Author Pov .
Diri nya mulai panik saat tetes - tetes darah jatuh di punggung tangan nya . Dengan segera dia menghapus darah merah itu dengan selembar tissue . " Enggak , ini enggak boleh terjadi . gue udah berjanji buat Phira . Ini enggak akan pernah terjadi . " gumam nya .Phira berjalan menyusuri halaman rumput , dia menghampiri ibu nya yang sedang refresh di pagi hari . " Bu , lagi refresh ya ? " tanya Phira , ibu nya menoleh , lalu menjawab pertanyaan Phira dengan anggukan . " Sudah sejauh ini ya bu , entah kenapa takdir mempertemukan kita dengan orang sebaik tante Shayla dan membawa kita ke tempat ini . Padahal kita hanya lah pedagang brownies kecil - kecilan . " Mina menghela nafas panjang . " Nak , di dunia ini semua nya mungkin , apapun itu kita harus bersyukur tante Shayla mau memilih kita untuk festival itu kita harus banyak - banyak bersyukur Phi . " Phira mengangguk .
Daun - daun pepohonan mulai menguning dan banyak berguguran sebentar lagi butiran salju akan jatuh ke tanah Interlaken .
Tante Shayla datang dengan membawa banyak mantel . " oh Yatuhan , sebentar lagi musim dingin , tidak ada yang memperkirakan itu . " kata Shayla masih tetap dengan kesibukkan nya membagi kan mantel kepada orang yang ada dirumah nya . " Malam ini akan ada badai salju jadi kalian semua tante harapkan tidak ada yang keluar rumah sampai besok . Kepala ku sakit sekali , Panitia festival bilang kalau musim dingin masih lama . Tapi apa kenyataan nya ! Jadi mau tidak mau kami harus menunda festival itu sampai musim semi tiba . " Shayla tetap memijat - mijat kepala nya . Tak lama dia memegang punggung tangan Phira . " Maaf kan tante ya sayang , sungguh semua ini benar - benar tidak terduga . "
" Tidak apa - apa kok tante , siapa yang tau kalau ini akan terjadi . " kata Phira , berusaha untuk menenangkan Shayla .
Malam tiba dan benar kata Shayla badai salju yang deras terjadi menyelimuti kota Interlaken , dengan secangkir teh dan semerbak aroma nya membuat Phira hanya bisa terdiam melamun dibalik kaca , melihat salju yang turun secara deras . Tak lama Farrel datang .
" Aku belum pernah melihat salju turun secara nyata . " kata Phira membuka obrolan ." begitulah dia , turun untuk mendingin kan . " Phira tersenyum . " Kau tau Phi , aku memiliki janji . Aku akan berjalan diatas salju tanpa alas kaki jika aku sudah menyerah , karna menyerah tak bisa merasakan apapun lagi hanya kepasrahan . Jadi begitulah dengan berjalan diatas salju tanpa alas kaki tak akan merasakan apapun selain kedinginan . "
" Menyerah hanya semangat kita telah padam kak . "****
Keesokkan pagi nya badai salju berhenti . Mittha mengusap - ngusap lengan nya . " hu dingin banget ya Fadhil . " kata Mittha , " maka nya kalau pakai mantel itu jangan satu . " kata Fadhil sinis . " Percuma Fadhil mau pakai mantel berapapun aku enggak akan pernah hangat , kecuali ... Dipelukkin sama kamu . " Mittha sontak langsung memeluk Fadhil , yang membuat Fadhil rasa nya malas untuk meladeni sikap Mittha yang terlalu berlebihan .
Tak lama Phira keluar membuat Mittha melepaskan pelukkan nya , " Ih ngapain sih disini juga ! nganggu suasana banget deh . " kata Mittha , Phira hanya diam tidak menggubsir apa kata Mittha . Akan tetapi Farrel langsung datang dan merangkul pundak Phira .
" Mittha kalau ngomong tuh bisa nggak di kontrol , gue dan Phira mau pergi . Jadi jangan suka nuduh orang sembarang . Yuk Phi . "
Phira mengembangkan payung biru yang dipegang nya dan berjalan bersama Farrel menuju keluar rumah , Fadhil hanya bisa memandangi langkah mereka pergi .
" Lama - lama gue heran ya sama si Fadhil , kok masih betah ya dia sama anak nya nenek lampir itu . " Phira tersenyum . " Enggak ada yang bisa nebak kisah cinta seseorang kak , entah itu bakalan happy ending atau sad ending . Yaa semoga aja mereka langgeng kak . "
" Au ah , males gue lama - lama . " tak lama mereka tiba dirumah Irena . " Nanti kakak jemput kamu lagi ya disini . " Phira mengangguk , dan Farrel pun pergi meninggalkan Phira di rumah Irena .
Belum sempat Phira mengetuk pintu rumah itu , pintu itu sudah dibuka oleh Irena . " Hallo , Phirha . Ayho mashuk ! " Phira menggeleng , " diluar aja ya . " Irena mengangguk .
" Yaudah , taphi apha kamhu yakhin engghak dingin disinhi ? " Lagi - lagi Phira menggeleng . Tak lama seorang laki - laki muda keluar dengan membawa gitar . " Oh , Phira inhi Rico . Sepuphu akhu dari Indhonesia . Dhan Richo inhi Phira , yangh pernha akhu ceritain ithu ." Rico mengangguk mengerti lalu menyalami Phira , salaman yang disambut hangat oleh Phira ." Umm Richo kalau kamhu mau dudhuk disinhi , dudhuk ajha , sekalihan buat temenhin Phira . Akhu mau bikhin kue dan minhum . " Phira merasa ragu harus ditinggalkan berdua dengan Rico . " Tenang aja , gue jaga jarak aman kok . Soal nya gue tau lo udah punya pacar ! " Phira menyunggingkan senyum sumringah . " Tapi , gue boleh minta tolong nggak ? "
" Tolongin apa ? " tanya Phira . " Dengerin nyanyian dan mainan gitar gue . Soal nya enggak lama lagi gue mau perform , boleh ya ? " tanya Rico , Phira mengangguk pelan .
Rico mulai memetik gitar nya memainkan nada intro .
"Why can't you hold me in the street , why can't I kiss you on the dance floor . I wish that it could be like that , why can't we be like that . Cause I'm yours .. " permainan berhenti saat Farrel datang dan kefokusan beralih kepada nya .
Sepanjang jalan Phira hanya dicuekkan oleh Farrel dan Phira merasa ada yang mengganjali hati nya atas sikap Fadhil ." kak , ada apa kak ? Ada masalah ? " namun seakan - akan pertanyaan Phira tadi hanyalah angin lewat . Farrel tetap melanjutkan perjalanan nya . Akhir nya Phira menahan lengan nya , meminta Farrel untuk berhenti . " Tolong jangan diam kak ! kalau ada masalah cerita sama aku . Kalau kakak marah sama aku ! " .
" Gue enggak marah , gue cuman kesal . Apa Rico itu enggak tau kalau lo udah punya pacar ? " Phira tersenyum mengejek . " oo jadi cerita nya , kak Farrel cemburu gitu ? " Farrel menggeleng . " Gue enggak cemburu , gue cuman kesal . Cowok mana sih yang enggak marah , waktu cewek nya digodain same cowok lain , huh ? " Kali ini Phira tertawa . " Kak Farrel , kak Farrel . Rico itu enggak ngapa - ngapain , dia cuman minta aku buat ngederin nyanyian dia karna dia mau tampil kak ! " .
" Enggak ! Saat gue ngeliat wajah dan tatapan nya itu beda banget . "
"Udah la kak enggak perlu posesif amat . Rico itu juga udah tau kok , kalau aku udah pacar . " Farrel hanya diam . " Gue cuman enggak suka aja Phi , kalau pacar gue digodain sama orang lain !! " .
" Gimana kalau gue yang ngerebut Phira dari lo ??? " . Seketika itu pandangan Phira dan Farrel langsung terfokus kearah Fadhil yang tiba - tiba ada dibelakang mereka berdua ." Maksud lo apa ? " .
....
Night , sorry ya update nya kelamaan . maklumi saja lah ya kelas 10 tugas numpuk enggak abis - abis . Tapi yaaa semoga kalian puas yaa . Bye , bye mwah .Agustus , 2016 .
KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies
Teen Fiction" Memang sulit untuk menjadi milik mu , tapi inilah resiko yang harus aku terima karna telah berani mencintai mu . " Seseorang membeli brownies ku , disaat aku ingin mengembalikan uang nya , dia sudah hilang dari pandangan ku . Jadi aku berpikir , '...