Tak ingin terus penasaran,Harris lalu bangun menghampiri Aleya dan berjongkok di hadapan Aleya.
"Lo ga papa?" tanya Harris sedikit khawatir.
Namun Aleya tak menjawab, dia hanya merespon pertanyaan Harris dengan gelengan kepala.
"Lo takut gelap ya?" tebak Harris, karena bisa saja cewek di hadapannya ini mulai takut dengan ruangan yang kini mulai minim cahaya. Itu sesuatu hal yang lumrah karena Aleya seorang perempuan.
Namun lagi-lagi Aleya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Harris merasa cemas, ditambah dengan hujan yang turun dengan sangat lebat membuat dirinya merasa bersalah telah membuat cewek di hadapannya ini harus terkunci bersama dirinya.
Harris baru ingat, Bukankah tadi dia membawa ponsel?
Ya! Kini Harris ingat!
Dengan cepat Harris meraba saku celananya dan ternyata..
Tidak ada.
Harris mencari ke kasur yang tadi di tidurinya dan ternyata..
Masih tidak ada.
Dan sialnya lagi, karena ruangan yang kini bagaikan remang-remang membuat Harris kesusahan mencari keberadaan ponselnya sampai tiba-tiba...
"AARGGHHH!!" Harris bergegas menghampiri Aleya saat mendengar cewek itu berteriak.
"Lo kenap-" ucapan Harris terpotong karena Aleya yang secara tiba-tiba memeluknya.
Dia menangis.
Aleya menangis.
Ya!
Aleya menangis di pelukan Harris.
Harris hanya terdiam, dia ragu bahkan untuk bergerak sedikit.
"Lo kenapa?" Harris mencoba bertanya.
"Papa jangan tinggalin Leya.." suara parau Aleya keluar.
Harris mengerutkan kening.
"Papa?" Harris keheranan. Sejak kapan gue punya anak? Apa yang dibicarakan Aleya? Harris ingin menanyakannya namun sepertinya Aleya sudah tidak bisa bersuara lagi.
Perlahan Harris mulai membalas pelukan Aleya.
Ini konyol, sangat sangat saaaangat konyol! Di saat situasi seperti ini Harris masih saja bisa merasakan detakan jantungnya yang berdebar sangat cepat.
"Lo ga usah takut, ada gue di sini, dan gue ga bakal ninggalin lo sendirian."
Aleya hanya diam.
Setelah merasa puas dengan tangisannya, Aleya melepaskan pelukannya dari Harris.
Sekarang akal sehatnya telah kembali, dan seketika itu juga Aleya langsung diserang rasa malu karena perbuatannya tadi. Arrghhh.. Kenapa juga dia harus teringat kejadian itu saat bersama Harris!
Mereka terdiam.
Diam.
Diam.
Dan terdiam.
Sampai Harris berdehem dan bangkit dari posisinya.
Aleya tertunduk malu, gila! Gimana ga malu saat dia menyadari tindakan dia barusan. Meluk cowok di tempat seperti ini? Arrrgghh.. Ke mana gue harus naruh muka gue? Aleya bertindak biasa saja tapi saat Harris berjalan dan tampak melakukan sesuatu, Aleya mengamatinya dengan ekor mata.
Dan sekali lagi, Aleya kembali mengutuki dirinya sendiri.
Sial! Kenapa dirinya sampai memeluk cowok itu coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice Curer
RomanceTULISAN PERTAMA. ANEH. LEBAY. GAJE. ALURNYA GA JELAS DAN SANGAT UNFAEDAH. GUE AJA SUKA JIJIK KALO BACANYA. JADI KALO LO MERASA ANEH, MUAL DAN JIJIK JANGAN SALAHIN GUE. KARENA GUE UDAH BILANG DARI AWAL. CERITA INI MASIH BANYAK TYPONYA DAN BELUM DIRE...
Part 08
Mulai dari awal