07 - "Masa lalu"

2.6K 228 61
                                    

Sepanjang perjalanan. Tak ada satupun yang bicara. Terlebih Graciella sekarang dibonceng oleh orang yang tadinya sangat tidak ia sukai. Gavin masih mending mau mengantarkannya pulang. Sampai pada akhirnya Gavin yang membuka pembicaraan.

"Yang tadi itu siapa?" tanya Gavin.

"Kembaran gue." Graciella menjawab dengan enteng.

Gavin gak percaya. "Kok gak sama?"

"Ya karena kembarnya gak identik. Sama kaya lo banyak orang gak percaya kalo gue itu kembar sama Gwen. Soalnya jauh beda banget mukanya. Jelas cantikan gue kan?"

"Enggak juga."

Graciella gondok sendiri. Akhirnya ia diam saja tak ingin banyak bicara jika bukan Gavin yang memulai. "Lo yakin lo cantik?" tanya Gavin kemudian.

Graciella mengangguk yakin. "Iya lah. Gue cantik kan?"tanya Graciella sambil tersenyum yakin.

"Lo bangga?"

Graciella mengerutkan keningnya heran. "Lo kenapa sih? Lo naksir sama gue?"

"Nggak usah pamer dan ngerasa kalo lo cantik. Kecantikan itu cuma sesaat. Dan bakal menghilang seiring dengan bertambahnya usia," jelas Gavin membuat Graciella jadi sebal. Tapi memang perkataan Gavin itu ada benernya juga.

'Iya juga sih. Tapi gue juga gak bakal kaya gini kalo bukan karena Gwen.'

Dan tak lama Gavin sampai depan komplek rumah Graciella. Gavin menghentikan motornya. Memberi instruksi supaya Graciella segera turun dari motornya.

"Kok berhenti sih?"

"Ya lo turun. Udah nyampe."

"Udah nyampe mata lo rabun. Ini masih depan komplek, rumah gue tuh masuk lagi ke dalem," bantah Graciella dengan tangan yang menunjukkan arah rumahnya.

Gavin terlebih dahulu turun dari motornya. Setelah itu ia menarik Graciella agar segera turun dari motornya. "Apa sih gue gak mau turun!"

"Lo tuh gak tau diri banget sih. Udah untung gue nganterin lo sampe sini," balas Gavin. "Lo turun gak? Turun!"

"Lo yakin nurunin gue disini? Terus gue jalan gitu ke rumah? Entar betis gue segede talas bogor gimana urusannya?" Graciella masih berupaya mengubah keputusan Gavin. Tapi Gavin tetap bersih keras menyuruh Graciella untuk turun.
"Turun!"

Graciella melirik Gavin dengan sinis. Setelah itu, ia dengan hati yang kesal turun dari motor ninja hitam milik Gavin. Gavin naik kembali ke motornya, kemudian menyalakan motornya kembali. Baru saja Graciella ingin mengucapkan terimakasih padanya, Gavin malah lebih dulu melajukan motornya dengan cepat.

"Maka--" Graciella menghembuskan nafasnya sabar. "Sih."

"Ck, cowok gila!"

***

Setelah mengantarkan Graciella pulang. Gavin gak kemana-mana lagi, melainkan ia juga pulang ke rumahnya. Padahal jam masih menunjukkan pukul 15.30.

Begitu sampai di rumah, pandangannya teralihkan ketika melihat ada mobil warna putih. Jika dibilang itu milik Mamahnya rasanya bukan. Baru minggu kemarin Mamahnya mengganti mobil. Ia merasa mengenali plat nomor itu. "Jangan bilang kalo itu elo!"

Dengan cepat ia melepas helmnya, menaruhnya diatas motor dan segera masuk. Di ruang depan, ia hanya melihat Anna, Mamahnya. Sedang berkemas akan pergi lagi ke kantor. Pekerjaannya sangat banyak sehingga sulit sekali untuk melihatnya bisa ada dirumah. Begitu juga dengan Papahnya yang sekarang sedang mengurus pekerjaan di luar negeri.

My Music Partner [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang