Chapter 10

117 1 0
                                    

Haruka masih banyak diam saat bertemu dengan Nona Viva

Medelsohn, ia menjalani semua prosedur yang di butuhkan dengan

tenang meskipun sangat banyak kata-kata dari Nona Medelsohn

yang tidak di respon olehnya. Tapi wanita terus berbicara tanpa

henti seolah-olah dia sudah sangat terbiasa di perlakukan Haruka

dengan cara seperti itu. Sudah tiba waktunya Nona Medelsohn

untuk Check in dan sebelum itu tentunya ada salam perpisahan.

Kent berusaha memandangi wajah Haruka beberapa kali lalu

bertanya pada dirinya sendiri, apa yang dia cari? Mungkin dia

berharap Haruka bersedih tapi gadis itu malah tersenyum sekali

lagi. Haruka dan Nona Viva Medelsohn kelihatannya saling kenal,

bahkan wanita itu sama sekali tidak terkejut saat Kent

memperkenalkan Haruka sebagai Nina Schrade dan dia hanya

mengatakan sudah menduganya.

"Kau akan baik-baik saja, Kan?" Ujar wanita pada Haruka.

"Tentu saja, Aku sudah cukup banyak merepotkanmu dan

sekarang sudah waktunya berhenti untuk bergantung padamu!"

"Kalau terjadi apa-apa, hubungi Kent saja!" Nona Medelsohn

lalu memandang wajah Kent sekilas lalu kembali kepada Haruka.

"Dia sudah berjanji padaku untuk menjagamu!"

Haruka mengibaskan tanganya. "Tidak perlu sampai begitu.

Aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa. Sekarang kau tidak usah

khawatir. Pergilah, Kau bisa ketinggalan pesawat."

Nona Medelsohn memandang wajah Haruka lama. Beberapa

saat kemudian ia mengulurkan kedua tanganya dan memeluk

Haruka erat-erat.

"Sudahlah, cepat pergi!" Haruka kemudian berusaha

melepaskan pelukanya tapi Nona Medelsohn menolak.

Kent memandang wanita itu dengan kening berkerut. Apa

yang terjadi padanya? Mengapa dia bisa sedekat ini dengan

Haruka?

"Dia ada disini."Ujar Nona Medelsohn. "Laki-laki itu!"

Keduanya diam dan mematung. Kent berusaha mencari apa

yang sedang Nona Medelsohn perhatikan dan siapa yang

dimaksud dengan laki-laki itu. Mata Kent memandang berkeliling

dan menemukan sesuatu. Laki-laki itu, laki-laki yang mengubah

wajah ceria Haruka menjadi sedih di Coffee Shop tempo hari. Dia

sedang duduk di kursi tunggu bersama seorang laki-laki yang

penampilanya sangat rapi dan prima. Meskipun terlihat akrab, di

antara keduanya terasa seperti ada tembok yang membuat mereka

berjarak, Yang satu pura-pura tersenyum, dan yang satu berusaha

meramaikan cerita dengan omong kosong.

"Tidak apa-apa!" Haruka kembali berusaha melepaskan

dekapan Nona Medelsohn dan kali ini Wanita itu tidak bisa

menolak. "Aku akan baik-baik saja bersama Kent disini. Kau

pergilah!"

Nona Medelsohn akhirnya beranjak dengan ekspresi tidak rela,

Ia memandang Kent dengan harapan Kent bisa menjaga Haruka

menggantikanya dan harapan itu bisa Kent tangkap dari

pandangan matanya. Haruka terlihat gusar ia menundukkan

wajahnya terus menerus setelah bayangan wanita itu tidak terlihat

lagi.

"Kau pulang duluan saja!" Kata Haruka pelan.

Kent kembali mengerutkan keningnya heran sambil

memandang wajah Haruka dengan lebih serius. Laki-laki yang

sama membuat Haruka memperlihatkan ekspresi yang berbeda,

bukan wajah sedih seperti yang pernah Kent lihat dulu, tapi

sesuatu yang lain. Takut. Haruka takut? "Memangnya kau mau

kemana?"

"Aku..., Aku mau..."

"Kau mau bersembunyi sampai orang itu pergi?" Potong Kent

begitu mendengar jawaban yang ragu-ragu dari mulut Haruka.

"Aku pernah melihat laki-laki itu di café dan kau bisa

menghampirinya dengan senyum meskipun saat itu kau sedang

tidak baik-baik saja! Lalu sekarang kenapa malah ingin

menghindar? Dia siapa dan punya masalah apa denganmu?

Mantan pacarmu?"

Haruka tidak menjawab apa-apa. Gadis itu kelihatanya

bingung ingin memberi jawaban seperti apa kepada Kent.

Mungkin Kent terlalu banyak bertanya, mungkin ia takut

memberikan jawaban yang tidak tepat. Tapi Kent merasa harus

bertindak sangat tepat karena ini adalah langkah pertamanya

untuk melindungi Haruka seperti janjinya.

"Diam berarti iya!" Kata Kent lagi. "Kalau kau pernah di

kecewakanya, ayo kita buat dia kecewa pada dirinya karena sudah

meninggalkanmu." Dengan tegas ia meraih tangan Haruka dan

menggenggamnya erat.

Haruka berusaha menarik tanganya tapi Kent tidak akan

melepaskanya, tidak untuk saat ini. "Aku tidak bisa!" Gumamnya.

"Kenapa? Aku ada disini bersamamu!" Dan Kent merasa

tangan Haruka melemah. Haruka memang sudah seharusnya

begitu, membiarkan Kent menggandeng tanganya dan melewati

kedua orang yang menjadi sumber rasa takutnya. Kent bisa

merasakan kalau pandangan kedua orang itu tertuju padanya

dalam jangka waktu yang sangat lama. Dia tidak akan melepaskan

genggaman tanganya hingga mereka masuk ke mobil dan menjauh

dari Heatrhow. Kenapa Haruka harus takut? Dia harus belajar

menghindari perasaan takut dengan menghadapinya. Bila dia

takut pada salah satu di antara kedua orang itu, maka seharusnya

Haruka terus menemuinya hingga rasa takutnya menghilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love latte by PhoebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang