Menyelamatkanmu

14.7K 977 125
                                    

hay hay. .
neng bhy balik lagi nih. .
selamat buat womennnn, Asihsetyawan, septyelf, ladydaae, a_leeya23, dan astrid_chan. meskipun jawaban kalian gak rinci-rinci amat, dan ada yang benernya cuma setengah, gak pa-pa.
part ini aku persembahkan buat kalian.
bingung cari judul, keinget lagu Sheila on7. .thanks buat om Eros dan om Duta. .hahaha
------
jangan mengira aku akan langsung pulang, aku akan pulang saat jam kantor selesai. dan syukurnya mama papa tidak protes sedikitpun tentang kegiatanku ini. tentu saja, jika mereka sampai protes, atau tidak mengizinkan, maka aku akan pura-pura ayan. apapun akan kulakukan untuk bang Rion, termasuk dengan berpura-pura ayan.

"pak Iwan" panggilku.

"iya non" sopirku menoleh ke tempat dudukku.

"saya ganti baju dulu, pastikan enggak ada yang ngintip, bapak harus jaga bener-bener diluar. kalo ada yang ngintip saya ganti baju, bapak akan saya sunat lagi" pak Iwan langsung mengangguk dengan wajah agak memucat. sebegitu sayangkah dia pada burungnya?

"pak pak pak, ikutin" kutunjuk mobil bang Rion yang keluar dari kantor. mobilku tepat berada dibelakang mobil bang Rion.

aku sengaja meminjam mobil mama, agar bang Rion tidak tau jika aku mengikutinya.

mobil bang Rion berhenti di pinggir pantai. pak Iwan sengaja memarkirkan mobil kami sedikit jauh dari mobil bang Rion, agar kami leluasa mengintai bang Rion tanpa harus takut ketahuan.

"itu siapa?" gumamku saat melihat seorang wanita menghampiri bang Rion.

"enggak tau saya non" aku menoleh pada pak Iwan dan memandangnya bingung.

"saya lagi ngomong sendiri pak" ketusku.

"yah yah, kok bang Rionnya pingsan sih?" tanyaku.

kulihat wanita itu nampak kesusahan menahan bobot tubuh bang Rion. tak lama nampak beberapa lelaki datang menghampiri mereka dan menggotong tubuh bang Rion. ini enggak bisa dibiarin, pasti ada yang enggak beres. aku harus mengikuti mereka.

"ikutin aja non" aku memutar bola mataku malas.

aku langsung keluar dari mobil dan mengendap-endap. aku berhenti sebentar dan memperhatikan kemana mereka akan membawa bang Rionku.

tubuhku seperti tertubruk pelan dari belakang, kutolehkan kepalaku melhat siapa yang menubrukku. ternyata pak Iwan ikut turun bersamaku.

aku kembali fokus menginyai bang Rion. mereka membawa bang Rion masuk kedalam kamar cotage, dan tak lama para lelaki tersebut keluar dan berjaga didepan.

"pak Iwan bisa berantem?" tanyaku. aku yakin, pak Iwan pasti bisa mengalahkan 4 pria kurus tersebut.

"bisa non" jawabnya pasti.

"bagus, sekarang bapak hajar mereka, cukup sampai mereka kabur saja" pak Iwan langsung mengangguk dan melaksanakan perintahku.

setelah para lelaki tadi kabur, kini giliranku untuk mengusir ular sawah yang berada didalam kamar bersama bang Rion.

"pak congkel pintunya" perintahku. tak perlu menunggu, pak Iwan langsung mengambil sesuatu yang nampak seperti jepit rambut yang biasa digunakan wabita saat kondean. tak sampai lima menit pintu sudah terbuka.

"bapak tunggu di mobil aja, nanti kalau ada apa-apa saya akan telpon bapak"

aku langsung masuk kedalam kamar. si ular sawar tampak terkejut melihat kehadiranku.

