Tidak banyak yang berubah setelah tiga bulan pasca kejadian buruk yang menimpa Syila. keadaan Syila sudah sangat membaik. Dia sudah berhasil menghilangkan rasa takutnya pada sosok laki-laki. Meskipun masih harus dengan adanya Azka disampingnya. Dan itulah satu alasan dari Azka untuk rela mengambil cuti disemester ini. disaat semua teman angkatannya sedang menyibukkan diri dengan skripsinya.
"Kakak yakin mau ngambil cuti juga? aku udah gakpapa kok kak." kata Syila saat Azka mengutarakan niatnya untuk cuti.
"Aku yakin kok. yang terpenting sekarang itu keadaan kamu. Kamu prioritas utamaku." Kata Azka meyakinkan. Dasar pengantin baru.
Dhia' yang sempat terusir dari rumahpun kini sudah kembali lagi kerumah meskipun dengan setengah hati. Bukan karena dia tidak mau lagi tinggal bersama keluarganya namun nasib jomblonya lah yang membuatnya ogah-ogahan pulang."Gini nih yang bikin abang males dirumah. Serasa jones tau gak." Komentar Dhia' setiap pagi melihat bunda dan adiknya sedang mengambilkan sarapan untuk suami mereka. Sedang dirinya? Hmm
Pasangan pengantin baru, Rayyan dan Shahia sedang menikmati bulan madu mereka. Hmm bukan bulan madu juga sih sebenarnya, Rayyan mengajak Shahia ke Jerman untuk menyelesaikan urusan perkuliahannya."Kurang modal loe mas..." komentar Izard saat Rayyan dan Shahia akan berangkat
"Bukan kurang modal zard... tapi irit."
"Pelit kali mas yang ada." Kini giliran Zia yang berkomentar. Rayyan dan Shahia hanya mampu tertawa melihat tingkah kedua adiknya.
"Bilang aja ngiri deh kalian." Kata Rayyan.
"Ngaco... ngapain juga ngiri. Ya gak bang?" tanya Zia pada Izard.
"Iya... kurang kerjaan banget ngiri sama kalian. Udah deh buruan berangkat aja kalian."
"Loh dek? Kamu ngusir mbak?" tanya Sasa.
"Iya gak gitu juga mbak... tapi yaudahlah. Abang pulang aja deh. Kelamaan nungguin kalian. Putri butuh abang sekarang."
"Putri? Kenapa sama Putri bang?" tanya Zia pada Izard. Semua mata memandang Izard khawatir. Mereka semua sangat mengenal Putri. Mereka semua pun sangat menyayangi Putri.
"Putri lagi demam. Kemarin dia habis maen air kelamaan makanya demam. Udah kalian semua gak usah khawatir. Sama bik Tami udah dikasih penurun panas kok. habis ini baru mau abang bawa ke dokter."
"Bang... ikut." Kata Zia saat Izard hendak pulang.
"Yaudah ayo." Kata Izard pergi setelah pamit kepada semuanya. Izard dan Zia pun bergegas ke Pondok kasih.
Di pondok kasih, Putri sedang bersorak senang karena orang yang sangat ia tunggu datang membawa semangkuk bubur kesukaannya."Mbak Rina...!" Teriak gadis kecil berlari menghampiri wanita berhijab lebar didepannya.
"Sayang... jangan lari-lari ah. Nanti kalau Putri jatuh gimana?" tanya wanita yang dipanggil Rina itu pada Putri saat gadis kecil itu memeluk kakinya.
"Habisnya Putri kangen banget sama mbak Rina. Mbak Rina kemana aja sih udah gak pernah maen kesini lagi."
"Maaf ya sayang... mbak lagi sibuk banget kemarin. Mbak denger dari bibik tadi Putri habis demam ya kemarin. Sini coba mbak liat masih demam gak sekarang?" tanya Rina sambil menempelkan telapak tangannya pada kening Putri.
"Wah masih anget. Sekarang putri duduk. Mbak suapin bubur kesukaan Putri habis itu minum obat biar cepet sembuh. Mau sembuh kan Putri?" Putri mengangguk semangat.
Dengan senang hati Putri melahap suapan bubur Rina. Bahkan Rina sampai kewalahan menyuapi gadis kecil berusia 6 tahun itu karena dia sangat cepat melahapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Tahzan, Innallaha Ma'ana
SpiritualKata Orang, Ujian itu datang untuk menguatkan Meski terkadang membuat terpuruk La Tahzan Bangkit dan percayalah Allah bersamamu Masalah datang silih berganti Banyak air mata yang membasahi pipi La Tahzan hapus airmatamu dan terbentuklah Innallaha Ma...