Hai?

1K 185 21
                                    

Hey, are you okay? (okay)
You look pretty low
Very handsome awkward
Do you feel okay? (okay)
You look pretty low
Very handsome awkward

(Pretty Handsome Awkward, The Used)

--------------------------------------

Hanya seperkian detik pandanganku dan Seungcheol bertemu, dengan cepat dia segera menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyum senangnya karena melihatku sebelum kemudian berdiri dari duduknya."Kalian pulang bersama?"

Senyum tulus Seungcheol begitu menular sehingga tanpa bisa dicegah bibirku juga ikut melintangkan senyuman balasan. "Tadi kami tidak sengaja bertemu di koridor kampus."

Dan begitu saja. Perasaan khawatir yang aku rasakan tanpa alasan yang jelas tiba-tiba sirna begitu saja.

Hanya karena seulas senyum dari Choi Seungcheol yang terlihat begitu sumringah karena melihatku, sesuatu yang menyesakkan dadaku tiba-tiba menghilang.

Lebih baik sekarang aku segera naik ke kemar sebelum terlalu lama mengintervensi obrolan Seungcheol dan laki-laki yang saat ini duduk di sofa lobby dengan pandangan tertarik ke arah kami. Laki-laki yang kata Jihoon adalah Jang Doyoon, sahabat terbaik yang pernah dimiliki Seungcheol.

"Kebetulan Jeonghan," Seungcheol mengulurkan tangan kanannya, memberi isyarat padaku untuk mendekat ke tempatnya. "Kemarilah! Aku ingin mengenalkanmu dengan seseorang."

Tubuhku sedikit memaku.

Sial!

Sejujurnya aku benar-benar belum siap jika harus berhadapan dengan sosok yang menjadi alasan Seungcheol sempat memusuhiku tanpa rasa canggung yang akan kurasakan nantinya. Memulai sebuah perkenalan dengan orang baru memang biasanya membuatku sedikit gugup, walaupun begitu aku tidak pernah merasa masalah untuk melakukannya. Tetapi jika orang itu adalah Jang Doyoon, orang yang kugantikan posisinya dengan menempati kamar yang seharusnya dia tempati, lain lagi urusannya. Tidak hanya gugup, aku juga begitu cemas.

Bukan berarti aku tidak menyukai Jang Doyoon. Malah sebaliknya. Mengingat Jang Doyoong begitu berarti bagi Seungcheol, aku sangat mencemaskan pandangannya terhadapku. Aku takut bahwa Jang Doyoong nantinya akan tidak terlalu menyukaiku.

Hah!

Kalau tahu akan dihadapkan pada situasi yang sangat tidak mengenakkan ini, harusnya aku mengajak Jihoon menerima saja ajakan Mingyu untuk ikut dirinya dan Wonwoo makan es krim di salah satu café di dekat kampus selesai kelas tadi. Dan kemudian aku tidak harus datang di saat yang tidak tepat seperti ini.

Omong-omong kenapa tiba-tiba Jang Doyoon kembali ke negara ini?

Apa pengobatannya sudah selesai makanya dia memutuskan untuk kembali lebih cepat?

Aku mengerjap, merasakan sebuah sikutan yang sedikit keras pada lenganku, dan mendapati bahwa Jihoon lah yang melakukannya. Ketika aku menoleh untuk protes dengan apa yang dilakukannya, Jihoon hanya memberiku sebuah isyarat mata ke arah Seungcheol yang tengah menatapku dengan bingung, menungguku yang tidak juga merespons ucapannya. Tanpa sadar ternyata aku telah terdiam sedikit lebih lama karena larut dengan pikiranku sendiri.

"Jeonghan?" melihatku yang tidak juga melakukan apapun kecuali mematung di pintu masuk lobby asrama, Seungcheol kembali memanggil namaku dengan bingung. "Apa ada masalah?"

"Tidak," jawabku cepat sambil memberikan ringisan bersalah. "Maaf."

Kenapa juga aku harus memilih saat ini untuk melamun dan terlihat bodoh seperti ini?

Bunga Iris dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang