Chapter I

19 1 0
                                    


Perjodohan, banyak insan di muka bumi ini yang bersatu karena perjodohan, banyak anak yang orangtuanya bersatu karena perjodohan, termasuk orangtua Maria. Walaupun terkesan kolot, tapi nyatanya di jaman sekarang praktik perjodohan masih banyak dilakukan, bahkan banyak jasa biro jodoh dan web yang menyediakan layanan perjodohan. Mungkin hal seperti ini menyenangkan bagi sebagian orang, tapi tidak dengan Maria.

Sayangnya hal berbau perjodohan tidak luput dari Maria. Orangtuanya menjodohkan dengan seorang pria yang tinggi, tampan, pintar, dan yang paling penting dia adalah penerus perusahaan properti ternama yakni Caulfield Group – tipe ideal para wanita.

Pria tersebut adalah Andrew, putra dari teman lama orangtua Maria. Maria sudah mengenalnya sejak berumur lima tahun. Sejak saat itu, Maria yang setahun lebih muda dari Andrew bersekolah di sekolah yang sama dengan Andrew sampai SMA. Setelah lulus SMA, Maria meneruskan pendidikannya di Amerika. Saat itu, Andrew juga sedang menempuh pendidikannya di Amerika, sehingga mereka cukup dekat. Andrew banyak membantu Maria selama di negeri Paman Sam itu. Orangtua Maria seperti "menitipkan" putrinya pada Andrew.

Dan kini, setelah lima tahun lulus dari perguruan tinggi, Maria bekerja di Caulfield Grup. Walaupun penerimaan Maria sarat dengan nepotisme, namun Maria tetap menjalaninya karena ibunya ingin Maria bekerja di sana. Maria tidak sampai hati untuk mengecewakan ibunya.

Terlihat jelas bagaimana Maria bisa berakhir dijodohkan dengan Andrew. Tidak mengherankan, orangtua mereka sudah kenal sejak lama dan keduanya sudah berteman sejak kecil. Namun itu kisah yang kebanyakan orang ketahui.

Perjodohan biasanya seperti tidak mementingkan perasaan keduanya. Terkadang ada yang pada akhirnya mencintai pasangannya, namun banyak juga yang tidak punya perasaan apapun. Tapi pernikahan tentu tidak melulu soal perasaan kan?

Dalam hal ini, tidak banyak yang tahu soal perasaan Maria dan Andrew.

***

Walaupun sudah malam dan besok harus ke kantor, Maria tidak dapat menahan perasaannya setelah mengetahui orangtuanya serius akan menjodohkannya dengan Andrew. Mereka bahkan telah menetapkan tanggal pertunangan mereka tanpa meminta persetujuan Maria.

Wacana perjodohan dengan Andrew bukanlah hal baru, Maria sudah menangkap sinyal tersebut sejak lama. Orangtua keduanya sepertinya berusaha menjodohkan mereka secara halus, namun tetap saja kelihatan banget bagi Maria. Sampai saat ini Maria belum sampai hati untuk menolak perjodohan ini ataupun mencueki Andrew karena masih sekedar wacana, tapi sepertinya ini semakin serius.

Maria duduk meringkuk di ranjang queen-sized-nya dengan earphone di kedua telinganya. Ia sedang menelepon Tiffanny, sahabat sejatinya sejak SMA. Maria menceritakan hal yang tidak begitu membuatnya terkejut tapi mengesalkan itu pada Tiff.

''Oh, come on, cewek 27 tahun belum punya pacar, wajar aja kalau ortu jodohin kamu kan?. Lagian, dengan perjodohan kamu bisa dapat jodoh yang lebih baik.'' Seru Tiff dari seberang sana.

Ahh, kenapa Tiff bicara seakan-akan dia tidak kenal Andrew Caulfield!, erang Maria dalam hatinya.

''Tiff, please. Kamu tahu siapa Andrew dan hubunganku dengannya, dengan keluarganya, dan dengan --''

''Calon adik iparmu?'' Potong Tiff cepat.

Maria tercengang mendengarnya. Speechless. Ia terdiam dan kemudian mendesah.

''Bukan maksudku aku masih menyimpan rasa pada Matthew ya, tapi hanya saja--''

Tiff memotong kalimat Maria lagi, ''Tidak ingin status mantan pacar jadi adik ipar?''

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sunshine in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang