Annyeong, terima kasih untuk teman-teman yang menyempatkan untuk membaca cerita ini dan berpartisipasi dalam komentar. Author akan update secepat mungkin. Fighting.!^^
Happy Reading°°°°
"itu dia.!"
Tunjuk Hyukjae. Shindong dan Heechul melihat kearah telunjuknya. Ya itu Donghae sepertinya dia sedang merintih kesakitan. Buru-buru mereka menghampiri Donghae hampir limbung jika tidak dipegang Shindong.
"Yaakk gwaenchana??"
Shindong menepuk pipi Donghae agar tetap tersadar. Namun yang ia lihat justru wajahnya yang merintih.
"Ini pasti karna kau belum makan siang tadi dan sekarang magh mu kambuh dan kau mulai sesak.!" Omel Hyukjae.
"aish jangan marah-marah terus Hyuk bantu aku cari obatnya."
Hyukjae membantu Heechul mencari obat didalam tas Donghae. Semantara Shindong menemaninya.
"nan gwanchana hyuk. Aku tidak butuh obat."
"yaaa itulah kau.! Jelas-jelas kau sakit tapi masih saja berbohong.!"
Hyukjae terus mengomel pada Donghae. Ya Donghae memang susah diatur dan keras kepala. Wajar saja jika Hyukjae marah-marah.
.
.
.
Tersirat rasa lelah dari wajahnya Siwon mengambil sejenak waktu istirahatnya. Setelah beberapa jam harus menangani beberapa pasien akhirnya ia bisa istirahat juga. Yaa menjadi Dokter adalah pilihan terbaiknya darjpada menjadi pengusaha. Sepertinya pekerjaan itu lebih cocok pada Jungsoo hyung. Matanya melirik arah bingkai foto kecil yang terpajang disudut mejanya. Hanya foto mereka bertiga. Siwon, Donghae, dan Jungsoo dibawah bianglala berukuran besar dan petasan yang menghiasa malam itu. Foto itu diambil beberapa tahun lalu saat malam tahun baru eomma mereka yang mengambil moment itu."Hei Hae, aku senang melihatmu lebih baik."
Siwon mengusap tepat wajah Donghae. Wajah kurus nan pucat. Tiba-tiba ia merindukan anak itu. Sungguh tidak tega melihat foto Donghae dulu.
"Aku harus mengambil beberapa foto untuk menggantinya."Haruskah? Sepertinya sudah lama juga mereka tidak berlibur. Terakhir kali ya pada saat foto itu diambil.
"Wonni-ah akhirnya kau kembali juga. Bagaimana apa pasienmu sudah selesai?"
"haaahh ne aku lega sekarang karna semua pasienku sudah ku tangani."
"baguslah."
Zhomi merasa kasihan. Akhir-akhir ini banyak orang sakit. Bukan hanya siwon namun Zhoumi pun sama sibuknya. Tapi kesibukan Siwon bisa dibilang berlebihan. Itulah sebabnya ia jarang pulang ke rumah.
"Bagaimana keadaan Donghae?"
"Dia baik-baik saja. Jauh lebih baik dari sebelumnya."
"Syukurlah.."
Zhoumi adalah satu-satunya yang disebut sahabat. Mereka menjalin pertemanan dari Sekolah dasar hingga sekarang. Cita-cita keduanya pun sama menjadi seorang Dokter meskipun beda bidang. Mereka membantu satu sama lain untuk bisa meraih cita-cita mereka. Sampai pada saat sebuah musibah menimpa Siwon Zhoumi selalu ada untuknya. Pada saat Zhoumi menginjak semester pertama Junghae, appanya Siwon mengamai failed pada bisnisnya. Dan saat itu juga Junghae merasakan separuh nyawanya hilang hingga menjadikannya seperti orang tak bernyawa. Dokter bilang Junghae mengalami stres berat hingga membuatnya diam tak bicara. Semua keluarga pun membantunya untuk sembuh meskipun ia hanya diam saja tapi tetap mereka mengajaknya bicara seperti pada umumnya. Hingga waktupun terus berlalu tak terasa sudah 1 tahun mereka lewati hari tanpa sebuah tanggung jawab seorang suami kepada anak dan istrinya. Siwon merasa muak karna tidak ada sedikitpun hasil yang baik padahal mereka sudah menuruti perintah dokter agar appanya bisa sembuh. Dan yang membuatnya lebih muak adalah dikala Donghae terus mengajak bicara sang appa namun berujung sebuah tangisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Ambisious"
Fanfiction#Brothership#School#Friendly #Cho Kyuhyun#Lee Donghae#Other....