Extra Part

2.3K 124 11
                                    

Satu tahun kemudian...

Hari menjelang sore. Namun, langit sudah terlihat cukup gelap. Mendung. Tidak seperti perasaan Rania sekarang yang sedang cerah. Karena besok ia akan kembali pulang ke Indonesia, melepas rindu dengan orang-orang terdekatnya. Meski ada sedikit perasaan berat hati untuk meninggalkan Jerman dengan semua kenangan dan kemolekan kota-kotanya.

Rania sedang sibuk membereskan semua barang-barangnya. Namun, belum selesai ia melakukan packingnya, ada video call masuk melalui skype dari Keisha. Rania dengan begitu bersemangat segera mengangkatnya. Ada Viola dan Delia juga yang nampak di layar laptopnya.

15 menit pun berlalu dengan begitu cepat karena berbagai macam topik obrolan yang tak ada habisnya. Mulai dari omelan Viola tentang berbagai ulah yang dibuat oleh Joni. Hingga Rania yang bercerita tentang pengalamannya selama di Jerman, juga cerita tentang Vino dan dirinya.

"What? Lo udah jadian gitu, ceritanya?" Delia terkejut, tidak percaya mendengar apa-apa yang dikatakan Rania tentang Vino.

"Ih, lo kok ga pernah cerita sama kita sih, Ran!" Sahut Viola, merasa sedikit kesal.

"Selamat ya Ran. Gue ikut seneng dengernya." Timpal Keisha.

"Makasih ya Kei. Tapi sebenernya ini semua nggak kaya yang kalian pikir, guys," balas Rania dengan senyum yang masih merekah di wajahnya, melihat reaksi para sahabatnya.

"Ya terus? Nggak mungkin lo nolak dia kan?" Tanya Viola yang sungguh merasa penasaran.

"Nggak, gue nggak nolak dia. Tapi kita juga nggak pacaran. Tanpa status aja gitu, let it flow. Yang terpenting, gue suka dia, dia suka gue." Rania menjelaskan.

"Lo beruntung banget ya, Ran. Lo tuh ga perlu banyak usaha tapi Kak Vinonya udah peka," tambah Viola lagi. Rania hanya diam dan tersenyum mendengarnya.

"Lah, malah curhat!" balas Delia.

"Ish, apaan sih lo ikutan aja!" Viola tidak terima.

"Udah dong, guys. Inget, ini kita lagi melepas rindu sama Rania. Manfaatin waktunya," Keisha melerai.

"Gue tahu sebenernya lo mau ngomong manfaatin kuotanya, bukan waktunya," sahut Delia.

"Udah bagus gue rela ngorbanin kouta gue!" balas Keisha sengit.

"Iya udah, Ran. Jangan dengerin mereka. Anyway, mau namanya pacaran kek, HTS, TTM, atau apalah namanya, yang penting langgeng deh! Sampe anak-cucu-cicit!" Ucap Viola. Rania tertawa mendengarnya.

"Jangan lupa PJ, Ran. Ntar gue doain biar langgeng. Percaya deh kalo doa gue pasti manjur," tambah Delia.

"Amin." Rania tersenyum penuh harap.

"Oh iya, Ran. Maaf ya kita ga bisa ikut jemput lo besok," ucap Keisha dengan raut wajah merasa bersalah.

"Kenapa gitu?" Tanya Rania.

"Kita kebetulan sama-sama ada acara besok, sok busy gitu deh. Maaf ya," Viola berusaha menjelaskan.

"Iya Ran, maaf ya," tambah Delia.

"It's okay, no prob," balas Rania seraya menganggukkan kepalanya, tanda mengerti.

"Take care, Ran."

"Safe flight ya."

"Thanks, guys."

Video call dengan tiga sahabatnya pun berakhir, Rania lantas melanjutkan packingnya. Selesai packing, ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, setelah seharian ia melewati aktifitasnya di luar ruangan.

Crush on YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang