Like You Do (2)
Soeun memasuki kamarnya dengan berlinang air mata, hatinya sangat sakit mendengar Kimbum membentaknya, dalam hatinya ia sudah tak kuat menghadapi semua. Kenapa harus Kimbum yang berubah, harus sesabar apa dia menghadapinya, sebenarnya apa salahnya hingga Kimbum sangat membencinya sekarang sudah 6 bulan Kimbum mengacuhkannya, sering membentaknya, bahkan tak kadang Kimbum menyakitinya. Dan Soeun bertekad untuik segera menyelesaikan permasalahan dengan Kimbum segera.
"Soeun, kau dimana!" teriak Kimbum, Soeun segera turun dari ranjangnya dan berniat menyambut Kimbum.
"Kimbum, kau mabuk lagi sayang?" ucap Soeun prihatin dengan penuh kasih sayang. Dan semenjak Kimbum berubah, ia sering melihat Kimbum pulang larut dalam keadaan mabuk, Kimbum tidak pernah memberikan waktu untuknya, setelah pulang dari kantor Kimbum akan pergi lagi dan selalu pulang dalam keadaan seperti ini.
"Argh, ini semua gara-gara kau jalang!" bentak Kimbum dengan suara yang amat keras, entah sadar atau tidak Kimbum telah menampar Soeun dan itu menyebabkan Soeun terjatuh kebelakang.
"Aku muak denganmu Soeun, lebih baik kau pergi!" ucap Kimbum dengan emosi yang meluap-luap. Soeun hanya memandang Kimbum dengan linangan air mata, apa sebenarnya salah Soeun hingga Kimbum benar-benar marah dengannya.
"Kimbum, kenapa kau berubah, apa salahku?" tanya Soeun dengan lirih memandang Kimbum.
"Argh, minggir aku mau tidur!" bentak Kimbum sambil berjalan terseok-seok karena ia masih merasa pusing setelah mabuk.
...
...
...
Hari sudah mulai pagi, dibuktikan dengan sinar matahari yang telah memenuhi kamar itu. Soeun mengerjapkan matanya mengimbangi sinar matahari yang masuk kedalam matanya, mengerjap pelan Soeun lantas bangun dan turun dari ranjangnya.
"Ahh, sudah pukul 7." Ucap Soeun sambil menggeliat merenggangkan otot-ototnya. Menoleh kesamping, Soeun mendapati suaminya yang tidur dengan lelapnya, sangat tampan Soeun sangat mengakui bahwa suaminya itu memang sangat tampan, apalagi jika menunjukkan senyum smrik miliknya. Sebelum turun dari ranjangnya, tak lupa Soeun membelai wajah Kimbum perlahan dan mencium sekilan bibir milik suaminya itu. Akhirnya Soeun benar-benar turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.
...
Kimbum berjalan dengan malas menuju dapur, ia telah siap bekerja dengan setelah kemeja dan jas yang sangat pas jika dipakainya, tak lupa jam tangan dan sepatu mahal limited edition miliknya.
"Kimbum, ayo sarapan." Ujar Soeun yang tengah menyiapkan sesuatu diatas meja makan.
"Aku buru-buru, dan aku tidak lapar." Ucap Kimbum tanpa menoleh kearah Soeun dan tetap melangkahkan kakinya.
"Kimbum tunggu kita harus bicara!" seru Soeun dengan suara lantang, Soeun sudah lelah dengan semua ketidak pastian ini, ia ingin menuntut kejelasan ini secepatnya.
Kimbum berhenti melangkah, namun ia tak berbalik menghadap Soeun.
"Kau harus jelaskan semuanya padaku Kimbum!" bentak Soeun
"Aku tidak ada waktu." Ucap Kimbum dengan nada dingin, dan selalu begitu. Dan Kimbum bersiap akan melangkah kembali.
"Jika kau berani pergi, kita akan bercerai Kimbum!" teriak Soeun dengan putus asa.
"Kau jangan kekanak-kanakan Soeun, aku sudah terlambat." Ucap Kimbum kali ini dengan nada jengah, dan langsung pergi meninggalkan apartement itu.
Soeun yang tak kuat lagi menahan rasa sakit hatinya, badannya lemas mendengar Kimbum tak perduli lagi dengannya, akhirnya tubuh Soeun merosot kelantai. Dinginnya lantai sudah tak terasa bagi Soeun, hatinya lebih sakit dari apapun saat ini, ia sudah biasa tidur dilantai karena Kimbum menyuruhnya begitu.
___Like You Do___
Kimbum memasuki ruangan kerjanya dengan malas, ia benar-benar lelah menghadapi semua masalahnya saat ini. Hey, bukankah seharusnya Soeun yang merasa lelah? Pikirannya terganggu dengan perkataan Soeun tadi, Soeun tak pernah mengatakan sesuatu dengan emosi dan amarahnya, apakah ia sudah terlalu menyakiti hati wanitanya? Masihkah ia pantas menyebuit Soeun dengan wanitanya, sedangkan ia sudah terlalu dalam menyakiti Soeun? Ia benar-benar takut, bagaimana jika Soeun suatu hari nanti pergi meninggalkannya.
...
...
...
Masih sama dikantor Kimbum, tepatnya diruangan kerjanya.
Kimbum hanya berdiam menyelami kegundahan hatinya, tak ada pekerjaan yang biasa ia lakukan untuk mengabaikan hatinya. Semua proyek sudah selesai tak ada urusan meeting dengan clien dan sebagainya. Dan siapa yang beranui menyuruh seorang CEO diperusahaan itu.
Seseorang masuk kedalam ruangan kerjanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan Kimbum sangat tahu siapa orang itu.
"Hey, bro~ apa yang kau lakukan?" tanya seorang yang masuk tadi.
"Tch, kau selalu saja begitu menyebalkan, masuk tanpa mengetuk pintu." Ucap Kimbum sambil berdecak sebal melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Ahh, kau sangat tidak mengerti seorang Jung Il Woo." Ucap orang tadi yang bernama Jung Ilwoo.
"Kau kenapa hah? Mukamu sangat jelek jika seperti itu, tch.. kau tidak pernah menyadarinya." Ucap Ilwoo yang bermaksud membuat Kimbum tersenyum, namun usahanya sia-sia karena Kimbum masih terlihat menekuk wajahnya.
"Hyung, dia benar-benar membenciku." Ucap Kimbum lirih, dengan menundukkan kepalanya.
"Bukankah itu semua pilihanmu, aku sudah memperingatkanmu sebelumnya." Ucap Ilwoo dengan nada suara dingin, ia benar-benar tak tahu apa yang sebenarnya ada dikepala sahabatnya itu, bagaimana bisa ia berniat menyakiti hati istrinya sendiri.
"Tapi aku tak pernah menyangka akan seperti ini." Ucap Kimbum dengan nada putus asa.
"Itu semua akibatnya, kau telah memilih, aku tidak bisa membantumu, maaf." Ucap Ilwoo, dengan nada yang sama.
"Dia ingin menceraikanku hyung." Ucap Kimbum sedih.
"Apa?" teriak Ilwoo karena kaget, ia benar-benar tak menyangka Soeun akan menceraikan Kimbum secepat itu. Karena ia benar-benar tahu sebagaimana sabarnya Soeun, membimbing dari keterpurukannya, menjaga Kimbum saat dibagian terbawah hidupnya, dan selalu ada untuk sahabatnya itu. Ia benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan Kimbum hingga membuat Soeun berniat meninggalkan Kimbum setelah apa yang ia korbankan.
"Aku benar-benar tak paham dengan jalan pikiranmu Bum." Ucap Ilwoo dengan frustasi. Sedangkan Kimbum hanya menundukkan kepalanya menyesali apa yang telah ia perbuat sampai sejauh ini.
"Sekarang, apa yang akan kau lakukan hah!" bentak Ilwoo, ia benar-benar ingin menyadarkan sahabatnya itu secepatnya.
"Kapan kau melupakan gadis itu Bum? Kwon Yuri sudah menghianatimu bodoh!" teriak Ilwoo dengan emosi dan amarah yang meluap-luap.
"Ak-aku hanya." Bingung Kimbum tak tahu harus berkata apa.
"Aku tahu kau sangat mencintai Kwon Yuri, dan sangat sulit untuk melupakannya. Tapi, jangan samakan Soeun dengan dia, bahkan menurutku Soeun lebih baik darinya. Dan jangan lupakan bahwa kau telah melihat Kwon Yuri telah berkhianat dengan laki-laki lain. Dan satu lagi, dia bahkan tak pernah mencintaimu, dia hanya menginginkan hartamu, sebenarnya apa yang kau lihat darinya Bum?" ucap Ilwoo dengan frustasi mencoba menyadarkan Kimbum.