•••••••
Silahkan tinggalkan jejak cinta... dihati saya :v
Happy Reading, Minna-san
•••••••••
Sebulan Kemudian...
Hari ini, hari yang paling indah untuk Rafa adithama.
Ia akan segera melepas masa lajangnya dengan menjadikan suster cantik sebagai permaisuri hatinya, siapa lagi kalau bukan Ditha maharani karena keduanya akan melangsungkan akad nikah.
Rafa tak henti2nya mondar mandir tak jelas dikamarnya, ia begitu gugup. Ia takut tak lancar saat mengucapkan ijab kabul didepan penghulu"duh kak, duduk kek bikin pusing tau liat lo mondar mandir gitu"dumel morgan kesal karena kakaknya terus saja mondar mandir didepannya
"iyaa kak, bisma juga jadi ikutan pusing liat kak rafa kaya gitu terus"timpal bisma seraya memegangi kepalanya yang mulai terasa nyeri itu
"duh sorry deh, gue lagi nervous banget tau"ucap rafa lalu berusaha duduk diujung ranjangnya, mencoba menetralisir rasa gugupnya. Morgan menghela nafas dan bangkit menuju nakas mengambil segelas air yang sudah disiapkan sang mama untuk kakaknya itu
"coba lo minum dulu deh, tarik nafas dalam terus lo hembusin perlahan biar engga gugup gitu. Rileks aja bro semuanya bakal lancar koq, oke"ujarnya seraya menyodorkan segelas air putih pada kakaknya, rafa langsung menerimanya dan meminumnya hingga tinggal separuh gelas lalu menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan dan semua itu membuatnya sedikit tenang
"thanks yaa, gue sedikit tenang sekarang"ujarnya seraya menyerahkan gelas itu pada adiknya, morgan hanya tersenyum lalu beralih menatap bisma yang masih memegangi kepalanya seraya meringis pelan
"kepala lo kenapa ? Sakit ?"tanyanya mulai cemas, bisma mengangguk pelan seraya terus memegangi kepalanya yang semakin terasa berat dan berdenyut sakit itu
"yaudah lo tiduran dulu aja diranjang gue biar enakan"ujar rafa seraya membantu bisma berbaring
"gue keluar dulu yaa mau kasih tau mama kalo kita agak telat berangkatnya sekalian mau ambil obat bisma dikamarnya"ujar morgan, rafa mengangguk lalu duduk disisi ranjang seraya menatap adiknya yang matanya mulai terpejam itu, ia menghela nafas lalu merogoh ponselnya untuk mengirim pesan pada calon permaisurinya kalau ia akan terlambat sampai tempat akad
"maafin aku dith, tapi aku engga mungkin memaksakan kehendakku jika adikku sudah menahan sakit seperti ini. Aku harap kamu mengerti, aku janji ini takkan lama. Bersabarlah sebentar sayang"lirihnya dalam hati seraya mengusap kepala adiknya, bisma yang merasa terusik mulai membuka matanya
"kak rafa"ucapnya parau, rafa tersenyum
"kepalanya masih sakit hem ?"tanyanya, bisma mengeleng
"udah engga koq, kita berangkat sekarang yuk kak. Kaka udah siapkan ? Nanti telat lo"ujarnya seraya bangkit dari tidurnya, rafa menghela nafas berat
"lo yakin mau berangkat sekarang ?"tanyanya ragu menatap adiknya yang kini tersenyum simpul dan menghela nafas
"yaudah kita kebawah sekarang"ujarnya pasrah seraya mengambil tongkat adiknya itu.
Bisma mulai berdiri dan memasang kedua tongkat itu pada ketiaknya sebagai tumpuan kakinya.Keduanya mulai beranjak keluar menemui keluarganya yang sudah siap menuju tempat akad nikah
"lho raf, koq bisma kamu bawa keluar bukannya kepalanya sakit ? Sayang, kalo kamu sakit istirahay aja dulu tadi mama udah minta ijin koq ke ibu hilda kalau kita akan terlambat sampai sana"ujar tante reva dengan nada khawatir, rafa menghela nafas
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisahku | Pengorbanan Cinta |
FanfictionMengisahkan tentang perjuangan dan pengorbanan seorang pemuda berfisik tak sempurna bernama Bisma Adithama yang sedari kecil dibuang dan hanya tinggal bersama sang nenek dengan segala kesederhanaan. juga tentang cara ia bertahan dengan segala cobaa...