"anak kecil, gimana kamu bisa masuk?" tanyanya heran. anak kecil? aku bahkan udah bisa menghasilkan anak dibilang anak kecil.

"bisa dong tante, kan aku punya otak, emangnya tante, enggak punya otak" dia tampak mengepalkan tangannya mendengar ucapanku. bodo amat dah ah.

"enggak mungkin kamu bisa lolos swmudah itu dari anak buah saya" katanya tak percaya.

"enggak percaya? coba deh tante lihat, anak buah tante masih ada atau enggak"

dia langsung keluar dari kamar untuk melihat anak buahnya. bagus, dan inilah waktunya. kukunci kamar dari dalam, sehingga dia tidak bisa kembali kedalam kamar. enak saja dia mau memperdaya bang Rionku.

"anak kecil bego, buka pintunya" teriak ular sawah dari luar sambil menggedor-gedor pintu.

"itu bukti kalo tante emang enggak punya otak" teriakku.

aku tak perduli dengan suara berisik dipintu. aku lelah dan ingin istirahat.

kubaringkan tubuhku disofa dan mulai terlelap.
-------
aku terbangun saat merasa ada tangan yang menggerayangiku. mataku terbelalak saat melihat bang Rion dengan wajah yang merah padam tengah sibuk menggerayangi tubuhku.

"bang, abang kenapa?" tanyaku sambil berusaha menyingkirkan tangannya dari tubuhku.

"aku enggak tau, aku mau kamu sekarang" jawabnya dengan nafas yang putus-putus.

mati aku kalai begini ceritanya, aku akui aku memang mesum, tapi kalo bakal ditidurin sekarang, mana berani aku.

"bang lepasin bang BANG RION LEPASIN. .WOY BANG NIKAHIN GUE DULU BARU LO TIDURIN GUE." teriakku saat dia mengangkat tubuhku dengan cara tak layak. bayangkan saja, kedua kakiku disatukan begitu pula kedua tanganku, dan aku diangkat dengan tangan kirinya yang memegang kedua tanganku dan tangan kanannya memegang kedua kakiku.

"awas tangan lo, berani lo sentuh gue, gue sunat lagi lo bang" aku terus menghalanginya melepas pembungkus tubuhku.

"RION BEGO TOLOL BODOH" teriakku saat merasakan sakit dibagian bawah tubuhku.

selesai sudah, percuma juga aku melawan jika apa yang ingin kupertahankan kini sudah dirampas oleh bang Rion.

oke jangan nangis Ayla jangan nangis. Ayla harus kuat. Ayla si ratu mesum enggak boleh nangis cuma karena udah diperkosa sama pria yang dicintai. sekuat tenaga aku menacapkan kata-kata itu dipikiranku, namun rasanya masih sama. NYESEK. dan tetap saja aku menangis.

bang Rion sudah tertidur kembali setelah dia melakukan serah terima benihnya pada rahimku.

aku kembali menangis, aku kan masih sekolah, sejenak tangisku mereda dan senyum tebit dibibirku.
aku kan bisa operasi biar perawan lagi.
senyum dibibirku kembali menghilang, gimana nanti kalau aku hamil? aku kan masih SMA. iya aku tau aku udah mau UN dan pasti lulus, tapi gimama kalo aku enggak lulus trus hamil, masa iya aku sekolah lagi dengan perut buncit? tapikan aku pinter ya, enggak mungkin dong kalo aku enggak lulus. dan lagi pula kalo cuma ngelakuin sekali mana mungkin hamil. nah, nanti aku operasi perawan aja, mama sama papa pasti mau ngasih aku duit buat operasi. kalo mereka enggak mau, nanti aku pura-pura ayan aja.

tau ah, ngantuk, mending juga tidur.
-----TBC----
udah ah capek.
segini ya ders. .
maaf ya kalo kurang greget. .
namanya juga usaha. .
maaf buat typonya yang bertaburan dimana mana layaknya langit yang penuh bintang. .
vote komennya jangan lupa. .
aku sayang kalian

Marrie 16Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang