Naomi menatap sekali lagi, bayangan dirinya di cermin. Ia siap untuk pergi dengan Gideon. Semalam Gideon mengajaknya pergi, dan Naomi langsung menerimana meskipun ia tidak tau akan pergi kemana.
Naomi mengunci rumahnya, lalu segera menghampiri Gideon yang sudah menunggunya didalam mobil.
"Maaf lama" kata Naomi sambil memasang seatbelt.
"Engga lama kok" Gideon tersenyum menatap Naomi sekilas, lalu menjalankan mobilnya.
"Kita mau kemana?" Tanya Naomi sambil menatap Gideon yang fokus ke jalanan.
"Main ke mall?" Gideon malah balik bertanya. Naomi mendengus.
"Ditanya malah nanya balik, biar apasih gi?" Naomi memutar matanya. Gideon terkekeh, menurutnya Naomi sangat lucu jika sedang kesal.
"Iyaaaa, kita mau ke mall. Sekalian gue pengen beli sepatu" kata Gideon sesekali melirik Naomi.
"Sip"
...
Tempat pertama yang dikunjungi Naomi dan Gideon adalah toko sepatu.
Gideon mencoba beberapa sepatu, dan Naomi sedikit terhibur karena tingkah Gideon yang konyol. Ia hanya mencoba sepatu, tapi bertingkah layaknya sedang memeragakan busana.
"Gimana gimana?" Tanya Gideon sambil berpose seperti model.
"Apasih gi! Bikin malu ah. Tau gini gue mending beli eskrim, daripada dikira bawa pasien rumah sakit jiwa" kata Naomi kesal, tapi ia tidak bisa juga menahan senyuman saat melihat Gideon makin membuat pose yang berlebihan.
Ia memejamkan mata dan memajukan bibirnya, sementara jarinya ia satukan menjadi bentuk love.
"Udah kayak kendall jenner belum nom?"
Naomi tertawa geli, tidak pernah terbayangkan ia bisa tertawa selepas ini dengan Gideon.
"Gi sumpah ya lo! Udah ah ayo, diliatin sama mba mbanya tau" kata Naomi berbisik pelan sambil sedikit tertawa.
Gideon melihat sekeliling, dan benar saja para pegawai wanita di toko sepatu itu melihat kearah mereka berdua. Naomi semakin tertawa geli, melihat ekspresi pegawai disana.
Berbeda dengan Gideon, ia langsung membuat ekspresi datar dan melepas sepatu yang tadi ia coba. Pandangannya tak lepas dari pegawai itu, sementara si pegawai jadi salah tingkah karena Gideon mendekati mereka.
"Saya mau yang 41 ya mba. Tolong" kata Gideon dengan suara yang dibuat berat seperti mendiang penyanyi favorit Naomi, Elvis Presley.
Naomi masih terkekeh melihat pegawai itu, ia mengangguk dan mencari nomor sepatu yang diminta Gideon dengan terburu-buru.
"Kira-kira mba itu kenapa ya gi?" Kata Naomi sambil menahan tawanya.
"Gatau gue.. eh kok lo jadi ketawa mulu sih?" Kata Gideon sambil mengacak rambut Naomi. Tawa Naomi berubah jadi dengus kesal karena Gideon mengacak rambutnya.
"Ih lo mau apa gue dibilang orang aneh?" Kata Naomi sambil menata kembali rambutnya.
"Kan anehnya gak sendiri. Aku rela kok jadi aneh demi kamu" kata Gideon sambil mengedipkan matanya.
"Lo kan emang udah aneh" kata Naomi sambil menepuk bahu Gideon keras, lalu berjalan cepat meninggalkan Gideon sambil tertawa.
Gideon meraba dada kirinya, ia tersenyum. Jantungnya berdegup cepat, ia senang melihat Naomi senang.
"Masnya kenapa?" Tanya pegawai tadi dengan wajah bingung.
Gideon langsung tersadar dan merubah raut wajahnya. Dia melihat Naomi didekat kasir menertawai Gideon. Gideon mengambil sepatu yang ada ditangan pegawai tadi, dan berjalan menyusul Naomi.
"Mas"
Gideon berhenti melangkah, ia memutar badannya.
"Apalagi mba?? Itu calon saya udah nungguin" kata Gideon pelan agar tidak terdengar oleh Naomi.
"Minta foto boleh?" Tanya pegawai tadi, tersenyum genit. Gideon menghela nafas pelan, ia mengangguk.
...
"Ternyata mbak tadi apeng sama lo hahaha pantes aja ngeliat lo langsung gemeter" Naomi masih asik menertawai kejadian tadi.
Mereka saat ini berada di kedai eskrim tak jauh dari toko tadi. Gideon menatap Naomi yang masih asik tertawa, sambil sesekali memakan eskrimnya.
Manis, itu kata yang muncul diotak Gideon saat melihat Naomi tertawa. Ia menyendok eskrim miliknya, lalu tersenyum, rasanya manis.
"Udah ah jangan ketawa mulu. Eskrimnya udah manis nih" kata Gideon. Naomi berhenti tertawa menatap Gideon heran.
"Apa hubungannya coba?"
"Eskrim udah manis, lo ketawa juga manis. Nanti kalo gue diabetes gimana?" kata Gideon memasang ekspresi polos.
Naomi memutar mata, tapi mau tak mau ia juga tertawa, karena kata kata Gideon benar benar menggelikan menurutnya.
"Hahaha norak banget si lo gi, basi! Hahaha" kata Naomi masih terus menertawai Gideon.
Naomi memang seperti itu, jika ia sudah tertawa butuh beberapa saat supaya dia bisa normal lagi. Itu pun juga tidak sepenuhnya normal, karena pasti Naomi masih sedikit terkekeh atau tersenyum mengingat kejadian yang menurutnya lucu.
"Aduh kan ah gue diabetes beneran ini mah" kata Gideon sambil memegang dadanya yang berdegup cepat. Naomi makin tertawa melihat tingkah Gideon.
"Diabetes kok megangnya dada hahahaha" Naomi melempari Gideon dengan tisu, Gideon hanya tertawa tanpa menghindar.
Karena Gideon tidak ingin melewatkan sedetikpun, saat Naomi tertawa padanya. Tertawa karena dirinya, bukan karena orang lain.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
NAOMIKHA
Teen FictionPercayalah semua yang terjadi sudah diperhitungkan oleh si Pencipta takdir. Naomi diberikan sebuah jawaban atas pertanyaan yang terus berputar diotaknya, kemana sebenarnya takdir akan membawanya. Inilah takdir yang harus Naomi jalani, dan bertemu M...