"Haaciim..."
"Rafael... tolong matiin AC nya.."
Kiran menarik selimutnya menutup tubuhnya sampai leher. Ini semua gara-gara dirinya yang memaksakan diri untuk berenang di malam hari. Ya! Beginilah jadinya. Bukan demam panas yang melandanya melainkan ia terkena flu. Ia jadi malu berhadapan dengan Rafael karna hidungnya memerah dan suka mengeluarkan cairan hangat berwarna hijau. Sangat konyol.
Hari sudah menunjukkan jam sepuluh pagi. Tapi kedua anak manusia yang sedang asyik menggeliat di tempat mereka tidur. Sama-sama enggan untuk beranjak. Ini semua karna Kiran yang tidak berhenti bersin-bersin dan menghembuskan ingusnya dari tengah malam. Hal itu mengganggu tidur mereka dan mereka baru dapat tidur sekitar pukul tujuh pagi. Karna suara hembusan ingus Kiran mulai meredah. Sungguh memalukan batin Kiran saat itu.
"Haaciim.... Rafael aku beneran kedinginan ini... Haaciim..." ucap Kiran mendudukkan tubuhnya di kasur sambil mengucek hidungnya yang gatal.
Kiran menatap wajah tidur Rafael yang gelisah karna tidurnya di ganggu oleh perempuan itu.
Merasa terganggu Rafael pelan-pelan membuka matanya kemudian ia bangun dan ikut duduk di tempat ia tidur.
"Ada apa lagi sih Kiran? Aku capek, ingin tidur. Tubuhku pegal-pegal tidur disini"
Kiran menatap Rafael yang terbangun di lantai yang hanya beralaskan selimut.
Kasian sekali
"Matiin Ac" pinta Kiran dengan suara yang terdengar manja
Rafael lalu berdiri merenggangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Ia merasa tubuhnya remuk tidur di lantai. Untung saja ada selimut yang menjadi alasnya.
Ia berjalan mengambil remote AC dan menekan tombol off kemudiam Rafael merebahkan tubuhnya di kasur tepat di sebelah tubuh Kiran.
"Kamu ngapain tidur disini. Turun-turun..." Kiran mendorong tubuh Rafael
"Badanku sakit-sakit tidur di bawah. Lagian kamu nggak ada kasiannya ya sama aku! Anggap aja ini balas budi." Rafael menarik selimut yang menyelimuti badan Kiran, untuk menutup badannya juga.
"Ah.. nggak bisa... nanti kamu ketularan. Makan apaan sih, kok badan kamu berat banget.." Kiran berusaha mendorng tubuh Rafael sebenarnya ia bukan takut ketularan tapi ia masih malu dengan kejadian tadi malam.
"Tenang aku nggak bakalan cium kamu, jadi nggak bakalan ketularan" Rafael membalikkan tubuhnya menghadap wajah Kiran lalu ia menampilkan senyuman nakalnya.
Rafael tampan banget sih. Mimpi apa semalam bisa kenal sama cowok kaya dia! batin Kiran
Mereka saling bertatapan satu sama lain. Rafael mendekatkan wajahnya kemudian pria itu melingkarkan tangannya ke pinggang Kiran. Pria itu menyentuhkan hidungnya ke pipi Kiran, menggelitik wajah perempuan itu. Kiran menutup matanya ia pasrah jika Rafael akan mencium bibirnya lagi. Tapi kemudian ia merasakan hidungnya yang gatal dan...
"Haaciim...."
Rafael memejamkan matanya kemudian ia mengelap wajahnya dengan selimut.
"Bersin kamu nggak bisa di tahan dulu" Kata Rafael
"Kalau bisa udah aku tahan kali" Kiran memutar bola matanya kemudian ia menutup mulutnya
Aduh keceplosan
"Ciee... ngarep di cium sama aku ya.." Rafael menggoda Kiran sambil menyolet hidung perempuan itu
"Apaan sih, aku tuh lagi flu tahu. Mendingan kamu tidur di bawah lagi aja deh!" Kiran membela dirinya lalu ia memutar tubuhnya memunggungi Rafael
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiran In Love
RomanceTidak di sangka pertemuannya di Kota Barcelona, Spanyol. Dengan seorang pria bernama Rafael Brasta adalah sebuah perjalanan kisah cinta seorang gadis bernama Kiran Bravani , gadis cantik dan manja yang selalu ceria ini kabur dari keluarganya. Namu...