5. Terbongkarnya Rahasia

714 103 8
                                    

Waktu terus berlalu dan ini sudah empat hari setelah pertemuan Shin Hye dengan keluarga Jung. Shin Hye lagi-lagi harus menelan bulat kekecewaannya. Setelah pertemuan itu, ia tidak bisa menemui Yong Hwa sama sekali. Saat ia bertanya pada anak-anak lain, mereka akan menjawab jika Yong Hwa menghadiri kelasnya, atau mereka akan bilang jika Yong Hwa terlihat dikantin dan begitu juga dengan Min Hyuk, setiap hari laki-laki sipit itu selalu bersama Yong Hwa. Tapi, kenapa hanya Shin Hye yang tidak bisa menemui 'bocah lanjut' nya itu ? apa Yong Hwa marah padanya ? Hey, tentu saja dia akan marah, Shin Hye sangat tau pasti akan hal itu.

Shin Hye mengerang frustasi, rambutnya yang tadi pagi tergerai rapi sudah menjadi sangat berantakan disetiap ujungnya, bahkan make-up tipisnya mulai memudar. Hampir saja ia menangis seandainya suara berat itu tak ia kenali.

"Kamu mencari ku ?" dan saat itu juga, kepala Shin Hye menoleh kebelakang punggungnya disertai senyum yang cukup terlihat aneh. Wanita itu menahan tangisnya yang hampir pecah lagi tapi dia juga sangat senang laki-laki itu kini berdiri tepat dibelakangnya.

"Yong Hwa !!! Aku hampir putus asa karena mu" adu Shin Hye.

"Ada apa ?"

"Aku... maaf soal itu. Aku..."

"Kenapa harus minta maaf ? Kamu berkencan dengan hyung. Dan itu tidak masalah" Yong Hwa meruntuk dirinya sendiri. Seharusnya bukan itu yang dia ucapkan, seharusnya dia mengatakan kekecewaannya dan semestinya memang seperti itu. Tapi sekarang ? Yong Hwa membuat kesalahan.

"Yong Hwa ! kamu... Ini tidak yang seperti kamu duga. Aku..."

"Shin, aku tidak memerlukan alasan apapun. Kamu datang dengan hyung malam itu. Dan hyung mengenalkan kamu sebagai kekasihnya. Dan itu cukup jelas. Aku pergi, maaf tidak mengantar mu pulang. Kamu harus hati-hati" Yong Hwa menatap Shin Hye lekat. Ia mengelus puncak kepala Shin Hye penuh lembut.

"Tidak perlu menangis. Kamu jelek. Aku pergi" ucapnya lagi, sebelum ia pergi meninggalkan Shin Hye yang benar-benar sudah terisak. Shin Hye hanya terus menangis, ia memegang dadanya yang terasa sesak, sepertinya paru-parunya tak bekerja dengan benar. Mungkin seandainya saat hujan dimalam itu, dia juga mengatakan cinta pada Yong Hwa, semuanya pasti tidak akan serumit sekarang. Dia dan Yong Hwa pasti akan berbicara dengan nyaman satu sama lain dan semua masalah akan cepat diatasi. Tapi sekarang, Shin Hye bahkan berani bertaruh, Yong Hwa tidak ingin bicara dengannya atau bahkan mungkin lebih parahnya untuk melihat wajah Shin Hye pun pria itu enggan.

***

Yong Hwa mengendarai motor sportnya begitu cepat, ia tidak perduli dengan hujan musim panas yang turun lebat siang ini. Rasanya, ia lebih senang berteman dengan hujan dari pada siapa pun dimuka bumi ini. Entah dia harus marah pada siapa saat ini, dia sangat mencintai Shin Hye, dia bahkan tidak perduli jika sejuta kata cintanya tak dibalas sekalipun oleh gadis itu, sungguh ia tidak perduli. Tapi untuk sekarang, dia benar-benar harus mengerti, kakak yang selalu dibanggakannya kini telah berkencan dengan wanita yang ia cintai, bahkan orang tua mereka pun sangat senang saat Shin Hye datang sebagai kekasih Il Woo, bukan dirinya. Jadi, apa pantas dia menjadi egois ? mementingkan perasaannya dan melukai perasaan kakaknya ? dan tentu dia juga akan membuat orang tuanya terluka dengan mengira ia sebagai penghancur hubungan kakaknya. Tentu saja itu tidak mungkin bagi seorang Yong Hwa yang selalu memprioritaskan kebahagiaan keluarganya.

Yong Hwa menyeret kakinya yang terasa lemas menuju apartemennya. Dia memasukan kode rumah dengan perasaan kesal saat lagi-lagi dia mengetik angka yang salah. Dia benci saat dia menjadi seorang yang sengsara karena Shin Hye. Dia sangat membencinya. Beberapa menit kemudian dia akhirnya bisa memasukan digit nomor dengan benar dan betapa terkejutnya dia, saat matanya mendapati seseorang yang begitu ia kenal telah duduk tersenyum menyambut kedatangannya.

Sorry, Hyung !!! She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang