Seorang yeoja cantik berlari menghampiri kerumunan orang banyak di pinggir jalan kota seoul. Terlihat seorang anak kecil yg mengalami kecelakaan lalu lintas. Yeoja yg memakai baju t-shirt dan celana jeans dengan sigap menangani anak itu.
Yeoja itu mengeluarkan ponselnya dan mulai membuat panggilan.
Tidak lama kemudian terlihat ambulance datang menghampiri kerumunan itu. Turunlah beberapa petugas emergency yg akan menangani dan membawa pergi anak itu menuju rumah sakit."Eoh ... tolong bawa anak ini kerumah sakit, aku akan menanganinya!!!" pinta yeoja yg memakai t-shirt dan celana jeans tadi.
"Ne dok!!!" tutur salah satu pegawai emergency.Akhirnya mobil ambulance itu pergi meninggalkan kerumunan orang banyak menuju rumah sakit seoul. Sementara yeoja tadi menyusul dari belakang bersama mobilnya.
***
Keluarlah dokter cantik dari ruang emergency. Terpancar raut keceriaan di wajah dokter yeoja itu. Dengan tergesa-gesa sepasang suami istri menghampirinya.
"Bagaimana keadaan putra kami dok???" Tanya yeoja paruh baya dengan raut wajah cemas.
"Syukurlah putra anda tidak apa-apa. Cuma dia mengalami luka kecil di keningnya dan kami sudah mengobatinya."
"Gomapseumnida dok, sudah mau menolong anak kami."
"Ne, ini sudah kewajiban kami sebagai dokter." Ucap dokter yeoja itu dengan senyum.
"Kalau begitu saya permisi dulu."
"Ne, gomapseumnida." Bicara sepasang suami isteri itu sambil membungkukka kepalanya.Dokter yeoja itu tersenyum sambil berjalan menjauh dari sepasang suami istri itu.
Di ujung koridor terlihat seorang dokter namja dan beberapa suster yg mengikutinya dari belakang. Dokter namja itu memandang sinis kearah dokter yeoja yang berada di depannya.
"Wah .... Kerja yg bagus!!!" ledek dokter namja itu dengan senyum evil.
"Eoh .... Apa maksud mu dok???" Tanya dokter yeoja yg baru saja selesai menangani pasien kecilnya tadi.
"Cih .... Di jam kerja kamu berkeliaran di jalan dan tiba-tiba membawa anak kecil yg mengalami kecelakaan di jalan." "Apa maksudnya itu??? cari tambahan job eoh???""Mwo???" gumam yeoja itu heran dengan menatap dalam mata dokter namja.
"Cih...." Decis dokter namja itu sambil beranjak pergi.
"Eoh .... Dokter aneh, egois, tidak punya sopan santun dan seenaknya mengejek orang." Upat dokter yeoja itu sambil berjalan menuju ruangannya.***
Seorang namja tampan berjalan menghampiri yeoja yg asik dengan buku-buku di tangannya.
"Dr. Jiyeon." sapa namja itu sambil duduk di sebuah sofa di ruang Jiyeon.
"Ooh .... Sunbae." Tutur Jiyeon sambil menghampiri namja itu.
"Aku dengar dari suster, kalian bertengkar lagi." "Apa itu benar???" Tanya namja tampan yg berseragam putih.
"Ne, dia dulu yg mencari gara- gara." Cemberut Jiyeon dengan melipat tangannya ke depan.
"Aish kalian seperti anak-anak saja." Tutur namja itu dengan menyeringitkan keningnya.
"Sudahlah, aku tak ingin membahas namja egois, dingin dan tidak punya sopan santun itu." Bicara Jiyeon sambil berjalan keluar dari ruang kerjanya.Jiyeon pergi meninggalkan namja tampan itu di ruang kerjanya.
"Aishhh jinja!!!" namja itu mengelegkan kepalanya sambil mengikuti Jiyeon dari belakang.
***
Seperti hari-hari biasanya ruang emergency di padati oleh orang-orang yg mengalami kecelakaan dan penyakit-penyakit lainnya.
Seluruh dokter di rumah sakit itu sibuk dengan pasien-pasiennya.
Terlihat seorang dokter namja dan seorang dokter yeoja berjalan bersamaan dan beberapa suster yg mengikuti mereka dari belakang.
"Dr. Jiyeon tolong kamu tangani pasien tadi!!!" pinta dokter namja itu sambil membaca beberapa berkas di tangannya.
"Eoh Bukannya itu tangung jawab mu??? kenapa harus aku yg menanganinya???" Tanya Jiyeon dengan raut wajah kesal.
"Kamu bekerja dengan ku dan sekaligus mitra ku, jadi kamu harus menuruti perintah ku!!!" ucap dokter namja itu dengan sorot mata tajam.
"Kenapa kau selalu dingin terhadap ku??? perasaan selama ini aku tidak pernah menyinggung mu dan menyakiti mu!!! Dan masalah pekerjaan aku tidak pernah membuat masalah, tapi kenapa kau sangat sinis terhadap ku???" Tanya Jiyeon dengan menatap lekat wajah namja itu.
"Cih ...." Namja itu pergi meninggalkan jiyeon, sedikitpun dia tidak menanggapi pertanyaan Jiyeon.
"Aish Nappeunde!!!" upat Jiyeon.***
"Sulli-ah ikut aku!!!" pinta Jiyeon sambil memasuki ruangannya.
"Ne dok!!!" ucap Sulli sambil berjalan mengikuti Jiyeon dari belakang.
"Suli-ah tolong kamu cari data pasien yg bernama Lee Gikwang yg mengidap penyakit jantung, lalu bawa data itu pada ku!!!" pinta Jiyeon.
"Ne dok." Ohya apa dokter bertengkar lagi dengannya???
"Aish aku sudah tidak sangup menghadapi tingkah dokter gila itu yg semena-mena mengejek ku dan menjatuhkan ku." Tutur Jiyeon cemberut.
"Aigoo kalian berdua seperti pasangan tom dan jerry saja. Kalau menangani pasien kalian kompak, coba di luar kalian tak pernah akur." Tutur Sulli sambil menggelengkan kepalanya.
"Dia dulu yg mencari masalah Suli-ah!!!" ucap Jiyeon kesal.
"Aigoo kalian sama-sama keras kepala." Geleng Sulli.
"Sulli-ah kalau sudah menemukannya letakan di meja ku. Aku ingin menemui seseorang dulu nde!!!" tutur Jiyeon sambil berjalan meninggalkan Suli di ruangan itu.
"Ne dok."***
"Aigoo kenapa kalian selalu bertengkar??? cobalah kalian itu akur!!! kan enak di lihat." Tutur Kyuh.
"Mwo akur??? Eum, entah kenapa aku sangat benci pada-nya. Mungkin karena dia anak dari Dr. Park Yunho. Dokter yg membawa kabur tunangan ku."
"Minho-ah, kamu tidak boleh begitu!!! Jiyeon tidak tahu apa-apa masalah itu. Dan kamu selalu membuat dia terluka dengan perkataan mu yg selalu menyudutkannya."
"Eum aku masih sakit hati pada appa-nya!!!" "Setiap aku melihat dia, bayangan appa-nya selalu muncul di hadapan ku dan itu sangat menyiksa ku." bicara Minho.Tampa di sadari oleh Kyuh dan Minho, ternyata Jiyeon telah mendengar pembicaraan antara Kyuh dan Minho.
Mata Jiyeon membulat dan dengan langkah gontai Jiyeon berjalan menjauhi ruangan Kyuh.
"Appa!!! Jadi appa!!!" Hiks ..... Hiks ..... Hiks ....."Minho-ah, berhentilah membuat Jiyeon kesal. Kasihan dia!!!" bicara Kyuh.
"Entahlah Kyuh-ah !!! di satu sisi aku sangat membenci Jiyeon karena dia anak dari Dr . Park dan di sisi lain Jiyeon begitu pintar, dia selalu membantu pekerjaan ku walaupun aku sering mengatainya dia tetap mau membantu ku." Eum aku memang rekan kerja yg buruk yg selalu menghubung-hubungkan masalah pekerjaan dan pribadi. tutur Minho sambil menghadap ke luar jendela.***
Jiyeon berjalan memasuki ruang kerja Minho. Lalu Jiyeon meletakkan sebuah amplop di atas meja kerja Minho. Dengan langkah pasti Jiyeon keluar dari ruangan itu.
Tidak lama kemudian Minho memasuki ruang kerjanya. Dia melihat sebuah amplop di atas meja kerjanya. Minho mengambilnya dan mulai membuka amplop itu. Lalu Minho membaca isi amplop tersebut.
Minho terkejut dengan isi surat itu. Dia tidak menyangka kalau Jiyeon akan mengundurkan diri dari rumah sakit ini. Terlihat raut ke kecewaan di wajah Minho.
Dengan rasa kecewa Minho berjalan keluar dari ruangnya dan mencari keberadaan Jiyeon.