Spesial Edisi Grace POV dan Alisha POV

3K 106 8
                                    

Terima kasih buat like dan commentnya ^^
Sorry lama update, soalny lgi sibuk banget...
Kalian mau akhir yang bagaimana?

Grace POV

Hari ini rasa cemburu itu semakin besar, melihat Rama khawatir dengan Alisha. Rama sampai menyewa jasa detektif swasta buat menemukan lokasi Alisha dan Sam dimana.
Aku hanya diam duduk di sofa melihatnya sedang bertelpon dengan detektif swasta. Salahkah aku cemburu pada suamiku sendiri? Cemburu pada calon istri barunya? Pada sahabatku sendiri?.

"Aku berharap Alisha segera di temukan " Ucapnya setelah mengakhiri telpon, apakah itu ucapan untuk ku atau pada dirinya sendiri.

Aku diam tidak merespon.

"Sam, adalah tipe badboy. Aku khawatir dia akan melukai Alisha. Dan memanfaatkan keadaan Alisha, lihat saja dia dengan santainya membawa Alisha keluar kota tanpa seizinku. Aku yakin dia memaksa Alisha"Rama terlihat marah.

Aku menghela nafas berat berharap mengurangi rasa sakit ini.

"Sam bukan lagi boy tapi dia seorang man. Aku kira Sam tidak akan melukai Alisha, dia mencintainya. Harusnya kamu tahu hal itu. " Ungkapku.

"Aku sahabat Sam, aku lebih tahu bagaimana karakternya Grace, aku tidak mau Alisha kenapa-kenapa"

Aku tersenyum "Kamu sangat posesif terhadap Alisha, Suamiku" aku menekan kata terakhir, agar dia sadar bahwa posisinya masih menjadi suamiku bukan suami Alisha

Dia diam.

Aku langsung berdiri, dan meninggalkannya sendiri di ruang tamu.

Aku masuk kedalam kamar, aku melihat foto pernikahan kami yang di tempel di dinding diatas ranjang kami.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kelanjutan pernikahan kami, sebelum mereka menikah aja rasanya sudah sesakit ini. Bagaimana setelah mereka menikah,apakah aku kuat Tuhan?

"Grace" suara Rama. Air mata ku jatuh. Rasa sakit ini tidak dapat ku tahan.

Aku merasa Rama mendekat, dia membalikan badanku menghadapnya, aku menunduk agar dia tidak melihat aku menangis, tapi dia mengangkat daguku.

"Kenapa kamu menangis?"Dia terlihat bingung.

"Tidak, aku.... Aku....khawatir pada Alisha" aku tersenyum menghapus airmataku.

Dia memelukku. Aku kangen kehangatan darinya. Aku memeluknya erat

"Aku janji aku akan menemukan Alisha, kita akan membawanya ke rumah ini"ucapnya, aku langsung melonggarkan pelukanku.

Kamu bodoh Grace, katakan kamu cemburu, kamu tidak ingin membagi Rama, katakan kamu ingin Rama hanya mencintai mu. Tidak, aku tidak boleh egois. Ini semua juga ada kesalahan ku didalamnya, aku meninggalkan Rama tanpa alasan. Harus nya aku bersyukur masih bisa ada disampingnya.

Aku akan belajar ikhlas dengan kondisi ini.

Malam ini aku sangat kaget, saat Sam menelpon ku.

"Sam, dimana kalian?" tanya ku

"Grace, aku mohon minta Rama membatalkam rencananya menikahi Alisha" suara Sam terdengar serak, apa yang terjadi.

Aku diam

"Aku mencintainya" Ucap Sam

"Cinta tidak boleh egois Sam, cinta tidak harus saling memiliki" jelas ku

"Bullshit, itu teori kotor tentang Cinta, bagaimana bisa cinta tidak egois, jika kamu mencintai seseorang kamu pasti ingin dia selalu bersama mu, membahagiakannya. " suara Sam meninggi

"tapi Alisha tidak bahagia bersama" sahut ku tidak suka dengan Sam yang marah kepadaku "Dia bahagia hanya jika menikah dengan Rama, aku rasa kamu pasti pernah mendengar hal itu langsung darinya"

Aku tidak mendengar suara Sam lagi, ternyata dia sudah memutus telpon secara sepihak.

Sam, bukan hanya kamu yang sakit disini tapi aku juga.

Istri mana yang mau suaminya menikah lagi.

Alisha POV

Hari ini, aku akan segera kembali ke jakarta, aku melihat raut wajah Sam berbeda dsru kemarin. Apa yang sebenarnya terjadi?dia memang tidak marah, dia masih bersikap manis. Tapi aku merasa ada yang berbeda, entah laha ada rasa tidak ingin berjauhan dari Sam dalam diriku. Aku terus memandangnya, dia tertidur di sebelahnya. Aku melihat dia tidur dengan mengerut dahinya. Tanpa sadar jari ini mengusap dahinya, mengilangkan kerutan dahi, dia membuka matanya. Aku langsung menarik tanganku, tapi dia langsung menahannya. Menggenggam erat, ada apa ini?

"Apa yang terjadi? Kamu tidur dengan mengerutkan kening,ada masalah dengan perusahaanmu?" aku rasa tidak masalah jika aku sedikit peduli pdny, karena ketika menikah dengan Rama, aku akan sering bertemu dengan Sam, mereka kan sahabat.

"Bisakah kita tetap di bali?" tanyanya.

Aku bingung.

Dia tersenyum,mengusap dahiku "kenapa mengernyit?"

"bukankah hari ini perjanjian kita usai?"tanyaku

Wajahnya berubah datar, dia memelukku.

"Izinkan aku memilikimu, Al" bisiknya saat memelukku.

Jantungku berdebar kencang.

Dia menarik diri, ada yang hilang rasanya.

Dia mendekat dan mencium ku dengan lembut, aku terpaku. Kenapa ciuman ini sedikit berbeda. Dia menghentikan ciumannya.

"Kenapa tidak membalas? Apa karena semua sudah selesai?" dia langsung duduk menghadap depan.

Kenapa dia terlihat seperti kecewa, dia menghela nafas berat.

Entah karena nafsu, rasa bersalah atau apa.
Aku mendekat dan langsung menciumnya.
Dia diam, mungkin kaget, tapi dia langsung membalas ciuman itu dan kami kembali melakukannya.

Pesawat pribadi Sam sudah sampai di bandara, aku melihat Sam masih tertidur. Tertidur dengan memeluk tubuhku erat.

Jariku menelusuri semua sisi wajahnya. Aku baru menyadari Sam memiliki bulu mata yang lentik, hidungnya juga mancung.

"Sam" Aku menggoyang tubuhnya, agar dia terbangun. "Kita sudah sampai jakarta, ayo kita kelaur dari pesawat" aku masih menggoyangkan tubuhnya.

"Aku benci Jakarta" ucaonya masih menutupnp matanya.

"Sam, jangan membuatku matah" Dia memelukku sangat erat, aku seakan kesulitan bernafas.

"Apa kamu tidak bahagia bersama dengan ku?" Sam melepas peluksnnya dan membuka matanya.

Deg melihat langsung matanya membuat aku tidak dapat mengontrol jantungku.

"Maksudnya?" Tanyaku kembali.

"Aku mohon untuk terakhir kalinya, jangan menikah dengan Rama. Menikahlah denganku. Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu Al"

Tubuh ku kaku, lemas rasanya sekujur tubuh.

\" Aku. . Aku.. Tidak bisa Sam, aku ingin menikah dgn Rama" ucapku terbata

Dia langsung menyingkir, berdiri meninggalkan aku yang masih berbaring di tempat tidur.

Sakit.. Itu yang ku rasa saat ini, Saat pembicaraan tadi di pesawat, aku tidak ada melihat Sam. Yang ada seorang wanita datang untuk membantuku. Selama perjalanan menuju rumah aku terus melihat handphoneku berharap ada panggilan dari Sam. Apa aku melukai hatinya? Tapi aku tidak bisa berbohong dengan hatiku kalau aku berharap besar utk menikah dengan Rama. Aku tidak Egois, aku hanya ingin bahagia. Jika ingin bahagia adalah Egois, maka seluruh orang di muka ini egois.

---

Terima kasih sudah sabar menunggu update maklum lagi sibuk.
Jangan lupa vomment ya ><

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang