Masih ingat bahwa kami berlima, kecuali Shizuka-senpai dan Masatoshi-kun, baru menjadi anggota band sekolah? Ya, aku harap kalian begitu. Kalau kalian tidak ingat, tidak apa-apa, akan kuingatkan lagi pada kalian.
Mizuo Kenichi sebagai vokalis, Natsume Jouji sebagai gitaris, Shizuka Reiko sebagai keyboardis, Masatoshi Amachi sebagai drummer, dan terakhir, aku, Ishika Yuuki sebagai basis.
Sekarang, aku ingin menanyakan pendapat kalian.
Menurut kalian mana yang paling populer diantara kami berlima?
Hahahaha.... yang pasti bukan aku tentunya. Mana mungkin dengan rambut yang panjang hingga menutupi sebagian wajah, kulit yang sedikit pucat, punggung yang sedikit bungkuk, tatapan yang selalu tajam atau tatapan seperti 'aku mau jiwamu!' secara tersirat ini akan menjadi populer? yang pasti kalian tidak mau berurusan dengan orang yang seperti itu.
Yaa~ jikalau ada band terkenal, yang paling populer dari semua anggota tersebut adalah...
.
.
.
.
.
.
.
Sang vokalis.
Yang benar saja? aku tidak percaya sang vokalis lah yang lebih populer. Tapi begitulah kenyataannya. Dan aku juga tidak percaya bahwa Mizuo Kenichi menjadi terkenal Dalam waktu beberapa minggu saja.
Misalnya saja, ketika aku sedang piket kelas, waktu itu Kenichi belum pulang. Tiba-tiba segerombolan gadis mendatangi kelas kami. Kurasa mereka dari kelas 3. Katanya mereka mencari Kenichi. Setahuku dia tidak pernah berurusan dengan senpai sebanyak ini.Ternyata mereka mengajaknya pergi bersama. Tapi dia menolaknya. Entah kenapa.
Atau saat Kenichi dan aku berjalan di lorong, banyak gadis yang menjerit tertahan sepanjang lorong itu.
"Kyaaa, Mizuo-kun!"
"Keren sekali"
"Tampannya"
"Aku mau mendengar suaramu lagi"
Dan masih banyak lagi. Aku hanya sweat drop mendengar itu.
"Sepertinya kau mulai terkenal ya" kataku setelah keluar dari keramaian itu.
Mendengar itu, dia berhenti berjalan, menatapku dan gadis-gadis yang masih berteriak histeris itu bergantian.
"Mereka membicarakanku? Kukira mereka membicarakan Mizuo yang lain" dia malah seperti baru menyadarinya.
Sungguh, aku ingin menghajar wajahnya sekeras mungkin, supaya sadar kalau dia punya tingkat kepekaan yang kurang bagus.
Kuakui, dia memang cocok bila dijadikan artis sekolah. Maksudku, Lihatlah dia! Dengan suaranya yang bagus, penampilannya keren, wajah yang tampan, mungkin kalau dia melepas kacamatanya dan menyisir rambutnya ke belakang di depan para fansnya, aku yakin akan ada banjir darah dimana-mana.
Sayangnya, dia itu pilih kasih. Dia selalu ramah pada semua gadis, kecuali aku. Dia selalu berkomentar dengan dingin padaku. Dia tidak pernah absen untuk mengomentariku sehari saja. Entah dimana letak kesalahanku, yang pasti dia selalu bisa melihatnya.
Sekarang, kami sedang ada latihan rutin untuk band. Aku hanya memperhatikan Kenichi yang sedang berbincang dengan Masatoshi-kun sambil menempatkan posisi mic. Natsume-kun sedang mengutak-atik speaker yang terhubung dengan gitarnya. Shizuka-senpai belum datang.
Shizuka-senpai memang selalu datang terakhir, dan sebagai 'pengalih perhatian', dia akan datang dengan mendobrak pintu ruang musik dan berteriak "YO, MINNA-SAN~ APA KALIAN SUDAH SIAP??!"
"Hey, Yuuki. Mengapa kau melamun? Cepat kau urusi peralatanmu" kata Kenichi di sela-sela kegiatannya. Aku hanya mendengus kesal, dan segera menyambungkan bass ke speaker.
BRAKKK!!
"MINNA-SAN~ MAAF AKU TERLAMBAT! APA KALIAN SUDAH SIAP LATIHAN??!" Teriak Shizuka-senpai sambil mendobrak pintu, membuat kami terlonjak kaget.
"Mou~ senpai... Jangan masuk sambil mendobrak pintu dan berteriak seperti itu. Bagaimana kalau kami semua kena serangan jantung hah?" Kata Masatoshi-kun sambil mengelus dadanya, menenangkan jantungnya yang dipicu gara-gara hal konyol seperti itu.
"Tapi itu kan untuk membuat kita semakin semangat" kata Shizuka-senpai sambil menggembungkan pipinya.
Yap. Belum berapa lama aku membicarakannya, orangnya muncul dengan cara yang tidak biasa.
Panjang umur, Shizuka-senpai.....
.
.
.
.
"Yap, Otsukaresama deshita[1]"
Akhirnya kami selesai latihan. Hari ini sangat melelahkan. Aku ingin cepat-cepat pulang dan istirahat. Aku segera membereskan peralatanku dan membantu yang lain. Setelah rapi, kami semua akhirnya keluar dari ruang musik. Di depan pagar sekolah, ada sekumpulan gadis disana. Mereka sedang mengobrol. Begitu melihat kami, mereka langsung menghampiri kami.
"Nee, nee, Mizuo-kun.... Mau ikut kami ke tempat karaoke? Kami akan mentraktirmu lho" kata salah seorang gadis dengan nada sedikit menggoda.
Aku sedikit jijik mendengarnya. Yang lain pun juga begitu. Menarik-narik tangan dan bajunya, agar dia menurut mau ikut.
"Ara~ sepertinya Mizuo-san sangat terkenal ya" celetuk Natsume-kun. Kami semua mengangguk karena pernyataannya.
Tiba-tiba, Kenichi keluar dari kerumunan gadis itu dan berjalan cepat menuju kearah kami.
"Maaf, kami pulang duluan, sampai jumpa besok. Ayo, Yuuki" katanya sambil menarik tanganku dan berjalan cepat meninggalkan semuanya.
"Ehh? t-tunggu dulu" aku hampir saja jatuh karena tarikan yang kencang dan jalannya yang cepat. Setelah berjalan meninggalkan sekolah lumayan jauh, dia berjalan mengarah ke taman kota. Dia baru berhenti dan melepas tanganku.
"Hei, jangan suka menarikku seenaknya" aku protes padanya dengan sedikit terengah-engah. Dia hanya diam saja melihatku yang sedikit kelelahan.
"Tunggu disini" katanya. Dia lalu berjalan meninggalkanku.
"Hey, kau mau kemana?" Tanyaku, tapi tidak digubris olehnya.
Cih! Dasar Kenichi, seenaknya saja.
Aku pun mencari tempat duduk, untungnya aku dapat tempat yang sepi dari keramaian. Mengingat taman menjadi ramai saat menjelang sore. Aku pun duduk sambil menunggu Kenichi yang entah pergi kemana. Angin sore yang lembut meniup rambut panjangku. Aku menutup mata, menikmati helaian rambutku yang sesekali membelai pipiku, dan yang kudengar hanya suara gemerisik angin. Untuk beberapa saat, aku tetap ingin seperti ini.
"Yuuki....."
Suara siapa itu? Kenapa suaranya begitu.... lembut?
"Yuuki...."
kenapa suaranya sangat familiar?
Aku pun membuka mataku perlahan, dan hal pertama yang kulihat adalah wajah Kenichi yang sangat dekat denganku. Aku bahkan sampai bisa merasakan napasnya yang menerpa wajahku.