Halo yang kangen gueh mana AHAHA ampun. Woi gue dah gemeteran mo buka comment terakhir update 72 takut pada demo HAHAHA. Peace. Nih ekye update. Btw uas telah selesai, minggu kemarin akuuh live in jd belom sempet nulis hehehey😂▽▲▽▲
Sudah 3 bulan lamanya hubungan ini terjalin. Prilly yang selalu menemani Ali pulang sekolah, memeluk pinggang lelaki itu ketika menaiki motor merahnya, atau mengucapkan selamat malam ketika ia mau tidur. Walau terkadang hatinya gelisah ketika tak ada balasan sama sekali dari lelaki itu. Terkadang dunia memang tidak adil.
Prilly selalu ada, namun Ali tidak ada.
Prilly hanya bisa tersenyum pahit ketika Ali berjalan cuek melewatinya di koridor sekolah. Atau misalnya mengabaikannya ketika gadis itu mencoba tersenyum memberi semangat. Prilly hanya bisa diam.
Ali kejam. Jahat. Dan brengsek.
Tapi Prilly terlanjur mencintai lelaki itu. Lelaki yang dengan mudah menyatakan cinta di depan puluhan murid di kantin tiga bulan yang lalu.
Prilly merasa bahagia, ketika Ali mengantarnya pulang. Ketika kepalanya diusap, ketika mata tajam Ali menatapnya lalu berkata ia tidak apa - apa ketika gadis itu mengkhawatirkannya.
"Heh, melamun aja. Lo sering banget ya sekarang melamun?" Audio berkicau. Mulut bawelnya mengomeli Prilly dengan tatapan herannya. Sahabatnya itu akhir - akhir ini suka melamun dan tampak murung. Aneh! Punya pacar kok malah sedih - sedihan? Kok lebih bahagia Audi yang tidak punya pacar, yah?
"Hm, nggak Di. Aku nggak apa - apa kok. Cuman banyak masalah, sama mbak Fey." bohong Prilly.
Audi atau sahabatnya berbohong. Terlihat kok di matanya. Lagi pula, Mbak Feya alias kakak kandung Prilly itu baik pol. Jadi gak mungkin Prilly sedih karena mbaknya. Mustahil.
"Bohong lu ketara anjir. Jangan bohong deh, nyet. Ali ya? Pacar lo yang dingin kek esbatu itu?"
Prilly tersenyum kecut. Ali memang dingin dan kaku. Prilly terkadang bingung harus bagaimana dengan sifat kekasihnya. Apa benar Ali menganggapnya benar - benar gadisnya? Atau semata - mata hanya mainan lelaki itu?
▽▲▽▲
"Hai! Kamu abis main basket?"
Ali memasang wajah datarnya, setiap saat. Lelaki itu maju selangkah, menatap tajam dan intens gadisnya, Prilly Rawnie, perempuan yang sudah tiga bulan ini menjadi kekasihnya.
Kekasih? Pantas kah Ali menyebut gadis itu sebagai kekasih? Pasalnya, Ali sendiri tidak tahu rasanya jatuh cinta. Bahkan adanya Prilly masih terasa hampa untuk Ali.
"Ya." jawab Ali seadanya.
Prilly menunduk sedih. Begini lah hubungannya, bahagia namun penuh keretakaan dan kehancuran. Siapa bilang kata 'bahagia' itu benar - benar sepenuhnya bahagia?
Hanya ini yang bisa Prilly kenang, bertanya, dijawab, dan hanya tertunduk sedih dengan senyum kecutnya.
"Li, aku mau tanya sesuatu...."
Ali menatap Prilly, dibenaknya bertanya - tanya apa yang ingin gadis itu tanyakan padannya.
"Hm,"
BINABASA MO ANG
My(ex)Boyfriend
Fanfiction"Lo maunya apasih? Lo caper ya? Atau lo mau minta balikan sama gue?" "Gue? Caper sama lo? Gasalah? Lo kali yang mau balikan sama gue. Secara waktu kita putus lo nangis kejer banget." "ALI KAMPRETT!!" Klise mantan jadi musuh. Tapi ini beda, udah ma...