Jimin memelukku erat-erat hingga aku tidak bisa bernafas.
"Le-lepaskan ak- aku"
Jimin melepaskan pelukan nya, secepat mungkin aku langsung mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
"Kau ingin menbunuhku?"
"Hahah, aku terlalu senang,"
"maaf sayang" lanjutnya
Sekujur tubuhku rasanya seperti disambar oleh sesuatu, jimin baru saja memanggilku sayang?
"Jangan memanggilku seperti itu, aku geli"
Aku suka kau memanggilku seperti itu.
"Kau kekasihku sekarang, kau harus belajar terbiasa"
Aku tidak merespon apapun.
"Aku mau pulang" ucapku tiba-tiba
"Kenapa? Cepat sekali"
"Ini sudah jam sepuluh malam, aku harus cepat pulang"
"Baiklah, aku akan mengantarmu"
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri"
"Kau kekasihku sekarang, jadi aku harus mengantarkanmu pulang dan kau harus menuruti nya"
"Aturan macam apa itu, huh?"
Jimin hanya tersenyum simpul lalu menarikku masuk ke dalam mobilnya.
***
Aku merasa seperti seseorang sedang mengusap puncak kepalaku dangan lembut, aku membuka mataku perlahan-lahan dan mendapati sosok yang tak asing lagi bagiku tersenyum memandangku.
"Kau sudah bangun? Kita sudah sampai, cepat masuk rumah dan tidur di kamarmu. Kau terlihat sangat lelah, sayang"
"Huh? Aku ketiduran ya tadi?"
Jimin hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum manis.
Ugh, senyum itu selalu saja berhasil membuat jantungku tak karuan.
"gomawo Jimin-ah"
Aku keluar dari mobilnya, namun tangannya menarik lenganku.
ASDFGHJKL.
APA YANG BARU SAJA TERJADI??
Jimin mengecup dahi ku dengan lembut, sebelum akhirnya dia melepaskan genggaman nya.
"Sudah sana cepat tidur"
Dengan jantung yang tidak terkontrol dan pipiku yang mulai memerah, aku sesegera mungkin masuk ke dalam rumah.
Sesampai nya dikamar, aku nerebahkan tubuhku.
Aku masih belum percaya dengan apa yang terjadi barusan.
Mengingat hal itu, tak kusangka senyum tipis terbentuk di wajahku.
***
Keesokan harinya, Jimin berencana untuk menjemputku ke sekolah, itu kebiasaan barunya.
YOU ARE READING
different ways ;pjm
Fanfiction[COMPLETED] Entah Jihee bisa atau tidak melewati kenyataan pahit ini. Kenyataan yang selama ini tidak ia ketahui. Disaat semua begitu sempurna, kenyataan yang tidak terduga menghancurkan segalanya.