Part 01

3.4K 413 284
                                    

Seorang gadis berpakaian rapi terlihat sedang menunggu pintu lift terbuka dengan sedikit tergesa-gesa. Begitu pintu lift terbuka gadis itu bergegas masuk dan menekan tombol no tujuh.

Selama berada di dalam lift , gadis berambut hitam lurus yang mengenakan dress merah muda dan sepatu putih ber-hak setinggi 2 sentimeter itu terus tersenyum bahagia.

Ting~ ~ pakpakpakpakpak. ...Gubrak!!!

Pintu kamar seketika terbuka dengan satu tendangan maut ala Katrina. Aleya yang sedang mengerjakan tugas sekolahnya hampir melompat saat mendengar suara itu.

Saat menoleh dan melihat siapa gerangan orang yang sudah membuatnya hampir Inalillah, Aleya mendengus tapi belum sempat dia memprotes, Katrina sudah mendahuluinya.

"KKKYYAAK ALEYANA ANDARAA.... GUA UDAH JADIAN SAMA RIOOOO!! MAKASIH MAK COMBLANG GUA YANG CANTIK!! MUACH MUACH MUACH.." Katrina langsung memeluk dan menciumi pipi Aleya dengan bahagia.

"Ih! Apaan sih lo? Pake acara nyium-nyium gue segala, jijik tau!!" Aleya mengelus-elus pipinya kasar agar bekas bibir Katrina tak membekas di pipi mulusnya.

"Ya elah lo, kek bibir gue ada virusnya aja sampe di tepis-tepis gitu." Katrina melepaskan tubuh Aleya dari pelukannya. Ditatapnya wajah sahabatnya itu.

"Al makasih ya. Berkat lo, gue akhirnya jadian deh sama Rio. Elo emang mak comblang terbaik gue Al." Katrina kembali memeluk Aleya dan Aleya pun membalas pelukan sahabatnya itu sambil tersenyum tapi tak lama kemudian Aleya memasang muka datarnya.

"Jadi gue cuma mak comblang lo aja gitu?" Aleya mengeluarkan suara datar hingga membuat Katrina melepaskan pelukannya lagi.

"Ya enggak lah... Elo itu sahabat gue yang paling gue sayangi. Elo itu udah kek sodara buat gue Al. Pokoknya lo the best deh!" ucap Katrina sambil mengangkat jempolnya tinggi menjulang.

"Aduhhhh.. alay mode on ih! Kok Rio bisa mau sama lo sih Rin?" Mendengar Aleya mengejeknya Katrina langsung mendaratkan satu toyoran ke kepala Aleya.

"Sialan lo Al...!" sempat Katrina mengutuki sahabatnya itu. Lalu mereka berdua kembali tertawa bersama. Sungguh aneh yah..

* * * * * *

Aleya sekarang sedang duduk di kantin sekolah sambil meneguk tumpukan melon yang sudah dihancurkan dan ditaruh di dalam lingkaran kaca yang biasa disebut manusia dengan sebutan gelas. Tapi gelas itu tidak sendiri, dia ditemani oleh benda panjang berwarna putih yang membuat isi gelas terhubung dengan bibir Aleya.

Tanpa Aleya sadari, dibelakangnya telah berjejer dua mahluk yang telah siap untuk menepuk bahunya dan memberikan sensasi tak terduga.

Satu...dua...Tig-

" WOYYYYY!!! BENGONG AJE LO!! "

Mendengar kilatan suara yang sangat tiba-tiba dan keras itu sontak membuat jus yang menari-nari di dalam mulut Aleya berhamburan keluar dan itu suskes membuat kedua mahluk astral itu tertawa setan.

"Gila lo! Mau bunuh gue apa? Untung gue ga jantungan!"

Aleya sangat kesal dengan kelakuan kedua sahabatnya ini. Bukan karna jus melon yang terbuang sia-sia tapi karna sakit di hidungnya yang menjadi jalur alternatif si jus melon keluar tadi.

"Ya elah Al, gitu aja marah. Gue sama Shinta minta maaf deh, kan cuma bercanda." sahut Katrina dengan muka memelas yang diiringi dengan gerakan sorry-sorry-nya Shinta. Aleya memutar bola matanya dengan wajah kesalnya.

Kamu akan menyukai ini

          

"Al, gue boleh minta tolong ga sama lo?" Kini Shinta sudah mulai duduk disamping Aleya dan menatap Aleya intens.

Aleya yang masih mengeringkan baju seragamnya dari semburan jus melon tadi sontak mengangkat wajahya lalu menatap Shinta masih dengan tatapan kekesalan.

"Minta tolong apaan?" Setelah mengatakan itu Aleya kembali menegadah ke bawah untuk membersihkan seragam sekolahnya lagi.

"Al, tolong comblangin gue sama Michael dong.. anak kelas tiga yang ganteng warbyazah itu loh." pintanya dengan menggerak-gerakan lengan Aleya laksana anak kecil yang minta dibelikan permen milkita.

Setelah mendengar permintaan Shinta yang wow, Aleya reflek menatap wajah Shinta dengan ekspresi terkejut. Shinta mengerutkan kening tanda kebingungan.

"Kenapa Al? Lo kek baru liat bidadari cantik aja." Shinta mengucapkannya dengan santai namun sukses membuat Aleya dan Katrina merasa mual. Idih..

"Apa lo bilang? Nyomblangin elo? Sama siapa? Ma..ma..mayikel?!" Aleya berteriak hingga ibu penjaga kantin terkejut dan geleng-geleng kepala.

"Michael Al.......Michael... bukan mayikel." timpal Katrina dengan suara bervolume kecil namun cukup untuk didengar Shinta dan Aleya.

"Kok Michael sih? Dia kan playboy! Emang lo mau diselingkuhin tiap jam? Kek ga ada cowok lain aja lo!" Aleya sangat tidak setuju kalau sahabatnya Shinta harus menjadi korban keganasan mahluk bernama Michael itu. Nonono! Tidak boleh.

"Yah Al.. tapi kan gue suka sama dia. Lo bantuin gua napa... Bikin gue deket sama Michael gitu." Shinta tak pantang menyerah, iya akan melakukan apa saja untuk membujuk sahabatnya itu.

"Ga ah ogah! Emang lo mau bergoyang di atas tangisan cewek lain? Ih! Kalo gue sih ogah....." Aleya mengucapkannya dengan kedua bahu yang disemriwingkan.

Shinta yang mempunyai otak pintar namun mempunyai hati evil mulai tersenyum miring. Dia punya senjata ampuh yang akan membuat Aleya menuruti keinginannya.

"Kalo elo ga mau Nyomblangin gue sama Michael, kayaknya....ujian nanti elo ga bakal dapet bantuan dari gua deh." Shinta mengatakannya dengan wajah yang sulit untuk diartikan dalam bahasa mana pun di dunia ini.

Deg.

Mendengar alunan kalimat horror keluar dari mulut Shinta sontak membuat Aleya terkejut dan mengentap bibir. Rasanya ingin sekali dia bejek-bejek sahabatnya ini saking gregetnya.

Aleya berpikir sejenak dan memutuskan untuk mengabulkan permintaan Shinta.

"Okey! gue bakal bantu lo, tapi gue ga mau tanggung jawab kalo tuh curut tiba-tiba ninggalin lo." Aleya berharap, setelah mendengar perkataannya Shinta akan mengurungkan niatnya. Tetapi apalah dayanya. Takdir berkata lain. Shinta dengan cepat mengangguk dan mengangkat tangan sambil membentuk isyarat 'Okey' ala india.

"Elo ga keberatan Rin?" Kini Aleya berpaling ke samping kanannya untuk bertanya pada Katrina. Namun Katrina hanya membalas pertanyaan Aleya dengan senyuman dan anggukan ringan.

Aleya membuang nafas. "Ya udah kalo gitu kapan gue harus mulai?"

"Besok Al!!" jawab Shinta dengan antusias.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang