Haruka masih banyak diam saat bertemu dengan Nona Viva
Medelsohn, ia menjalani semua prosedur yang di butuhkan dengan
tenang meskipun sangat banyak kata-kata dari Nona Medelsohn
yang tidak di respon olehnya. Tapi wanita terus berbicara tanpa
henti seolah-olah dia sudah sangat terbiasa di perlakukan Haruka
dengan cara seperti itu. Sudah tiba waktunya Nona Medelsohn
untuk Check in dan sebelum itu tentunya ada salam perpisahan.
Kent berusaha memandangi wajah Haruka beberapa kali lalu
bertanya pada dirinya sendiri, apa yang dia cari? Mungkin dia
berharap Haruka bersedih tapi gadis itu malah tersenyum sekali
lagi. Haruka dan Nona Viva Medelsohn kelihatannya saling kenal,
bahkan wanita itu sama sekali tidak terkejut saat Kent
memperkenalkan Haruka sebagai Nina Schrade dan dia hanya
mengatakan sudah menduganya.
"Kau akan baik-baik saja, Kan?" Ujar wanita pada Haruka.
"Tentu saja, Aku sudah cukup banyak merepotkanmu dan
sekarang sudah waktunya berhenti untuk bergantung padamu!"
"Kalau terjadi apa-apa, hubungi Kent saja!" Nona Medelsohn
lalu memandang wajah Kent sekilas lalu kembali kepada Haruka.
"Dia sudah berjanji padaku untuk menjagamu!"
Haruka mengibaskan tanganya. "Tidak perlu sampai begitu.
Aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa. Sekarang kau tidak usah
khawatir. Pergilah, Kau bisa ketinggalan pesawat."
Nona Medelsohn memandang wajah Haruka lama. Beberapa
saat kemudian ia mengulurkan kedua tanganya dan memeluk
Haruka erat-erat.
"Sudahlah, cepat pergi!" Haruka kemudian berusaha
melepaskan pelukanya tapi Nona Medelsohn menolak.
Kent memandang wanita itu dengan kening berkerut. Apa
yang terjadi padanya? Mengapa dia bisa sedekat ini dengan
Haruka?
"Dia ada disini."Ujar Nona Medelsohn. "Laki-laki itu!"
Keduanya diam dan mematung. Kent berusaha mencari apa
yang sedang Nona Medelsohn perhatikan dan siapa yang
dimaksud dengan laki-laki itu. Mata Kent memandang berkeliling
dan menemukan sesuatu. Laki-laki itu, laki-laki yang mengubah
wajah ceria Haruka menjadi sedih di Coffee Shop tempo hari. Dia
sedang duduk di kursi tunggu bersama seorang laki-laki yang
penampilanya sangat rapi dan prima. Meskipun terlihat akrab, di
antara keduanya terasa seperti ada tembok yang membuat mereka
berjarak, Yang satu pura-pura tersenyum, dan yang satu berusaha
meramaikan cerita dengan omong kosong.
"Tidak apa-apa!" Haruka kembali berusaha melepaskan
dekapan Nona Medelsohn dan kali ini Wanita itu tidak bisa
menolak. "Aku akan baik-baik saja bersama Kent disini. Kau
pergilah!"
Nona Medelsohn akhirnya beranjak dengan ekspresi tidak rela,
Ia memandang Kent dengan harapan Kent bisa menjaga Haruka
menggantikanya dan harapan itu bisa Kent tangkap dari
pandangan matanya. Haruka terlihat gusar ia menundukkan
wajahnya terus menerus setelah bayangan wanita itu tidak terlihat
lagi.
"Kau pulang duluan saja!" Kata Haruka pelan.
Kent kembali mengerutkan keningnya heran sambil
memandang wajah Haruka dengan lebih serius. Laki-laki yang
sama membuat Haruka memperlihatkan ekspresi yang berbeda,
bukan wajah sedih seperti yang pernah Kent lihat dulu, tapi
sesuatu yang lain. Takut. Haruka takut? "Memangnya kau mau
kemana?"
"Aku..., Aku mau..."
"Kau mau bersembunyi sampai orang itu pergi?" Potong Kent
begitu mendengar jawaban yang ragu-ragu dari mulut Haruka.
"Aku pernah melihat laki-laki itu di café dan kau bisa
menghampirinya dengan senyum meskipun saat itu kau sedang
tidak baik-baik saja! Lalu sekarang kenapa malah ingin
menghindar? Dia siapa dan punya masalah apa denganmu?
Mantan pacarmu?"
Haruka tidak menjawab apa-apa. Gadis itu kelihatanya
bingung ingin memberi jawaban seperti apa kepada Kent.
Mungkin Kent terlalu banyak bertanya, mungkin ia takut
memberikan jawaban yang tidak tepat. Tapi Kent merasa harus
bertindak sangat tepat karena ini adalah langkah pertamanya
untuk melindungi Haruka seperti janjinya.
"Diam berarti iya!" Kata Kent lagi. "Kalau kau pernah di
kecewakanya, ayo kita buat dia kecewa pada dirinya karena sudah
meninggalkanmu." Dengan tegas ia meraih tangan Haruka dan
menggenggamnya erat.
Haruka berusaha menarik tanganya tapi Kent tidak akan
melepaskanya, tidak untuk saat ini. "Aku tidak bisa!" Gumamnya.
"Kenapa? Aku ada disini bersamamu!" Dan Kent merasa
tangan Haruka melemah. Haruka memang sudah seharusnya
begitu, membiarkan Kent menggandeng tanganya dan melewati
kedua orang yang menjadi sumber rasa takutnya. Kent bisa
merasakan kalau pandangan kedua orang itu tertuju padanya
dalam jangka waktu yang sangat lama. Dia tidak akan melepaskan
genggaman tanganya hingga mereka masuk ke mobil dan menjauh
dari Heatrhow. Kenapa Haruka harus takut? Dia harus belajar
menghindari perasaan takut dengan menghadapinya. Bila dia
takut pada salah satu di antara kedua orang itu, maka seharusnya
Haruka terus menemuinya hingga rasa takutnya menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love latte by Phoebe
Teen FictionHaruka Asada, Nina Asada, dan Nina Schrade, adalah orang yang sama. Wanita yang pernah memimpikan banyak hal. Salah satunya adalah hidup bersama Kent Tokeino Memiliki pengalaman yang pahit karena cinta, Haruka bertransform menjadi orang yang membenc...