Cerita Mini

27 1 0
                                    

Aku diam bukan berarti tak mampu. Memandangmu dari bayangan jauh itu cukup untukku menghaturkan pengaguman yang indah dalam kelopak mimpi nan syahdu. Cerita yang belum tentu usai ujungnya itu menyimpan sejuta rahasia Tuhan Yang Esa. Bagaimana bisa aku menolak dengan satu tepukan bahu. Bahkan jika saja ruh ku merasa iba, akan ku serahkan segalanya pada Tuhan. Dari penjara hati ke penjara hati yang lain kutemukan buih indah nan lembut dalam genggaman yang tak kan pernah hancur berabu. Meski remuk meradang dan luka yang hampir tak pernah mengering. Dan hebatnya ketegaran dan keikhlasan yang seharusnya menjadi buah ketenangan bagiku sudah menjelma bagai akar dari pohon yang rindang. Terbawa sepoi angin dengan keriangan cinta yang tak kunjung datang.

​Aku duduk di sini sambil melamun. Entah apa yang aku lamunkan, yang pasti aku sendiri. Dan kesendirian ini mebawaku pada angan – angan yang mengudara pada luasnya cakrawala. Sesekali aku tertunduk dan dengan diam – diam kupanjatkan pengharapan indah pada-Nya. Maukah Dia menjawab? Atau hanya sekedar mendengar? Aku yakin balasan terindah hanya untuk pengharapan yang indah pula. Aku pernah jatuh, dan itu sakit sekali. Jika suatu hari nanti aku jatuh kembali, tak bergeming sedikitpun untuk selalu kupanjatkan do'a. Apalagi, keindahan do'a seraya menyapaku dalam setiap detak nadi. Selalu dalam kedamaian inderawi dan khazanah hati yang membawaku dalam dunia surgawi. Di sini aku bercerita tentang kesendirian, dalam ketenangan tanpa kebisingan, dalam kerinduan tanpa keacuhan, dalam keindahan tanpa keburukan, dalam kebahagiaan tanpa kesedihan, dalam setiap perkataan yang baik tanpa ada satupun sumpah serapah. Aku bahagia, namun aku ingin membagi kebahagiaan dengan orang lain pula, dan aku menunggu itu. Sekali lagi dan seterusnya do'aku menyeruak kalbu.

​Masihkah cinta enggan menyapa pada makhluk yang kurang sudi membuka hatinya? Laiknya cahaya, yang tak kan masuk jika jendela kamarnya tak dibuka. Tak kekurangan pula pada janji Tuhan yang menyebut wanita baik untuk laki- laki yang baik. Memohon kepada – Nya segala kebaikan yang disegerakan maupun yang diakhirkan, yang aku ketahui maupun tidak ku ketahui. Kemudian aku berlindung dari segala keburukan yang disegerakan maupun yang diakhirkan, baik yang aku ketahui maupun yang tidak ku ketahui.

​Dari kesekian kali pula dalam kesendirian aku berbisik. Memohon dari segala ketetapan takdir yang ditetapkan oleh-Nya untuk hamba sebagai kebaikan. Maha pengasih dan Maha penyayang, indah kusebutkan asma yang tiada tanding kekuatan-Nya. Aku merindu. Kekasih halal dalam setiap alunan pengharapan. Dalam keindahan dunia surgawi yang disegerakan dan diakhirkan. Barangkali disanjung doa pula dari altar yang lain yang saling bersahut. Menyemangati siang dan malam, bintang dan bulan, langit dan bumi, dunia dan akhirat. Aku, engkau, dan DIA.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Perempuan di Balik DoaWhere stories live. Discover now