#8 Disappear?

99 6 0
                                    

{AUTHOR'S POV}

*****************

Esok paginya, di rumah Darto.

Tampak Darto sedang memasak daging (lagi) di dapurnya. Bukan lagi steak dan bakso, melainkan sebagai tambahan untuk saus spaghetti. Ketika sedang memasak, tiba-tiba terdengar ketukan pintu.

"Masuk" ucap Darto singkat.

Kemudian, seorang pria berpakaian coklat tua masuk ke dalam rumah. Diketahui pria tersebut adalah Danang, teman baiknya.

"Hai mas Darto! Lagi ngapain lo?" sapanya.

"Lagi bikin spaghetti, bro! Mau?" tanya Darto sambil mengaduk-aduk saus dalam wajan.

"Yah, gue udah sarapan tadi. Sorry ya?" ujar Danang.

"Oh, ya udah. Nggak apa-apa." kata Darto.

"Oh ya, boleh gue nyalain TV-nya? Sekali-kali gitu gue mau nonton TV. TV di rumah lagi di-servis." kata Danang.

Darto hanya menjawab, "Boleh."

Danang pun langsung duduk di atas kursi sofa dan menyalakan TV menggunakan remote yang tergeletak di atas meja di depannya. Setelah lama menggonta-ganti saluran TV yang bagus, tiba-tiba ia berhenti di suatu saluran. Ada sebuah berita yang menyatakan:

"Berita hari ini. Seorang pemilik restoran Jepang bernama Ben Silaban hilang saat akan berangkat ke rumah. Menurut keterangan saksi, dia terlebih dahulu pergi ke sebuah tempat bekas sirkus yang berada tak jauh dari restorannya. Setelah polisi setempat menyisir tempat tersebut, yang ditemukan hanya sebuah mobil yang diketahui milik Ben dan kotak kardus berisi boneka lumba-lumba yang menyeramkan. Diduga Ben telah dibunuh oleh seseorang tak dikenal. Hingga saat ini, pemilik restoran Hansamu tersebut belum ditemukan."

Danang pun langsung terkejut menyaksikan berita tersebut.

"B-B-Ben hilang???" tanya Danang.

Darto pun juga ikut kaget menyaksikannya. Dia justru khawatir bahwa aksi kejamnya akan terbongkar.

Gawat. Bisa-bisa, kedok gue bakal terbongkar deh, batinnya.

Tiba-tiba, dia mematikan kompor induksi lalu menginjak anak tangga menuju lantai dua. Setelah beberapa menit kemudian, Darto menuruni tangga dan berlari kecil menuju ruang tamu. Tangan kanannya tengah menggenggam sesuatu.

"Oh ya, Nang. Nih cincin yang lo minta dua hari yang lalu." ujarnya sambil menyerahkan cincin tulang kepada Danang.

"Oh. Terima kasih ya. Em, gue balik dulu ya! Ini seratus ribunya. Dah!" kata Danang sambil mengambil cincin tersebut dan menyerahkan uang kertas bernilai seratus ribu, lalu pergi begitu saja.

Ini anak kenapa sih? Aneh, pikir Darto.

==MARI KITA SKIP KE RUMAH PUTRI==

Lebih tepatnya, di taman kecil di halaman belakang. Terdapat Tora, Raisha dan tentu saja Putri. Mereka bertiga tengah mengobrol sambil menyeruput teh melati hangat buatan Putri. Ketika sedang mengobrol, tiba-tiba Danang datang sambil memasang wajah suram. Sontak Putri dan teman-temannya heran.

"Eh, Danang! Bukannya salam dulu tadi?" sahut Putri.

"Udah. Sama satpam." kata Danang pelan.

"Nang, lo kenapa sih? Kok mukanya kusut gitu?" tanya Tora heran.

"Mau gue bikinin teh hangat dulu?" tawar Putri.

"Nggak, nggak usah, Put. Gue kesini mau kasih tahu ke kalian..." kata Danang sendu.

Raisha mengambil cangkir kecil berisi teh hangat dan meminumnya, lalu meletakkannya di atas meja sambil berkata, "Kasih tahu apaan?"

"Nang, duduk dulu lah... Biar enak kita ngobrolnya." ujar Tora sambil menepuk-nepuk kursi kosong di sampingnya.

Danang pun mengangguk lalu duduk di sebelah Tora. Ia bersiap untuk mengatakan sesuatu.

"Eum.. Guys, gue tadi ke rumahnya Darto. Gue nonton berita disana, tahu-tahu ada berita kurang menyenangkan..."

"Berita apa?? Kasih tahu dong!" kata Raisha memotong pembicaraan Danang.

"Ini gue mau kasih tahu beritanya. Dengerin dulu sampai selesai!"

Tiba-tiba, dia terdiam sejenak.

"Ben.. Ben.. Ben hilang."

Ketiga temannya itu langsung kaget bukan kepalang mendengar berita tersebut.

"Kok bisa hilang?! Kemarin siang gue sempet Whatsapp-an sama dia!" kata Putri.

"Iya, kemaren pagi, gue saling bales-balesan komen di Instagram." ujar Raisha.

"Gue terakhir contact sama dia lewat Twitter. Kok sekarang dia bisa hilang sih?!" tukas Tora.

"Mana gue tahu? Sampai sekarang, kata beritanya itu juga, polisinya masih cari tuh anak." tambah Danang.

"Emang kejadiannya kapan, bro?" tanya Tora.

"Kemarin malam. Katanya dia dibunuh sama orang nggak terkenal, eh, dikenal maksudnya." jawab Danang.

"Nggak cuma Ben yang hilang. Boni sama Damez juga hilang." kata Putri menambahkan.

"Lho? Bukannya Boni ke luar negeri?" tanya Raisha sambil menoleh ke arah Putri.

"Ternyata itu cuma hoax. Dia nggak ada disana. Orang tuanya sendiri sih yang ngomong begitu." jelas Putri.

"Kok gue jadi curiga ya sama Darto..." kata Danang.

"Si lumba-lumba itu? Emang dia kenapa? Kok bisa lo curiga sama dia?" tanya Tora bingung.

"Sejak gue ke rumahnya pertama kali, dia selalu tawarin gue makanan. Olahan daging semua. Tapi, rasa dagingnya aneh, nggak kayak daging yang biasa gue makan. Jangan-jangan dia..."

Tiba-tiba cerita Danang terhenti lantaran smartphone milik Raisha berdering.

"Eh guys, gue cabut dulu ya! Ada SMS dari nyokap gue. Dah!" ujarnya sambil beranjak dari kursinya.

"Gue juga cabut ya! Ada janjian sama temen gue. Sampai ketemu besok. Dah!" kata Danang sambil melirik ke arah arlojinya lalu pergi menyusul Raisha.

Akankah rahasia Darto akan segera terbongkar?


P.S.
Bentar lagi novel ini akan segera tamat. Tunggu kejutan selanjutnya! ;)

Dolphin Doll TerrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang