one

983 110 45
                                    

"Sudah kubilang, ini takkan berhasil," aku menendang tumpukan salju di hadapanku, kesal pada kenyataan bahwa kami terjebak di antah berantah. Pakaianku sudah basah dan aku bisa merasakan tubuhku mulai membeku. Salju bodoh dan terkutuklah pemanasan global, kau tidak akan bisa tahu bahwa pembawa acara ramalan cuaca benar-benar mengatakan yang sebenarnya dan dapat dipercaya atau tidak. Tidak terduga. Selalu seperti itu.

Olly membacakan keras-keras beberapa titik pemberhentian pom bensin yang kedengarannya asing sekali, lalu mengumpat ketika tersandung stik Hokiku yang sejak tadi kugunakan untuk menyingkirkan salju dari jalan. Aku bisa melihat rona merah menjalar ke lehernya dan menghilang di balik mantel tebal ketika dia bicara. "Eh, kau tahu tidak apakah kita sudah dekat dengan Iowa atau tidak? Atau beberapa mil menuju LA? Atau Manhattan?" alis Olly berkerut. "Sial, dude. Aku selalu tidak lulus pelajaran Geografi."

"Begitu juga aku, dasar bodoh."

Sejenak Olly kelihatan ingin muntah. Wajahnya nyaris sehijau mantelnya dan dia kembali membolak-balik peta. "Oke baik, kita tidak mungkin terlalu jauh. Becky bilang hanya lurus ke Utara dan sampailah kita. Kau pikir berapa jam kita telah berkendara sampai salju mulai turun?"

Aku mencoba menghitung, yang kelihatannya jadi hal paling sulit di tempat beku seperti ini. Barangkali otakku sudah beku dan sebentar lagi aku akan mengalami halusinasi. Salah satu gejala dari hiportemia, aku pasti sudah membaca itu di suatu tempat.

"Lima jam? Kau bilang jangan berhenti dan kecepatan penuh. Jadi kita pasti sudah jauh."

Olly menelan ludah keras-keras. "Oke, tenang. Lima jam. Tidak kedengaran buruk. Kita punya perbekalan untuk dua hari, iya kan? Dan beberapa kayu bakar, serta tenda untuk jaga-jaga, senter dan ... oh sial! Kita tidak punya Nutella!"

Aku menghela napas, mencoba mencari sinyal (yang entah mengapa juga mendadak menghilang dari ponselku) selagi mencoba mengabaikan serangan panik Olly. Dia bisa melakukannya selama lebih dari setengah jam dan yang kuperlukan adalah membiarkan itu terjadi sampai dia selesai atau jika tidak, seperti yang kukutip langsung dari Becky, "Akan terjadi sesi kepanikan lain yang lebih buruk. Seperti ketika kau mencoba menahan emosimu dan kemudian mereka akan meledak tiga kali lipat dari seharusnya, paham?"

Seharusnya kami menghabiskan Natal di Kabin Bersalju beberapa jam yang lalu. Terima kasih untuk Becky yang memutuskan pergi dengan pacarnya yang galak dan tidak ingin satu mobil dengan dua orang gay—atau satu gay dan satu bi. Terserahlah. Aku tidak peduli dengan label—dan membuat kami terpaksa berkeliling kota mencari mobil sewaan layak pakai di saat-saat terakhir. Aku tidak begitu terkejut melihat kami akhirnya terjebak di jalanan kosong di antah berantah, tanpa bensin dan sekop untuk menyingkirkan salju dari jalan. Barangkali kami akan membeku di sini, dan baru ditemukan seminggu kemudian ketika orang-orang mulai tidak peduli pada pohon Natal, makan malam hangat bersama keluarga, kado-kado raksasa, secangkir cokelat panas--

"--Seth! Kau dengar aku tidak?!" Olly memekik, kini wajahnya sudah semerah kepiting. Bagus. Sedikit lagi dan dia akan selesai. Setelah itu aku harus menawarinya air dan ... dan oh sial. Aku meninggalkan obat-obatannya di asrama.

"Olly," suaraku kedengaran khawatir. Aku berdeham dan mencoba lagi. "Besok saljunya pasti sudah mencair dan akan ada sinyal, ok? Jadi kita bisa menelepon si sialan Becky untuk menjemput. Kau bisa melakukan tarik napas tiga kali seperti yang Becky ajarkan?"

Olly mengerjap. Dia menarik napas dan keluarkan perlahan selama beberapa menit sebelum menendang lututku.

"Apa-apaan itu?" aku mengerang.

"Kau bicara seolah aku anak kecil. Kau pasti mengira aku akan kejang-kejang di atas salju atau bagaimana, benar kan?"

"Hei, bukan salahku. Terakhir kali kau terkena serangan panik kau membuatku nyaris tidak bisa bernapas. Ayolah, sobat. Tidak ada gunanya berada di luar dan tubuhku sudah membeku. Kita bisa bermalam di mobil. Besok pasti--"

(#1.5) What Happens At Christmas✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