Part 4

598 34 0
                                    

"Oscaaaaaaarrr !!" teriak Lala sambil berlari keluar menghampiri Oscar yang sedang berjalan menuju mobilnya.

Oscar menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Lala yang sudah berdiri di sampingnya.

"Kenapa cengar cengir?" tanya Oscar melihat Lala memperlihatkan giginya sedari tadi.

"Hehe.... Nebeng donk"

Oscar mengangguk lalu melanjutkan jalannya diikuti Lala.

"Oscar !!" teriak Andi dari pintu masuk.

Oscar yang sudah berdiri dekat mobilnya dan Lala berada di samping kanan mobilnya menoleh ke arah Andi yang berdiri di depan pintu kantor sambil melambaikan tangannya.

"Kenapa?!" tanya Oscar dengan suara kencang karena jarak yang cukup jauh.

••••

Oscar, Lala dan Andi berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Mereka berhenti berlari ketika mendapati Ken, Bara dan beberapa pria berbaju hitam yang biasanya mengawal anak dari pimpinannya, Dimas. Anak yang duduk di bangku sekolah menengah pertama itu duduk di salah satu bangku panjang di koridor sambil menundukkan kepalanya.

"Gimana keadaan Mia?" tanya Oscar dengan nafas terengah-engah.

Sebelum Bara menjawab Mia keluar dari ruangan IGD dengan tangan kiri diperban. Semua orang di koridor menatap Mia yang tersenyum menyapa semuanya. Dimas lalu menghampiri Mia saat tau Mia keluar dari ruang pemeriksaan.

"Kak Mia, maaf. Gara-gara aku kak Mia jadi sakit"

Dimas terlihat merasa bersalah karena melihat keadaan Mia yang sekarang tangan kirinya diperban dan ada beberapa luka kecil di tangan dan kepalanya.

Mia mengelus kepala Dimas lembut "gak pp, bukan salam kamu"

"Ada apa sebenernya Mi?" tanya Lala penasaran.

"tadi...."

"Ini teror!" ucapan Mia terputus karena tiba-tiba Hugo datang bersama istrinya dengan wajah tegang bercampur kepanikan. Dimas yang melihat kedua orangtuanya datang menghampirinya lalu berlari untuk memeluk ibunya. Terlihat wajah lega ibunya melihat Dimas baik-baik saja dalam pelukannya, berulang kali ia mencium dan membelai puncak kepala anak bungsunya. 

Hugo juga menampakkan ekspresi kelegaan melihat Dimas terlihat nyaman dalam pelukan istrinya. Pak Hugo dan istrinya merasakan kepanikan dan buru-buru datang ke rumah sakit setelah mendapat informasi dari salah satu anak buahnya tentang Dimas yang hampir celaka karena ada pengendara sepeda motor yang hampir mencelakakan anak bungsunya saat ia akan menyebrang ke kedai eskrim di depan sekolahnya, tetapi gagal karena diselamatkan oleh Mia yang akhirnya menjadi korban tabrak lari tadi. 

"Mohon maaf pak, apa maksud anda dengan teror?" tanya Bara membuat Hugo tidak lagi menatap anak dan istrinya lalu menatap Bara. 

Hugo menatap tajam ke semua anak buahnya sebelum akhirnya menghembuskan nafas barat. 

  ••••  

Dan di sinilah sekarang Hugo beserta Bara dan juga ke lima anak buahnya di ruang meeting kantornya. 

Hugo berdiri di depan meja paling ujung, terlihat ketegangan meliputi atmosfer ruangan, semua tampak tegang melihat pimpinannya menampakkan ekspresi marah. 

TroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang