai Mama. Ini pertama kali nya Alrin dateng ke makam Mama. Alrin sayang Mama Azura sama kayak Alrin sayang sama Mama. Alrin sayang Mama, Papa dan juga Mama Azura. Alrin sayang kalian semua" ucap nya dengan nada bahagia.
Diana dan Arza hanya tersenyum, "Alrin, sini duduk sama Mama. Kita berdoa dulu yuk buat Mama Azura" titah Diana. Gadis bernama Alrin itu berjalan menghampiri Diana dan duduk di samping wanita itu. Arza juga ikut duduk disana, kemudian ia mengangkat tangan nya untuk mendoakan gadis nya yang kini sudah berada di sisi tuhan.
"Aku harap kamu senang karna aku bawa Alrin kesini. Dan aku juga bawa Diana loh Zur" Arza berbicara seolah-olah saat ini ia tengah mengobrol dengan Azura.
"Ini pertama kali nya aku ke makam kamu ya Zur. Maafin aku yang Zur, atas sikap aku dulu ke kamu" kata Diana sambil menatap nisan Azura.
Alrin tersenyum senang, "Mama Azura!!" pekik nya.
Arza dan Diana sontak menatap Alrin dengan tatapan horor. Gadis kecil itu tengah mengadah seolah ada orang di depan nya. Arza menyadari hal itu, ia mengusap lengan Diana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Arza [REVISI]
Teen FictionIni bukan tentang bagaimana kalian bersahabat, tapi bagaimana rasa itu bisa tumbuh di area persahabatan? Bagaimana bisa cinta hadir begitu saja di hati Azura? Kenapa cintanya diperuntukan pada Arza? Kenapa Azura harus mencintai Sahabat nya?