63

1.3K 146 21
                                    

Masih di hari yang sama kek di chap 62

Yuta dan Wendy mutusin buat ke PI aja, katanya sih mau nonton. Tapi selama di perjalanan, Wendy lebih banyak diem dan sering melamun. Yuta tahu itu, makanya sebelom beli tiket, Yuta nanya ke Wendy.

"Wen, lo kenapa? Sakit?" tanya Yuta, wajahnya terlihat khawatir.

Wendy yang daritadi ngelamun, tersadar. Dia gelengin kepalanya beberapa kali. "Engga kok, Yut. Udah, pesen aja tiketnya. Keburu telat entar kita nonton," jawab Wendy sambil senyum.

'Denger kata 'kita' entah kenapa jadi adem ayem😌'
'Tapi keknya doi lagi ada masalah.'

"Gajadi aja deh nontonnya."

"Lha kenapa? Gue gak sakit kok, Yut. Udah yuk, beli sekarang aja tiketnya," jawab Wendy cepet. Ga enakkan sama Yuta.

"Tapi lo ngelamun terus daritadi. Gue tau kok. Lo pasti lagi ada masalah, 'kan? Lo bisa cerita ke gue. Ga usah sungkan gitu." Yuta tersenyum.

Wendy diam sebentar. Niatnya mau bikin Yuta seneng dan gak bosen, jadi hancur karena tingkahnya yang lebih banyak diem. Dia mau cerita ke Yuta, cuman rasanya itu masalah pribadi. Dan Wendy ga mau masalahnya itu didengar oleh Yuta. Bukannya dia enggak percaya ama Yuta, cuman dia ngerasa Yuta itu orang yang ga berhak tahu masalahnya ini. Lagipula ini masalah sepele, 'kan? Bisa aja Sehunnya emang lagi sibuk banget ama urusan kuliah.

"Wen..." interupsi Yuta yang sedari tadi diacuhin oleh Wendy.

"Ha?"

"Kalo lo ga mau cerita gapapa. Mungkin itu emang privasi lo, dan lagian gue 'kan bukan siapa-siapa lo selain adkel plus temen lo doang. Bukan temen deket lagi,"

'Kok rasanya sakit ya pas ngomong gini?' -Yuta.

"Gue ngerti kok. Tapi kalo lo merasa kalo lo udah gabisa mikul beban itu lagi, lo bisa cerita dengan gue. Gue bersedia menjadi pendengar setiap masalah lo kok. Kita 'kan...

Temen."

'Anjirrr sakit bener dah. Sumpah." -Yuta.

Wendy tersenyum mendengar ucapan Yuta. "Makasih, ya, Yut. Bukannya gue ga percaya ama lo nih, ya. Menurut gue, emang ini tuh masalah pribadi, bahkan gue ga nyeritain masalah ini ke temen-temen deket gue."

'Untung dia ngerti:)' -Wendy.

"Yaudah. Mending sekarang kita ga usah nonton aja, gimana?"

"Ha? Gpp, Yut. Nonton aja. Lo pan lagi ngebet bener pengen nonton film Passengers."

"Ga lah. Ga usah. Lagian 'kan lo lagi ada masalah. Ya kalik gue asik-asikkan nonton, terus lo nya melamun doang," jawab Yuta sambil terkekeh.

"Gimana kita ke tempat main aja. Ya siapa tau lo nya sabi ngelupain masalah lo bentar," saran Yuta.

"Ya... udah deh. Tapi maafin gue ya. Gara-gara gue lo gajadi nonton film itu."

"Dih, iya, Wen. Gapapa. Gue ga marah kok. Jan merasa bersalah gitu lah."

Mereka pun melangkahkan kakinya menuju eskalator buat ke lantai 3, tempat tujuan mereka.

"Ya tetep aja, Yut. Gue ga enak ama lo."

"Udahlah jan dipikirin. Ntar cantiknya luntur."

'Eh?'
'Keceplosan, jing'

"Eh?"

"Ahahahaha gapapa, Wen. Emang lo nya cantik, 'kan? Apa lagi pas senyum."

'Apalagi itu gue yang buat elo senyum'

Kakak Kantin - SeKaiYeolWhere stories live. Discover now