Chapter 16 : She's my target

2K 111 2
                                    

*Flashback*

Christ POV

Hari ini adalah hari pertama bagiku menginjakkan kakiku di mansion utama keluarga dominic setelah beberapa tahun yang lalu aku mengambil kuliah di london.
Tapi kurasa tidak ada satupun hal baik yang datang padaku hari ini. Hanya ada sejumlah masalah yg kian datang menghampiriku. Dimulai dari keputusanku mengambil kuliah dilondon hanya karena grace juga bersekolah disana. Ku pikir, cinta yg sudah lama ku simpan untuknya akan terbalas jika aku terus berada disisinya.
Tapi justru, london bukanlah tempat yang tepat. London adalah kota yang indah, tapi bukan untukku. untuk grace dan oscar. Disana grace bertemu dengan oscar. Kedua orang yang sangat erat dengan hidupku bertemu lalu menjalin hubungan. Tapi yang sangat tidak adil adalah hubungan mereka tidak berlangsung baik. Hanya ada grace yang mencintai oscar. dan oscar yang hanya bisa mematahkan hati gadisku. tuhan menetapkan grace harus mengalami patah hati yang sama seperti yang kurasakan karenanya.
Tetapi mungkin tuhan tidak benar-benar merusak kebahagiaan grace, karena yang kutahu oscar dan grace akan menikah beberapa bulan lagi. Katakan padaku berita apapun, tapi kurasa ini adalah yang terburuk diantara lainnya untuk saat ini.
***
Malam ini ellizabeth memintaku untuk makan malam bersama. Walaupun sejujurnya suasana hatiku sedang tidak baik, tapi soalnya aku juga merindukan grandmaku satu ini. Jadi aku tidak ingin melewatkan moment berharga malam ini.
Aku mendengus tidak suka saat mengetahui veronica sedang berjalan masuk kedalam ruang makan. Dia memang ibuku, tapi dalam hatiku ibuku sudah mati sejak aku berusia 4 tahun.
Kemudian pandanganku teralih pada seorang wanita yang sepertinya lebih muda dariku- mengenakan gaun yang sama dengan veronica.
Aku bersumpah tatapan yang terpancar dari mata bruenettenya malam ini sangat indah. bahkan aku hampir terenyuh kedalamnya sesaat. Sebelum akhirnya aku menyadari wanita ini adalah orang yang sama dengan wanita yang kutemui di las vegas dan juga pelayan yang baru kupecat tadi siang. tapi bagaimana bisa dia ada disini menduduki salah satu kursi kosong layaknya salah satu bagian orang yang terhormat.
Wanita ini terlihat jelas menghindari tatapanku.
Tidak ada percakapan apapun untuk beberapa waktu.

"Bagaimana london? Apakah menyenangkan?" veronica mencoba basa basi.

Aku tidak berniat memberi balasan apapun.

"Kenapa pelayan yang sudah kuusir malah datang kembali dan duduk bersama kita?" seruku dengan suara baritoku memecah keheningan.

Ellizabeth memanyunkan bibirnya dengan maksud menghina wanita dihadapanku ini. "Cucuku memang pintar memberi penilaian awal." Balasnya sarkastik.

Wanita ini terlihat sedang menahan diri. Aku suka permainannya.

"Penilaianmu sangat berkesan, christopher dominic." Ujarnya dengan tenang.

Ellizabeth tertawa hambar. "Setidaknya parasit ini tahu diri." Bisiknya pelan ditelinga wanita tsb namun aku masih bisa mendengarnya.

"Kuharap seseorang tidak melupakan sesuatu yang telah lama berlaku." veronica mulai mengungkit sesuatu yang selama ini tidak pernah kuketahui.

aku menatap mata wanita itu dengan tajam. "Apa dia simpanan marcus? Mereka berdua terlihat seperti dua wanita sejenis yang menjijikan."

"Jaga ucapanmu, christopher. Dia adalah adikmu." Ujar marcus yang berhasil membuatku mengeraskan rahang kokohnya juga memancarkan tatapan membunuh pada wanita itu.

Adikku?
Jadi dia adalah anak haram dari hubungan gelap veronica dengan prianya.
Orang yang selalu kutanyakan dalam hatiku.
Orang yang sudah menghancurkan keluargaku.
Orang yang sudah merubah hidupku.
Dia merebut kebahagiaanku sejak kelahirannya.

Aku mengepalkan tanganku dengan keras dibalik meja.

Namun perlahan-lahan aku mulai melemah kan tatapanku. kini aku hanya menatapnya tanpa ekspresi apapun.

Setelah berhasil merusak kebahagiaan masa kecilku, dia ingin merusak masa depanku dengan keberadaannya?

Itu membuat aku mengeluarkan suara tawa hambar seperti menertawakan semua hal konyol ini. "Aku lupa sudah membuat janji dengan orang lain." ujarku dengan malas sambil bangkit dari dudukku yang kemudian pergi meninggalkan ruangan. Kurasa lebih baik aku ke bar untuk menghilangkan penat. namun tak lama setelah itu ellizabeth menyusul kepergianku.

"Christopher."

Aku menghentikan langkahku.

"ada apa, grandma?" tanyaku dengan ekspresi datar.

"Apa kau menyukai keberadaannya?"

"apa kau sedang bercanda menanyakan hal itu? tentu saja aku justru orang pertama yang menentang keberadaannya." bantahku dengan kesal atas pertanyaan ellizabeth.

"Bagus kalau begitu kita sama."

"Bagaimanapun, aku masih menyimpan kebencian terselubung pada veronica karena kesalahannya belasan tahun yang lalu. Walaupun sekarang aku terlihat netral dengannya bukan berarti diantara kita baik baik saja." tutur ellizabeth.

Aku mulai tertarik dengan maksud arah percakapanku dengan ellizabeth. "Jadi apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin kau bersikap baik padanya hanya sebagai sandiwara belaka untuk meyakinkannya bahwa kita adalah orang yang dapat dipercaya. karena aku akan mengirimnya pergi dengan alasan dia melanjutkan kuliah di yale university. Aku tidak ingin melihat wajahnya, jadi kita harus membuatnya menderita disana, seorang diri." ujar ellizabeth.

Aku mercerna setiap kata yang terlontar dari bibirnya.

****
"Sial, dia menolak untuk kuliah di yale university. Bagaimana bisa dia merusak semua rencana ku? aku tidak bisa memaksanya. karena itu akan membuat veronica sadar bahwa ini adalah prangkap." keluh ellizabeth dengan penuh kekesalan.
Aku berdeham.
"Tidak adakah jalan lain?"' tanyaku.
"Ada. setiap plan A gagal pasti masih ada plan B." jawab ellizabeth.
"Katakan, grandma."
"Buatlah dia jatuh cinta kepadamu."
"Apa kau gila? Kemarin kau menyuruhku sandiwara dengan bersikap baik padanya. dan sekarang kau membawa nama cinta?"
"apa kau takut tidak bisa membuatnya jatuh cinta padamu?"
"Aku tidak pernah takut. Membuatnya jatuh cinta adalah hal mudah bagiku."
"Jika kau berhasil bersandiwara bersikap baik padanya. maka kau juga bisa bersandiwara mencintainya."
"Tapi untuk apa grandma?"
"Aku ingin kau mematahkan hatinya tanpa belas kasih. seperti yang sudah ibunya lakukan pada marcus, puttaku. setelah itu baru kita singkirkan dia." jelas grandma.

****
Ternyata dua-duanya sama sama punya misi untuk buat jatuh cinta pasangannya. Dengan alasan dendam.

ObstacleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang